[10] BAB X. MANAJEMEN PEMASARAN INTERNASIONAL

  • 1. Dasman April 2010
  • Materi Pokok Bahasan :
    1. Aspek-Aspek  Pemasaran Internasional
    2. Teori, Kebijakan dan Hambatan Perdagangan Internasional  Serta Pembangunan Ekonomi.
    3. Lingkungan Ekonomi Internasional
    4. Lingkungan Kultural Internasional
    5. Lingkungan Politis Internasional
    6. Strategi Pemasaran Global
  •  BAB X. MANAJEMEN PEMASARAN INTERNASIONAL

10.1. ASPEK-ASPEK PEMASARAN INTERNASIONAL

  • Pemasaran internasional menarik karena mengkombinasi sains dan seni bisnis dengan banyak disiplin ilmu lainya. Ilmu ekonomi, antropologi, kajian-kahian cultural, sejarah, bahasa, jurisprudensi, statistic, demografi, dan banyak bidang ilmu lainnya berpadu dalam rangka membantu manajemen mengeksplorasi pasar global.
  • A. Pemasaran internasional penting 
  • Pemasaran internasional penting karena dunia kian mengglobal. Pemasaran internasional berlangsung diseluruh dunia setiap hari, mempunyai dampak besar atas kehidupan manusia dankrusial untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan. Pemasaran internasional diperlukan karena, dari sudut pandang nasional, keterkungkungan enomi berangsur-angsur menjadi mustahil. Kegagalan untuk berpartisipasi di pasar global memastikan kemerosotan pengaruh ekonomi sebuah Negara dan degradasi standar kehidupa masyarakatnya.
  • Pemasaran internasional (international marketing) paling baik dijelaskan dengan terlebih dahulu meninjau secara ringkas pemasaran dalam konteks domestic. Pemasaran (marketing) adalah proses manajerial dan social di mana individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-produk yang bernilai dengan orang dan / atau kelompok lain. Pemasaran terdiri atas kumpulan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk berhubungan secara menguntungkan dengan pasarnya. Sukses akhir perusahan terutama tergantung pada seberapa baik perusahaan tersebut berkiprah di pasar.
  • Hal ini membutuhkan beberapa pengetahuan pemasaran yaitu :
    1. Mempelajari calon pelanggannya. Siapakah mereka? Dimanakah mereka ? Faktor-faktor apakah yang mempunyai pengaruh penting dalam pembelian mereka terhadap produk-produk perusahaan ?
    2. Membuat produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
    3. Menentukan harga dan syarat produk yang masuk akal bagi para pembeli seraya menangguk keuntungan yang wajar.
    4. Mendistribusikan produknya sehinggaproduk tersebut gampang tersedia bagi pembeli
    5. Menginformasikan kepada pasar tentang produknya; perusahaan bolah saja menggunakan persuasif untuk memikat pembeli.
  • B. Dimensi Internasional Pemasaran 
  • Pemasaran internasional  (international marketing) adalah pelaksanaan aktivitas-aktivitas bisnis yang mengarahkan arus barang dan jasa kepada konsumen atau pemakai pada lebih dari satu Negara demi suatu keuntungan.
  • C. Istilah pemasaran internasional juga dipakai dalam pengertian yang sangat umum untuk mengacu kepada segala jenis keterlibatan di luar pasar domestic perusahaan. Salah satu cara untuk memahami konsep pemasaran internasional adalah dengan mencermati bagaimana pemasaran internasional berbeda dari konsep pemasaran domestic, pemasaran luar negeri, pemasaran komparatif, perdagangan internasional, danpemasaran multinasional.
  • D. Pemasaran domestic (domestic marketing) merujuk kepada praktik-praktik pemasaran pada sebuah egara asal pemasar. Satu-satunya perbedaan antara pemasaran domestic dan pemasaran internasional adalah bahwa aktivitas-aktivitas pemasarannya berlangsung di lebih dari satu Negara. Pe rbedaan yang tampaknya kecil ini menyebabkan kompleksitas dan diversitas yang dijumpai dalam operasi pemasaran internasional.
    Konsep, proses dan prinsip pemasaran berlaku secara universal, dan tugas pemasaran tetaplah sama, baik dia memutar  roda bisnis di Indonesia, Amerika, Sinagpura, atau Negara-negara asing lainnya.

    1. Pemasaran internasional hendaknya dibedakan dengan perdagangan internasional.
      Perdagangan internasional (international trade) mengacu kepada arus barang dan modal yang melewati batas-batas nasional.
    2. Fokus analisisnya adalah pada kondisi komersial dan moneter yang mempengaruhi neraca pembayaran dan transfer sumber daya. Ancangan ilmu ekonomi ini memberikan suatu wawasan pasar makro pada tataran nasional, tanpa memberikan perhatian khusus pada intervensi pemasaran perusahaan. Penelitian pemasaran internasional, di lain pihak, lebih erat berhubungan dengan tataran pasar mikro dan menggunakan perusahaan sebagai satu unit analisisnya. Fokusnya adalah pada bagaimana dan mengapa sebuah produk berhasil atau terpuruk di luar negeri dan bagaiaman upaya pemasaran mempengaruhi hasil.
    3. Beberapa otoritas pemasaran membedakan pemasaran internasional dari pemasaran multinasional (multinational marketing) karena pemasaran internasional dalam arti harfiahnya menandakan pemasaran di antara negara-negara (inter berarti “antara”). Dengan demikian, kata internasional menyiratkan bahwa sebuah perusahaan adalah warga negara korporat dunia, tetapi lebih pada beroperasi dari sebuah negara asal. Bagi otoritas tersebut, pemasaran multinasional (atau global ataupun dunia) merupakah istilah yang lebih disukai karena tidak ada yang asing maupun domestik apabila telah menyangkut pasar dunia dan peluang-peluang global.
      • gb 01
  • E. APLIKASI PEMASARAN 
  • Satu pertanyaan menarik yang sering mengemuka adalah perihal apakah pemasaran dibutuhkan juga di negara-negara sosialis/komunis dan negara-negara berkembang.
    Yang tersirat dalam pertanyaan ini adalah bahwa kebutuhan pokok konsumen di negara-negara tersebut diketahui, ettapi tidak terpenuhi; sehingga stimulasi permintaan (yang biasanya merupakan tugas pokok pemasan tidaklah perlu  Wawasan seperti itu merupakan interprestasi yang sangat sempit dari proses pemasaran dan tidak memaparkan gambaran secara lengkap.
  • Negara-negara komunis seperti Cina dan Hongaria mengizinkan beberapa jenis usaha swasta dan langkah bisnis independen. Rusia telah pula bergerak ke arah yang sama.
    Tujuan pemasaran biasanya adalah memaksimalkan laba dan tidaklah harus berupa penjualan atau permintaan. Oleh sebab itu, pemasaran dapat digunakan dalam rangka mengekang permintaan seraya mempertahankan tingkat laba yang sama pada saat startegiseperti itu dikehendaki.
  • Pemasaran dapat meredakan permasalahan suplai dengan memanipulasi komponen-komponen bauran pemasaran. Bauran pemasaran bisa disesuaikan (misalnya, sedikit periklanan, distribusi yang lebih selektif, harga yang lebih mahal) sehingga menyebabkan permintaan  merosot sampai pada taraf yang sesuai dengan suplai yang ada. Akhirnya proses pemasaran merangsang inovasi yang lebih efisien dan efektif. Konsekuensinya, pemasaran merupakan aktivitas yang sangat diperlukan, bahkan di dalam perekonomian yang berbeda dengan perekonomian di negara maju seperti di Amerika dan Jepang.
  • F. KOMPETENSI PEMASARAN INTERNASIONAL 
    • Kompleksitas pemasaran internasional sebagian besar diakibatkan oleh dua faktor:
      1. Kompetisi global
      2. Lingkungan global
    • Manajemen pemasaran internasional (international marketing management) bertanggung jawab atas pembuatan, penerapan, pemeliharaan, dan pengendalian segala aktivitas yang dibutuhkan perusahaan untuk
      1. Melewati batas-batas nasional,
      2. Mendukung aktivitas-aktivitas pemasaran asing
      3. Mengevaluasi kinerja pemasatan asing
    • Manajemen pemasaran berhadapan dengan TIGA KEPUTUSAN DASAR, diantaranya sebagai berikut :
      1. Apakah perusahaan bakal turut serta dalam aktivitas-aktivtas pemasaran internasional.
      2. Seandainya perusahaan memutuskan ingin menggelar lapangan usaha di kancah internasional, maka harus diambil keputusan menyangkut pasar spesifik yang hendak dilayani
      3. Perusahaan memutuskan bagaimana melayani pasar tersebut; yakni metode atau sistem apa yang akan digunakan untuk menyampaikan produk-produk atau jasa ke tangan para konsumen di negara-negara asing.
    • Manajer pemasaran internasional mengemban tanggung jawab ganda: PEMASARAN ASING (pemasaran di dalam negara asing) dan PEMASARAN  GLOBAL (Koordinasi pemasaran di dalam bermacam-macam pasar di hadapan kompetisi global).
  • G. TIGA JENIS KOMPETENSI PEMASARAN INTERNASIONAL yaitu
    1. Kemampuan untuk menangan rintangan dan hambatan yang dihamparkan oleh pemerintah-pemerintah yang menghalang-halangi arus bebas barang dan jasa yang melewati perbatasan mereka.
    2. Kemampuan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan yang selalu ada pada saat mengekspor atau berkiprah di dalam satu atau lebih negara.
    3. Kemampuan untuk menyokong dan mengevaluasi ekspor atau upaya pemasaran asing.
  • H. KAPASITAS UNTUK MELEWATI BATAS-BATAS NASIONAL 
    • Kendatipun dibutuhkan banyak kapabilitas supaya secara efektif dan efisien menyeberangi batas-batas nasional, umumnya kapabilitas itu dapat dibatasi pada beberapa hal yaitu :
    • a). PENANGANAN REGULASI PEMERINTAH 
      • Untuk melintasi batas-batas nasional dituntut kepatuhan terhadap banyak sekali regulasi yang diberlakukan oleh pemerintah dan berbagai ketentuan yang menyumbat arus bebas barang dan jasa, orang, dan faktor produksi. Hambatan ini meliputi tarif dan kuota, dan menuntut kepatuhan terhadap berbagai hambatan nontarif seperti standar kesehatan dan keselamatan kerja, standar produk, setoran di muka, dan pengawasan valuta asing.
    • b).PENANGGULANGAN RESTRIKSI PASAR KHUSUS 
      • Kadangkala beberapa negara memaksakan berbagai larangan terhadap arus modal dan impor guna mengurangi, misalnya, defisit perdagangan dan penghamburan cadangan valuta asing yang langka. Sebagai contoh, pada tahun 1984 pemerintah Colombia memberlakukan larangan total terhadap impor. Larangan ini berpengaruh buruk terhadap berbagai upaya pemasaran lokal dari sejumlah perusahaan Amerika, termasuk Colgate-Palmolive, Quaker Oats, dan Unisys.
  • I. KONSEP PEMASARAN INTERNASIONAL 
    • Berbedaan dalam orientasi dan ancangan internasional untuk pasar internasional yang mengarahkan aktivitas bisnis internasional perusahaan dapat digambarkan oleh salah satu dari Tiga Orientasi bagi Manajemen Pemasaran Internasional :
      1. Konsep perluasan pasar domestik
        1. KONSEP EKSTENSI PASAR DOMESTIK.
        2. Orientasi inipadapemasaran internasional digambarkan oleh perusahaan domestik yang mencari ekstensi penjualan dari produk dmestiknya ke dalam pasar asing.
      2. Kosep pasar multidomestik
        • Begitu sebuah perusahaan mengakui pentingnya perbedaan-perbedaan pada pasar luar negeri dan pentingnya lapangan usaha asing bagi organisasi mereka, orientasinya terhadap dunia usaha internasional dapat  bergeser ke strategi pasar multidomestik (multidomestic market strategy).
      3. Konsep pemasaran global
        • Perusahaan yang dipandu oleh orientasu atau filosofi ini biasanya disebut sebagai perusahaan global. Aktivitas pemasarannya adalah pemasaran global (global marketing), dan cakupan pasarnya adalah dunia. Perusahaan yang menganut strategi pemasaran global berjuang untuk efisiensi skala dengan membuat produk yang terstandardisasi, kualitas yang dapat dikedepankan, untuk dijual pada harga yag  masuk akal kepada sebuah pasar global.
  • J. TUJUAN PEMASARAN INTERNASIONAL 
  • Istilah pemasaran internasional berkenan dengan pertukaran di luar batas-batas nasional untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia. Singkatnya, pemasaran internasional merujuk kepada perencanaan dan pelaksanaan transaksi-transaksi yang melewati batas-batas nasional untuk memuaskan tujuan dari individu-individu dan organisasi. Dalam banyak bentuknya, pemasaran internasional mencakup mulai dari perdagangan ekspor-impor sampai ke pemberian lisensi, usaha patungan, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, turnkey operations, dan kontrak-kontrak manajemen.
  • K. Tabel ESENSI PEMASARAN INTERNASIONAL 
    • Mencari dan memuaskan kebutuhan oelanggan global secara lebih baik dibandingkan yang dilakukan oleh kompetisi, baik domestik maupun internasional, dan mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas pemasaran di dalam kendala-kendala lingkungan global.
  • gb 02
  • L. Langkah-langkah Pencapaian Tujuan Pemasaran Internasional: 
    1. MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN GLOBAL 
      • Kebutuhan pelanggan dapat diidentifikasi dengan mengadakan riset pemasaran internasional. Riset seperti itu membantu perusahaan memahami kebutuhan pelanggan dalam pasar-pasar yang berbeda dan apakah pelanggan tersebut berbeda dari pelanggan yang saat ini dilayani oleh perusahaan.
    2. MEMUASKAN PELANGGAN GLOBAL 
      • Bila kebutuhan pelanggan ternyata berbeda untuk semua negara dan wilayah, perusahaan mesti memikirkan bagaimana mengadaptasikan produk dan berbagai elemen bauran pemasarannya untuk secara paling memuaskan pelanggan-pelanggan di seluruh dunia dengan cara yang terbaik.
    3. LEBIH BAIK DIBANDINGKAN KOMPETISI 
      • Perusahaan mesti menghadapi kompetitor-kompetitor domestik dan global. Kompetitor global dapat meliputi perusahaan-perusahaan multinasional raksasa dan badan-badan usaha milik negara (BUMN) yang bisa saja tidak bisa saja beorientasi laba dan juga perusahaan-perusahaan lokal kecil.
    4. MENGKOORDINASIKAN AKTIVITAS-AKTIVITAS PEMASARAN 
      • Pemasaran internasional internasional menciptanakan taraf kompleksitras yang baru karena perusahaan-perusahaan harus mengkoordinasikan aktvitas pemasaran mereka di semua negara. Hal ini dapat melibatkan penyusunan staf dan pengalokasian tanggung jawab atas semua unit pemasaran di negara-negara yan berbeda, dan memutuskan keputusan-keputusan mana yang akan didesentralisasi atau dikendalikan dari kantor pusat, apakah akan menyusun kampanye dan rencana periklanan, dan seberapa besar daya tanggap lokal yang tepat.
    5. MENGENALI KENDALA LINGKUNGAN GLOBAL 
      • Karena beraneka macam perusahaan berusaha untuk memasarkan di arena internasional, mereka mesti mengatasi perbedaan-perbedaan kultural dan ekonomi yang terdapat dalam infrastruktur pemasaran seperti struktura sofitikasi sistem distribusi, kendapa finansial yang ditimbulkan oleh fluktuasi kurs valuta dan beragam laju inflasi, dan dampak kebijakan pemerintah, khususnya proteksionis dan kebijakanlainnya yang dapat secara tidak adil menguntungkan pesaing dan menimbulkan kerumitan dalam jalur masuk pasar.
  • Dengan demikian pemasaran internasional dapat meliputi aktivitas-aktivitas seperti :
    1. Ekspor
    2. Pabrikasi di luar negeri
    3. Usaha patungan
    4. Pemberian lisensi dan waralaba di luar negeri
    5. Impor
    6. Imbal dagang
  • M. PARTISIPASI UTAMA DALAM PEMASARAN INTERNASIONAL 
    • Berbagai jenis perusahaan adalah pemain utama dalam pemasaran internasional. Pemain-pemain utama itu adalah perusahaan multinasional, eksportir, dan perusahaan jasa. Perusahaan-perusahaan tersebut bisa terlibat dalam pabrikasi barang-barang konsumsi maupun industri, dalam perdagangan, atau pelaksanaan rentang penuh jasa. Kesamaan dari semua partisipasi tersebut adalah kebutuhan untuk mengatasi kompleksitas pasar internasional.
  • N. PERUSAHAAN MULTINASIONAL 
    • PERUSAHAAN MULTINASIONAL (MULTINATIONAL CORPORATIONS) adalah perusahaan yang memproduksi dan memasarkan barangatau jasa di beberapa negera. Perusahaan jenis ini biasanya menjalankan sejumlah pabrik di luar negeri dan memasarkan produknya melalui jaringan besar anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya.
  • O. PERUSAHAAN GLOBAL
    • Perusahaan global (global companies) berbeda dari perusahaah multinasional dalam hal  bahwa mereka mengikuti strategi yang terintegrasi atas skala dunia daripada strategi yang terpisah atas dasar dari negera ke negara. Perusahaan global cenderung melihat dunia secara keseluruhan sebagai sebuah pasar dan menggerakkan produk, pabrikasi, modal, atau bahkan personalianya ke mana saja mereka dapat meraih keuntungan. Perusahaan-perusahaan global juga cenderung mempunyai basis yang kokoh di wilayah-wilayah ekonomi seperti Amerika Utara, Eropa dan negara-negara cekungan Asia Pasifik.
  • P. PERUSAHAAN JASA 
    • Pada awalnya, perusahaan-perusahaan multinasional sebagian besar terdiri atas produsen perlengkapan industrial dan produk konsumsi. Banyak dari perusahaan multinasional yang paling  akhir adalahperusahaan-perusahaan jasa. Bank komersial, bankir investasi, dan pialang telah mengubah dirinya menjadi jarinagn jasa global; maskapai penerbangan dan hotel telah mencapai status global. Demikian pula halnya dengan kantor akuntan publik, perusahaan konsultan, biro periklanan, dan lain-lain
  • Q. EKSPORTIR
    • Ekspor adalah Aspek penting dari pemasaran internasional. Di Amerika eksportir-eksportir terkemukanya adalah Boeing (pesawat terbang $17.8 milyar), General Motors (mobil, $11,2 milyar) dan  generala Electric (mesin peswat, plastik, turbin dan perlengkapan medis, $8,6 milyar).
  • R. IMPORTIR 
    • Pengimporan merupakan keputusan pemasaran internasional juga seperti halnya pengekporan perusahaan yang tidak mengekspor masih dapat berpartisipasi dalam pemasaran internasional melalui operasi impornya. Banyak jaringan eceeran terbesar Amerika yang mempertahankan departemen impor yang mempunyai kontak bisnis dengan kalangan pemasok di banyak negara asing. Importir-importir utama lainnya adalah perusahaan-perusahaan multinasional yang memperoleh produk dan pabrik-pabriknya sendiri di luar negeri atau dari klien-kliennya
  • S. PEMASARAN INTERNASIONAL DAN PENINGKATAN SIGNIFIKANSINYA.
    • Derajat keterlibatan di luar negeri merupakan fungsi dari komitmennya untuk memburu  pasar asing. Keterlibatan luar negeri perusahaan dapat masuk ke dalam salah satu dari beberapa kategori ini :
      1. Domestik: Beroperasi secara eksklusif di dalam sebuah negara
      2. Eksportir regional: beropasi di dalam wilayah yang ditentukan secara geografis yang melewati batas-batas nasional. Pasar yang dilayani secara ekonomis dan kultural adalah homogen. Seandainya aktivitas terjadi di luar wilayah negara asal, itu hanya kebetulan saja.
      3. Eksportir. Menjalankan kegiatan usahanya dari sebuah kantor pusat di dalam wilayah negara asal, mengekspor barangjadi ke mancanegara.
      4. Internasional: operasi regionalnya agark otonom, tetapi keputusan-keputusan kunci dibuat/ dikoordinasikan dari kantor pusat di negara asal. Pabrikasi dan perakitan, pemasaran, dan penjualan, terdesentraliasi di luar wilayah negara asal. Baik barang jadi maupun produk antara diekspor keluar wilayah asal.
      5. Internasional ke global, menjalankan anak perusahaan yang mandiri di dalam suatu lingkup negara.
      6. Global Organisasi yang sangat terdesentralisasi, beroperasi di luar suatu lingkup yang luas dari negara. Tidak ada wilayah geogafis (termasuk wilayah asal) yang dianggap apriori terhadap basis primer untuk setiap bidang fungsional, dan setial fungsi, termasuk juga litbang, penentuan sumber pengadaan, pabrikasi dan pemasaran/penjualan, dilakukan pada lokasi seantero dunia yang paling sesuai untuk fungsi tersebut.
  • T. PEMASARAN DOMESTIK VERSUS PEMASARAN INTERNASIONAL 
    • Sifat pokok pemasaran tidaklah berubah dari pemasaran domestik ke pemasaran internasional, namun pemasaran di luar batas-batas nasional memanglah merupakan masalah khusus dan tersendiri. Pemasaran internasional, tidak seperti halnya pemasaran domestik, membutuhkan operasi secara simultan di dalam lebih dari sejenis lingkungan, mengkoordinasikan operasi-operasi tersebut, dan menggunakan pengalaman yang ditimbanya pada sebuah negara untuk mengambil keputusan di negara-negara lainnya.
    • Agar sukses bersaing secara global, alih-alih hanya beroperasi secara domestik, perusahaan patutlah menekankan :
      1. Kofigurasiglobal aktivitas-aktivitas  pemasaran (yakni, dimana aktivitas-aktivitas seperti pengembanganproduk baru, periklanan, promosi penjuala, pemilihan saluran riset pemasaran, dan fungsi-fungsi lainnya akan dilaksanakan)
      2. Koordinasi global aktivitas-aktivitas pemasaran (yaitu bagaimana aktivitas-aktivitas global pemasaran yang dilaksanakan di negara-negara yang berbeda akan dikoordinasikan)
      3. Kaitan antar aktivitas-aktivitas pemasaran (yakni bagaimana aktivitas pemasaran akan dikaitkan dengan aktivitas lainnya dari perusahaan).
    • Aktivitas Pemasaran yang tersebar di berbagai negara harus dikoordinasikan secara tepat dalam rangka meraih keuntungan kompetitif.
    • Koordinasi seperti itu dapat dicapai lewat cara-cara berikut :
      1. Melakukan aktivitas pemasaran dengan menggunakan metode yang sama untuk semua negara
      2. Mengalihkan pengetahuan dan keahlian pemasaran dari negara ke negara lainnya.
      3. Mengurutkan program pemasaran untuk semua negara.
      4. Memadukan berbagai upaya dari berbagai kelompok pemasaran di negara-negara yang berbeda.
  • U. KEPUTUSAN DAN LINGKUNGAN PEMASARAN INTERNASIONAL
    • gb 03

10.2. TEORI, KEBIJAKAN,DAN HAMBATAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL SERTA PEMBANGUNAN EKONOMI.

  • Perdagangan internasional merupakan cabang ilmu ekonomi yang berkenaan dengan pertukaran barang dan jasa dengan negara-negara asing. Dua bidang khusus yang perlu dikaji adalah teori perdagangan internasional dan hambatan perdagangan. Teori perdagangan internasional mencoba untuk memberikan eksplanasi dari motif perdagangan,  pola perdagangan ygng mendasarinya, dan manfaat akhir perdagangan tersebut.
  • Perdagangan (trade) adalah pertukaran sukarela barang, jasa, atau uang antara satu orang atau sebuah organisasi dengan orang atau organfeasi lain. Karena sukarela, kedua belah pihak dalam trahsaksi haruslah yakin bahwa mereka akan membukukan keuntungan dari pertukaian tersebut.
  • Perdagangan internasional (international trade) adalah perdagangan di antara penduduk dari dua negara. Penduduk dapat berupa individu, pcrusahaan. organisasi nirlaba, alau bentuk asosiasi lainnya. Mengapa negara berdagang? Sebuah negara berdagang karena mengharapkan untuk raendapatkan sesuatu dari mitra dagangnya. Agar perdagangan berlangsung, kedua negara harus memperhitungkan keuntungan yang akan didapatkan dari perdagangan tersebut.
  • Selama abad ke 17 dan 18, sekelompok orang (bankir, pedagang, pejabat pemerintah, dan bahkan filsuf) menulis esai dan pamflet mengenai perdagangan internasional yang mencuatkan filosofi ekonomi yang disebut sebagai merkantilisme (merchantilism).
  • Prinsip merkantilisme yang menonjol adalah bahwa emas dan perak merupakan arus deras kesejahteraan nasional dan esensial untuk perdagangan yang giat. Merkantilisme bertumpu pada gagasan bahwa pemerintah (bukan individu-individu, yang dianggap tidak dapat dipercaya) haruslah terlibat dalam transfer barang-barang di antara negara-negara guna meningkatkan kekayaan negara masing-masing.
  • KEKAYAAN didefinisikan, sebagai suatu akumulasi berbagai logam berharga, terutama emas.
  • A. KONSEP MERKANTILISME mengandung DUA KELEMAHAN.
    1. Pertama. keyakinan yang keliru bahwa emas dan logam berharga lainnya mempunyai nilai intrinsik, pada saat sebenarnya logam-logam tersebut tidak dapat dipakai untuk produksi maupun konsumsi. Dengan demikian, Negara-negara yang menganut paham merkantilisme menukarkan produk pabrik alau pertanian mereka untuk kekayaan yang tidak produklif tersebut.
    2. Kedua, teori merkantilisme tidak menggubris konsep efisiensi produksi melalui spesialisasi. Alih-alih memusatkan pada produksi barang-barang yang efektif-biaya, merkanfilisme malahan menekankan volume ekspot dan impor belaka, dan menyamakan penumpukan kekayaan dengan akuisisi kekuasaan.
      • Contoh merkantilisme dalam era modern, disebut Nasionalisme Ekonomi (economic nationaltern) oleh beberapa kalangan, adalah kebijakan indusiri baru yang didasarkan pada inlervensi negara yang mendalam yang dilakukan oleh para sosialis di Perancis. Perancis menasionalisasi industri-industri kunci dan bank-bank dengan menggunakan kekuasaan negara sebagai (1) pemegang saham dan pemberi dana, dan (2) sebagai pelanggan dan pemasar untuk merevitalisasi basis industri negara.
      • Smith menyusun Teori Keunggulan Absolut (theory of absolute advantage) yang menyatakan bahwa  negara-negara yang berbeda dapat memproduksi beberapa jenis barang secara lebih efisien daripada  negara-negara lainnya; dengan demikian, efisiensi global dapat diringkatkan melalui perdagangan  bebas (free trade). Berpijak pada teori ini. Smith memperlanyakan mengapa masyarakat dari negara manapun harus membeli barang yang diproduksi secara domestik jika memang barang tersebut dapat dibeli secara lebih murah dari luar negeri Negara lain.
      • Smith menyodorkan alasan bahwa jika perdagangan tidak dibatasi naja setiap negara akan mengkhususkan diri dalam produk yang memberikan keunggulan kompetitif baginya. Setiap sumber daya negara bakal dialihkan ke industri yang efisien karena negara tidak akan dapat bertarung dalam industri yang tidak efisien.
      • Melalui spesialisasi, negara dapat memperbaiki efisiensi mereka berkat tiga sebab:
        1. Tenaga kerja akan menjadi lebih cakap dengan mengulang-ulang tugas-tugas yang sama.
        2. Tenaga kerja tidak akan kehilangan waktu untuk berpindah dari produksi satu jenis produk ke jenis produk lainnya.
        3. Produksi dalam jangka panjang bakal memberikan insentif untuk pembuatan metode kerja yang lebih efektif.
      • David Ricardo mendasarkan hukum keunggulan komparatifnya pada sejumlah asumsi yang sederhanakan:
        1. hanya dua negara dan dua komoditas,
        2. perdagangan bebas,
        3. mobilitas sempurna tenaga kerja di dalam setiap negara, tetapi tidak mobil di antara dua negara,
        4. biaya produksi yang konstan,
        5. tidak ada biaya transportasi,
        6. tidak ada perubahan teknis, dan
        7. teori nilai tenaga kerja. Kendatipun asumsi satu sampai enam masih bisa diterima, namun asumsi ketujuh tidak salah dan sebaiknya tidak dipakai untuk menjelaskan keunggulan komparatif.
  • B. Keunggulan Komparatif dan Teori Nilai Tenaga Kerja
    1. Menurut teori nilai tenaga kerja (labor theory of value), nilai atau harga komoditas secara eksklusif tergantung pada jumlah tenaga kerja yang masuk ke dalam produksi komoditas tersebut.
    2. Hal ini menyiratkan bahwa baik tenaga kerja sebagai faktor produksi ataupun tenaga kerja digunakan dalam proporsi tetap dalam produksi semua komoditas,
    3. Dan bahwa tenaga kerja adalah homogen umpamanya, hanya satu jenis). Karena kedua asumsi tersebut tidak ada yang benar, eksplanasi keunggulan komparatif tidak dapat diuraikan melalui teori nilai tenaga_kerja.
  • C. Teori Biaya Kesempatan
    1. Haberler adalah pakar yang pertama menjelaskan teori keunggulan komparatif atas dasar teori biaya kesempatan. Dalam bentuk ini, hukum keunggulan komparatif kadang-kadang disebut sebagai hukum biaya komparatif (law of’comparative cost).
    2. Menurut teori biaya kesempatan (opportunity cost theory), biaya dari sebuah komoditi adalah jumlah komoditi kedua yang harus dikorbankan untuk memperoleh sumber daya guna menghasilkan tambahan unit komoditi yang pertama. Di sini tidak berlaku asumsi bahwa biaya atau harga komoditi tergantung pada/atau dapat ditarik secara eksklusif dari kandungan tenaga kerjanya. Konsekuensinya, negara dengan biaya kesempatan yang lebih rendah dalam produksi sebuah komoditi mempunyai keunggulan komparatif dalam komoditi tersebut (dan kelemahan komparatif dalam komoditi yang kedua).
  • D. Rasionalitas untuk Mencari Keunggulan Komparatif
    1. Setiap negara berjuang untuk meningkatkan materi standar kehidupan masyarakatnya; standart kehidupan meningkat sebagai suatu fungsi produktivitas. Dengan produktivitas yang lebih besar, jumlah tenaga kerja yang sama bakal menghasilkan lebih banyak barang dan jasa. Karena produkfivitas melonjak, kesejahteraan materi yang lebih besar dituai.
    2. Negara-negara yang lain akan menikmati keuntungan produktivitas dengan cara-cara yang berbeda. Swedia membuat pilihan dengan hari libur yang lebih banyak; Amerika lebih menggandrungi kepemilikan materi yang meningkat. Apapun pilihan akhirnya, produktivitas yang melejit memung­kinkan rentang pilihan yang lebih luas.
    3. Unsur produktivitas yang lainnya adalah spesialisasi produksi, di mana negara tidak mencoba menghasiikan semua barang yang dibutuhkan. Spesialisasi lebih efisien dan, sebenarnya, mengatrol standar kehidupan dengan menyediakan barang-barang tertentu melalui impor seraya menyediakan produk dan jasa tertentu secara nasional.
  •  E. Teori faktor komposisi produksi
    • Prinsip keunggulan absolut dan relatif memberikan suatu basis primer agar perdagangan berlangsung, tetapi kegunaan prinsip-prinsip ini dibatasi oleh asumsinya. Salah satu asumsi dasarnya adalah bahwa keunggulan baik itu absolut maupun komparatif, semata-mata ditentukan oleh tenaga kerja dalam kaitannya dengan waktu dan biaya.
    • Faktor-faktor produksi lainnya dianggap
      1. tidak signifikan,
      2. masukan-masukan tenaga kerja sedemikian tersebar secara tidak merata sehingga faktor-faktor tersebut senantiasa berjalan dalam suatu proporsi yang tetap dengan tenaga kerja, atau
      3. hanya mewakili suatu kumpulan tenaga kerja. Maka dari itu, tenaga kerja menentukan biaya produksi dan selanjutnya harga produk untuk komoditas yang sama.
  • F. Evalusi kritis terhadap teori perdagangan
    • Salah satu Keterbatasan Teori Perdagangan Klasik adalah bahwa faktor produksi dianggap tetap konstan untuk setiap negara berkat anggapan mobilitas sumber daya seperti itu di antara negara-negara. Asumsi ini biasanya berlaku bila menyangkut tanah lantaran transfer fisik dan kepemilikan tanah hanya dapat diselesaikan melalui peperangan atau pembelian (misalnya, Amerika merampas Kaifornia dari Meksiko dan Amerika membeli Alaska dari Uni Soviet). Sungguhpun demikian dewasa ini hal seperti itu sangat jarang terjadi. Sesungguhnya banyak  negara yang memiliki undang-undang yang mencegah orang asig memiliki real estate.
  • G. Bagi hasil produksi
    • Akhir 1970-an Peter Drucker memperkenalkan suatu konsep baru perdagangan dan dunia usaha internasional.  Drucker menamakan konsep ini BAGI-HASIL PRODUKSI {production sharing). Konsep bagi hasil produksi menggambarkan suatu realitas ekonomi yang terdapat di negara-negara maju dimana taraf pendidikan yang lebih tinggi menciptakan tingkat pengharapan pribadi yang lebih tinggi. Seterusnya diikuti dengan lenyapnya secara bertahap tenaga kerja semi ahli dan tenaga kerja kasar yang diperlukan untuk pabrikasi yang intensif tenaga kerja. Bagi-hasil produksi menganjurkan negara maju supaya berpaling ke negara-negara berkembang di mana ketersediaan tenaga kerja merupakan aset utama mereka.
    • Bagi-hasil produksi memungkinkan perusahaan-perusahaan di negara-negara maju, yang memiliki kepiawaian manajemen canggih dan feknologi tinggi, berhasil menghalau impor asing yang mengancam laba mereka. Sebagai contoh, sebuah perusahaan Amerika dapat memanfaatkan tenaga-tenaga kerja ahli dan teknologinya untuk mengolah sebuah produk sebagian dan belakangan menghendaki tahap pabrikasi yang menyerap lebih banyak tenaga kerja yang dilaksanakan di tempat lainnya, katakanlah di Meksiko, Republik Dominika, atau Costa Rica. Hal ini memampukan sebuah perusahaan tetap kompetitif guna menghadang impornya.
    • Teori internalisasi mengansumsikan bahwa perusahaan mempunyai horizon global dan mengakui bahwa perusahaan membutuhkan suatu keunggulan kompetitif atau aset unik untuk ekspansi. Bagaimanapun juga, tesis yang mendasari internalisasi adalah keinginan perusahaan memperluas operasi-operasi langsungnya dibandingkan dengan menggunakan pasar eksternal.
    • Rancangan internalisasi berpijak pada dua aksioma umum yakni :
      1. Perusahaan memilih lokasi yang paling murah untuk setiap aktifitas yang mereka geluti; dan
      2. Perusahaan bertumbuh dengan menginternalisasi pasar sampai pada titik dimana keuntungan dari internalisasi lebih jauh akan dibebani oleh biaya.
    • Teori internalisasi (internalization theory) memberikan suatu rasionalitas ekonomi untuk keberadaan perusahaan-perusahaan multinasional. Keputusan penentuan sumber pengadaan berlandaskan pada biaya dan manfaat bagi perusahaan, memperhitungkan
      1. faktor-faktor spesifik industri (misalnya, bentuk produk)
      2. faktor-faktor spesifik-wilayah (misalnya,lokasi geografis),
      3. faktor-faktor spesifik-negara (misalnya, iklim politis), dan
      4. faktor-faktor spesifik perusahaan (misalnya, kemampuan manjerial untuk internalisasi).
    • Teori siklus hidup produk internasional (international product life cycle, PLC) mengedepankan eksplanasi yang berbeda untuk motivasi mendasar pada perdagangan diantara negara-negara.Teori ini terutama tergantung pada :
      1. teori pemasaran tradisional perihal pembangunan
      2. kemajuan
      3. rentang hidup produk dipasar
    • Raymond Vernon adalah orang yang pertama kali mengajukan teori siklus hidup produk dalam pertengahan kurun 1960-an. Teori Vernon ini didasarkan pada observasi bahwa untuk sebagian besar dari Abad 20, proporsi yang sangat besar dari produk-produk baru dunia dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan dijual pertama-tama di pasar Amerika (misalnya, mobil, televisi, kamera, komputer pribadi, dan chip semikonduktor).
  • H. Teori IPLC mempunyai dua prinsip penting:
    1. teknologi merupakan faktor kritis dalam menciptakan dan membuat produk baru;
    2. ukuran dan struktur pasar adalah  penting dalam menentukan poloa perdagangan.
      • Tahap I Pengenalan. 
        • Selama proses siklus hidup suatu produk, negara inovator dari sebuah produk baru pada mulanya merupakan eksportir, yang lambat laun kehilangan keunggulan kompetitifnya vis-a-vis pola-pola perdaganganya, dan pada akhirnya menjadi importir produk tersebut selang beberapa waktu kemudian.
          1. Tahap ini bermula pada saat perusahaan inovator melakukan terobosan teknologi.
          2. Lokasi inovasi  Adalah bermanfaat untuk mengetahui dimana produk-produk baru dikembangkan. Indikasinya adalah bahwa hampir semua teknologi dunia berasal dari negara-negara industri
          3. Ekspor dan tenaga kerja  Pada tahap pengenalan dari siklus hidup produk, sebagian kecil dari produk dapat dijual kepada pelanggan di pasar asing yang telah mendengar adanya produk baru dan secara aktif mencarinya
      • Tahap II Pertumbuhan. 
        • Pada saat penjualan produk baru tumbuh, kalangan pesaingpun memasuki pasar. Sejalan dengan itu, permintaan mungkin juga bertambuh secara substansial di pasar-pasar asing, khususnya di negara-negara industri lainnya. Dan para produksi asing akan mengurangi ekspor dari perusahaan yang menemukan.
      • Tahap III  Kedewasaan . 
        • Dalam tahap 3, permintaan dunia mulai mendatar, meskipun permintaan itu mungkin saja masih bertumbuh  disejumlah negara dan anjlok di negara lainnya.
      • Tahap IV:  Penurunan. 
        • Dalam tahap IV, produsen asing kini telah memiliki pengalaman produksi dan sekala ekonomi yang memadai yang memungkinkan  mereka mengekspor balik ke negara perusahan inovator. Produk dapat menjadi sedemikian terstandardisasi pada Tahap IV ini sehingga produk tersebut hampir menjadi suatu komoditas.
  • I. Verifikasi dan Limitasiteori  Siklus Hidup Produk Internasional
    • Penelitian menunjukkan perilaku yang konsisten dengan prediksi dari model siklus hidup produk untuk barang konsumsi tahan lama tertentu, bahan sintetis , dan bahan elektronik.
    • Adanya banyak jenis produk lainnya dimana terhadapnya perpindahan produksi tidak berlangsung:
      1. Barang-barang mewah dimana biayanya mendapat sedikit perhatian konsumen.
      2. Produk, berkat INOVASI yang sangat cepat, mempunyai daur hidup yang sangat singkat, yang membuatnya mustahil untuk mendapat berbagai pengurangan biaya dengan memindahkan produksi dari negara satu ke negara lain.
      3. Produk-produk yang terhadap BIAYA PENGANGKUTAN INTERNASIONAL sedemikian tingginya sehingga sedikit peluang untuk melakukan penjualan ekspor, terlepas dari tahap daur hidup produk.
      4. Produk-produk yang terhadap perusahaan dapat menggunakan strategi diferensi yang berbeda, seperti PERIKLANAN, untuk mempertahankan permintaan konsumen tanpa bersaing atas dasar harga.
      5. Produk-produk yang mencuat pada saat KETRAMPILAN TEKNIS adalah penting untuk mengaitkan keluaran saat ini dengan pelatihan tteknis tenaga kerja dan pengembangan generasi teknologi berikutnya.
  • gb 04
  • J. Anugerah faktor
    • Porter mengenali hirarki diantara faktor-faktor produksi, membedakan antara
      1. FAKTOR-FAKTOR DASAR (basic factors) misalnya sumber daya alam, iklim, lokasi, dan demografi
      2. FAKTOR-FAKTOR LANJUTAN (advanced factors).Contohnya prasarana komunikasi, tenaga yang canggih dan terlatih, fasilitas riset, dan ketrampilan teknis teknologis.
  • K. Kondisi Permintaan
    1. Porter menekankan peran pemintaan dalam negeri dalam memberikan dorongan untuk mendongkrak keunggulan kompetitif. Perusahaan biasanya paling peka terhadap kebutuhan pelanggannya yang paling akrab.
    2. Dengan demikian, karakteristik permintaan dalam negeri terutama penting dalam membentuk atribut-atribut produk yang dibuat secara domestik  dan dalam menciptakan tekanan untuk inovasi dan kualitas
  • L. Industri Yang Berkaitan dan Mendukung
    1. ATRIBUT KETIGA dari keunggulan nasional dalam suatu industri adalah kehadiran didalam  sebuah negara pemasok atau industri-industri yang berkaitan yang kompetitif secara internasional.
    2. Manfaat investasi dalam faktor produksi lanjutan menurut industri-industri yang berkaitan dan menunjang dapat merembes kedalam suatu industri, yang dengan demikian membantunya mencapai posisi kompetitif yang tangguh secara internasional.
  • M. STRUKTUR, STRATEGI, DAN PERSAINGAN PERUSAHAAN
    • ATRIBUT KEEMPAT dari keunggulan nasional adalah struktur, strategi, dan persaingan perusahaan didalam sebuah negara.
    • Porter menunjukkan Dua Poin penting disini.
      1. PERTAMA adalah bahwa negara-negara yang berbeda ditandai oleh ideologi manajemen yang berlainan, yang bisa membantu maupun mengganjal mereka untuk membangun keunggulan nasional. Porter mencatat dominasi insinyur pada tim manajemen puncak di prusahaa-perusahaan Jerman dan Amerika
      2. KEDUA adalah bahwa terdapat hubungan yang erat antara perasaingan domestik yang seru dengan penciptaan dan ketekunan keunggulan kompetitif didalam suatu industri. Persaingan domestik yang alot menyebabkan perusahaan mencari berbagai cara untuk meningkatkan efisiensinya, yang pada gilirannya menjadikan mereka sebagai petarung tangguh di kancah internasional. Persaingan domestik menciptakan tekanan untuk melakukan inovasi, meningkatkan kualitas, memangkas biaya, dan menanamkan investasi dalam pemutakhiran faktor-faktor lanjutan.
    • Berbagai implikasi teori perdagangan terhadap dunia usaha dapat dikelompokkan atas tiga kategori:
      1. Implikasi lokasi,
      2. Implikasi first-mover, dan
      3. Implikasi kebijakan
    • IMPLIKASI LOKASI
      1. Terdapat kaitan antara teori-teori perdagangan internasional dengan keputusan perusahaan di mana menempatkan bermacam-macanm aktivitas produktifnya. Yang melandasi sebagian besar teori perdagangan adalah gagasan bahwa negara-negara yang berbeda mempunyai keunggulan tertentu dalam aktivitas-aktivitas produktif yang berbeda.
      2. Dengan demikian, dari perspektif keuntungan, adalah masuk akal bagi sebuah perusahaan untuk menyebarkan aktivitas produktifnya ke negara-negara di mana, menurut teori perdagangan internasional, mereka dapat menggeluti dunia bisnis secara paling efisien.
        • IMPLIKASI PEMAIN PERTAMA
          1. Teori perdagangan baru menguraikan arti penting pembangunan dan pengeksploitasian berbagai keunggulan pemain pertama bagi perusahaan. Perusahaan yang membentuk suatu keunggulan pemain pertama (first mover advantage) berkenaan dengan produksi produk baru tertentu selanjutnya boleh jadi akan menguasai perdagangan global produk tersebut.
          2. Hal ini biasanya berlaku dalam industri-industri dimana pasar global hanya menguntungkan beberapa perusahaan saja (seperti pasar industri dirgantara).
        • IMPLIKASI KEBIJAKAN
          1. Teori perdagangan internasional juga penting bagi pemasar internasional karena perusahaan merupakan pemain utama pada panggung perdagangan internasional. Perusahaan melancarkan ekspor dan impor dari negara-negara lainnya.
          2. Berkat perannya  yang sangat penting dalam perdagangan internasional, perusahaan dapat dan mempunyai pengaruh kuat atas kebijakan perdagangan pemerintah.
          3. Dengan melobi pejabat pemerintah, perusahaan dapat membantu mempromosikan perdagangan bebas, atau mereka dapat mendesakkan retriksi-retriksi perdagangan.
  • N. NERACA PEMBAYARAN. 
    • Dalam mempelajari perdagangan internasional, sumber informasi prinsipil adalah laporan neraca pembayaran (balance of payments) negara-negara yang berdagang. Neraca ini merupakan laporan ringkas dari segala transaksi ekonomi antara satu negara dengan semua negara lainnya selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun
  • O. KEPUTUSAN PEMASARAN . 
    • Neraca pembayaran merupakan suatu indikator kesehatan ekonomi sebuah negara. Data tersebut membantu penyusun kebijakan pemerintah untuk merencanakan kebijakan moneter, fiskal, faluta asing, dan perdagangan. Disamping memenuhi kebutuhan pemerintah, data seperti itu memiliki berbagai aplikasi terhadap pemasaran. Data tersebut dapat memberikan informasi untuk keputusan-keputusan dalam pemasaran internasional. Dua keputusan penting bagi sebuah perusahaan adalah pilihan lokasi pemasok untuk pasar asing dan pemilihan pasar untuk menjual.
  • P. PERTIMBANGAN FINANSIAL
    • Di samping neraca transaksi berjalan dalam neraca pembayaran, transaksi modal juga perlu disimak. Solvensi internasional sebuah negara dapat dievaluasi dengan mencek capital account-nya selama beberapa tahun. Seandainya sebuah negara terus-menerus kehilangan cadangan emas dan valuta asingnya, terdapat kemungkinan kuat akan terjadi suatu devaluasi mata uang atau sejenis pengawasan valuta, yang berarti bahwa pemerintah tersebut membatasi jumlah uang yang dikirim keluar dari negara tersebut dan juga penggunaannya.
    • Dengan adanya pengawasan devisa, perusahaan dapat mengalami kesulitan untuk memperoleh valuta asing guna mengirimkan laba mereka  ke negara asal, atau bahkan untuk sekadar mengimpor produk-produk yang dianggap tidak perlu bagi pembangunan negara tersebut, valuta asing yang langka akan ditukar untuk mengganti barang-barang yang menduduki prioritas tinggi bagi negara tersebut.
    • PERBEDAAN antara kebijakan perdagangan di negara-negara maju dan negara-negara berkembang adalah bahwa di negara-negara maju kebijakannya disibukkan secara lebih konsisten oleh dorongan pabrikasi dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya. Kesibukan ini, sampai pada tataran tertentu, adalah akibat arti penting simbolik pabrikasi sebagai tanda pembangunan nasional.
    • Sebagian besar negara maju adalah eksportir produk-produk primer seperti hasil pertanian dan bahan tambang.
  • Q. ARGUMEN INDUSTRIALISASI
    • Pada tahun-tahun terakhir ini, banyak negara telah mungupayakan proteksi dalam rangka peningkatkan taraf industrialisasi mereka karena sejumlah alasan:
      1. PENEKANAN ATAS INDUSTRIALISASI akan lebih meningkatkan keluaran dibandingkan dengan penekanan atas pertanian.
      2. ARUS MASUK INVESTASI ASING dalam bidang industri bakal menaikkan pertumbuhan.
      3. DIVERSIFIKASI PRODUK pertanian tradisional atau bahan mentah adalah perlu untuk menstabilkan fluktuasi perdagangan.
      4. HARGA barang pabrikan cenderung melesat lebih kencang dibandingkan harga barang-barang kebutuhan pokok/primer.
    • Banyak langkah pemerintah terhadap perdagangan tidak dilandasi alasan ekonomi, tetapi lebih pada kepentingan poitis seperti berikut ini:
      1. Penguasaan industri-industri esensial (khususnya Pertahanan).
      2. Pencegahan pengiriman ke negara-negara musuh.
      3. Pemeliharaan atau perluasan lingkaran dan lingkungan pengaruh.
      4. Konservasi aktivitas yang membantu mempertahankan identitas nasional.
    • Terdapat banyak jenis rintangan yang menghalangi arus bebas barang-barang dan jasa internasional.
    • Terdapat ENAM jenis hambatan yang lazim digunakan.
      1. Hambatan Atas Dasar Harga Barang dan jasa yang diimpor sekali waktu memiliki suatu tarif yang ditanmbahkan kepada harganya. Tarif ini kerap didasarkan pada nilai barang-barang tersebut.
        • Sebagai contoh, beberapa produk pelumas yang masuk ke Indonesia dikenakan tarif advaloreem sebesar 100 persen. Tarif ini meningkatkan pendapatan pemerintah, menghambat impor, dan membuat produk lokal menjadi lebih menarik.
      2. Batasan Kuantitas Batasan kuantitas sering disebut dengan kuota (quota), membatasi jumlah unit yang dapat diimpor atau pangsa pasar yang diperkenankan.
      3. Penetapan Harga Internasional Dalam beberapa kejadian, induk perusahaan internasional akan menetapkan harga atau kuantitas yang dijual dalam upaya mengendalikan harga. Hal ini disebut dengan KARTEL (cartel).
        • Contoh yang mengesankan adalah OPEC (Organization Of Petrolium Exporting Countries). Dengan mengatur suplai minyak yang dipasoknya, kartel berusaha untuk mengendalikan harga dan keuntungan.
      4. Hambatan Nontarif Hambatan nontarif (nontarif barriers) adalah peraturan, regulasi, dan birokrasi birokratik yang menunda atau menghambat pembelian barang-barang asing.
        • CONTOHNYA meliputi
          1. pemrosesan yang lambat surat izin impor;
          2. pembakuan standar kualitas yang menyingkirkan produsen asing; dan
          3. kebijakan pembelian lokaol. Hambatan-hambatan ini membatasi impor dan melindungi penjualan domestik.
      5. Batasan Finansial Terdapat sejumlah batasan finansial yang berbeda. Salah satu yang paling lazim adalah pengawasan devisa (exchange control), yang membatasi arus mata uang. Sebagai contoh, banyak negara Amerika Latin yang memperkenankan eksportir untuk menukar dollar mereka dengan mata uang lokal, tetapi mereka melakukan restriksi atas akses kepada dollar untuk pembelian impor. Contoh lainnya adalah Penggunaan kurs pertukaran tetap yang sangat menguntungkan negara tsb.
      6. Pengawasan Investasi Asing
        1. Pengawasan investasi asing (foreign investment controls) adalah batasan-batasan atas investasi asing langsung atau transfer atau remitansi dana.
        2. Pengawasan ini dpt mengambil sejumlah BENTUK, termasuk diantaranya :
          • mewajibkan pemodal asing untuk mengambil posisi kepemilikan minoritas;
          • membatasi remitansi keuntungan; dan
          • mencegah pembayaran royalti kepada induk perusahaan
  • R. TARIF. Tarif (tarif)
    • Tarif adalah pajak atas pengimporan barang atau jasa ke dalam sebuah negara, dipungut oleh petugas pabean di tempat masuk barang tersebut.
  • S. HAMBATAN NONTARIF UNTUK PERDAGANGAN. 
    • Hambatan nontarif (nontariff barriers,NTBs) jauh lebih halus daripada tarif. Dibandingkan dengan tarif atau bahkan subsidi, yang kelihatan dan paling tidak memaksa produk untuk bersaing bagi penerimaan pasar pada berbagai dimensi selain harga, hambatan nontarif jauh lebih sukar dideteksi, dibuktikan, dan dihitung. Dampak ekonomi dari hambatan nontarif untuk perdagangan secara kasar serupa dengan tarif. Rintangan ini merupakan distorsi inefisien yang MENGGEROGOTI potensi keuntungan dari perdagangan.
  • T. KUOTA. 
    • Kuota (quotas) merupakan hambatan nontarif yang paling penting. Retriksi kuantitatif, atau kuota, merupakan untuk impor. Kuota menetapkan batas absolut terhadap kuantitas barang yang dapat memasuki sebuah negara. Kuota impor dapat menjadi retriksi yang lebih serius dibanding tarif karena perusahaan memiliki lebih sedikit keluwesan dalam meresponnya. Berbagai modivikasi produk atau harga tidak akan dapat mengurangi dampak kuota seperti halnya pada tarif. Tujuan pemerintah menetapkan kuota bukanlah untuk mendulang pendapatan.
    • TUJUAN pemerintah lebih tertuju pada KONSERVASI VALUTA ASING yang langka dan/atau PROTEKSI PRODUKSI LOKAL dalam lini produk yang terpengaruh. Satu-satunya respon yang dapat diberikan perusahaan terhadap kuota adalah dengan memastikan dirinya sendiri sebagai bagian kuota atau mendirikan produksi lokal bila ukuran pasar menjaminnya.
  • U. PENILAIAN BEA MASUK. 
    • Aparat pabean biasanya memiliki keleluasaan yang sangat luas dalam menentukana nilai barang yang diimpor dengan menambahkan cukai ad valorem. Kebebasan ini diizinkan untuk mencegah kalangan eksportir dan importir membertahukan secara serampangan memberi harga rendah pada faktur produk untuk menghindari pembayaran cukai atau tarif yang tinggi. Dalam praktiknya, keleluasaan ini sekali waktu digunakan sebagai alat untuk mencegah impor produk asing dengan menilainya sangat tinggi.
  • V. SUBSIDI. 
    • Meskipun negara sesekali melakukan pembayaran langsung kepada produsen untuk mengkompensasi mereka atas kerugian yang meraka derita karena penjualan keluar negeri, pemerintah sering memberikan berbagai jenis bantuan lain untuk membuat produk dari produsen tersebut lebih murah atau menguntungkan untuk dijual ke negara lain. SUBSIDI (subsidy) adalah pembayaran pemerintah kepada produsen domestik. Subsidi dapat mengambil banyak bentuk, meliputi bantuan kredit, pinjaman berbunga rendah, keringanan pajak, dan partisipasi kekayaan pemerintah dalam perusahaaan-perusahaan domestik.
  • W. PENGAWASAN DEVISA. 
    • Instrumen paling lengkap untuk regulasi perdagangan asing adalah pengawasan devisa (exchange control), suatu monopoli pemerintah terhadap semua dealings valuta asing. Perusahaan nasional yang memperoleh valuta asing dari ekspornya harus menjual valuta asing tersebut ke agen pengawas, biasanya bank sentral. Perusahaan yang ingin membeli barang dari luar negeri harus membeli valuta asing dari badan pengontrol. Dengan pengawasan devisa dipraktikkan khususnya oleh negara-negara berkembang yang tidak memiliki kekayaan alam yang berupa minyak bumi.
  • X. PERAN GATT
    • Aktivitas liberalisasi perdagangan yang paling penting pasca periode Perang Dunia II adalah GENERAL AGREEMENT on TARIFIS and TRADE (GATT), yang dimulai pada 1947 dengan 23 negara anggota, yang pada tahun 1993 telah memiliki 117 anggota. GATT telah memberikan seperangkat aturan baku kepada dunia yang di bawahnya berbagai negoisasi perdagangan berlangsung dan suatu mekanisme untuk memastikan bahwa aturan-aturan tersebut dipatuhi. Negoisasi yang paling baru, PUTARAN URUGUAI (Uruguay Round), bermula pada tahun 1986 dan mencapai perjanjian dalam tahun 1993. Seandainya diratifikasi, berbagai ketentuan perjanjian ini akan berlaku mulai 1juli 1995. Sungguhpun demikian, dalam banyak kejadian, negara-negara penandatangan mempunyai tenggang waktu yang lebih lama untuk mematuhinya.
  • Y. MOST-FAVORED-NATIONS CLAUSE
    • Semua negara anggota GATT diharapkan terikat oleh prinsip nondiskriminasi dalam mengenakan berbagai tarif, yang dikenal sebagai prinsip perlakuan negara yang diutamakan tanpa syarat (uncon-ditional Most Favored Nations (MFN) Principle), yakni, bahwa tingkat tarif yang dikenakan terhadap sebuah komoditi oleh sebuah negara X harus sama untuk semua negara yang memasoknya, dan konsesi tarif yang dipertukarkan diantara dua negara harus diperluas ke seluruh negara anggota GATT. Klausul ini mensyaratkan bahwa jika sebah negara, misalnya Indonesia, memberikan pengurangan tarif kepada sebuah negara, katakanlah Jepang, maka Indoneia harus memberikan konsesi yang sama kepada semua negara lainnya. Klausul MFN juga berlaku untuk kuota dan lisensi meskipun klausul ini pada mulanya dimaksudkan tanpa syarat, namun dalam praktiknya banyak negara melakukan perkecualian.
    • Perkecualian-perkecualian yang paling penting adalah:
      1. Produk pabrikan dari negara-negara berkembang daberi perlakuan preferensial diatas negara-negara industri. Sebgai contoh, sebagian negara industri memberikan preferensi tarif kepada negara-negara berkembang dibawah Sistem Preferensi Umum (Generalized System of Preferences,GSP).
      2. Konsesi diberikan kepada negara-negara anggota dalam aliansi perdagangan Uni Eropa (Euro-pean Union) atau North American Free Trade Association (NAFTA), dan tidak diperluas ke negara-negara diluar aliansi tersebut.
      3. Negara-negara yang secara asal-asalan mendiskriminasi produk dari negara-negara tertentu tidak harus diberikan perlakuan MFN oleh negara-negara yang produknya didiskriminasi. Sebagai contoh, Amerika tidak harus memberikan perlakuan MFN kepada sejumlah negara yang dulunya blok komunis.
      4. Negara-negara yang dulunya tidak menandatangani perjanjian tadak selalu diperlakukan sama seperti yang memberikan konsesi.
      5. Negara-negara sekali waktu menentukan perkecualian dengan berpegang pada undang-undang mereka yang sudah berlaku pada saat penandatanganan perjanjian GATT.
        • Putaran-putaran Yang disponsori oleh GATT
        • Aktivitas GATT yang paling penting adalah mensponsori putaran-putaran (rounds) atau sesi-sesi, yang dinamakan sesuai dengan tempat penyelenggaraannya. Putaran-putaran ini telah menghasilkan sejumlah pengurangan dalam hambatan tarif dan nontarif untuk anggotanya.
          • Putaran Tokyo
            • Putaran Tokyo, ditandatangani tahun 1979, menghasilkan suatu pemotongan menyeluruh dalam tarif, termasuk pemangkasan sebesar 35 persen antara Amerika dan Masyarakat Eropa dan pengurangan sebesar 40 persen oleh jepang atas impor Amerika ke negara tersebut. Terlepas dari pengurangan-pengurangan ini,dorongan utama dari negoisasi-negoisasi tersebut adalah semakin penting; dan kompleksnya berbagai hambatan nontarif, teristimewa dalam LIMA bidang khusus:
              1. Standar Industrial,
              2. Pengadaan Pemerintah,
              3. Subsidi dan Kewajiban Imbal Beli,
              4. Pemberian Lisensi, dan
              5. Penilaian Pabean.
            • Putaran Uruguay
              • Negoisasi-negoisasi yang bermula pada tahun 1986 ini telah berjalan selama 7 tahun dan hasilnya kurang dari apa yang pada mulanya diimpikan. Pengalaman menunjukkan bahwa semakin sulit untuk mengurangi retriksi perdagangan melalui perjanjian dagang yang berorientasi global. Persoalan utama adalah bahwa konsesi-konsesi yang kurang sensitif telah dibuat dan perhatian telah dialihkan ke beragam jasa daripada produk. Disamping itu, dalam banyak perdagangan jasa, seperti konstruksi dan profesi, melibatkan perpindahan potensi orang-orang secara internasional. Isu yang langsung dihadapi oleh negara adalah berkaitan dengan imigrasi, syarat-syarat pemberian izin yang sangat sulit, dan pendapat yang saling bertentangan tentang berbagai kualifikasi.
              • Masalah-masalah lainnya meliputi:
                1. Kenyataan bahwa pembicaraan menjadi semakin tidak praktis karena semakin banyaknya negara yg menjadi anggota GATT.
                2. Ekspektasi dari sebagian negara industri bahwa negara-negara berkembang juga harus memberikan konsesi perdagangan.
                3. Tuntutan dari negara-negara berkembang bahwa negara-negara industri harus mengimpor berbagai produk yang mempengaruhi tenaga kerja marjinal di negara negara berkembang.
  • Z. PEMBANGUNAN EKONOMI
    • Pada saat kalangan wirausaha bergerak dari bisnis domestik kebisnis internasional, mereka menjumpai pasar-pasar dengan perbedaan yang jauh lebih besar dalam babakan pembangunan ekonominya daripada tempat di mana mereka dahulu berkiprah. Taraf pembangunan ekonomi mempengaruhi segala aspek dunia usaha- pemasaran, produksi, dan keuangan. Kendatipun negara-negara sangat bervariasi dalam taraf pembangunan ekonominya, secara umum negara-negara dapat dibagi atas lima kategori: negara maju, negara industri baru, negara berkembang, negara terbelakang, dan negara sangat terbelakang.
    • Kategori Berdasarkan Tingkat Pembangunan Ekonomi
      1. Negara-negara maju (developed countries) adalah julukan yang diberikan kepada negara-negara Eropa Barat, Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada, Amerika Serikat, dan lain-lain. Negara-negara industri baru (newly industrializing countries) meliputi Brazil, Meksiko, dan empat macan Asia- Korea Selatan, Hang Kong, Taiwan, dan Singapura.
      2. Negara-negara ini mempunyai TIGA hal yakni
        1. Perekonomian dengan tingkat pendapatan menengah,
        2. memiliki konsentrasi besar pada investasi asing, dan
        3. mengekspor dalam jumlah besar barang-barang pabrikan, termasuk produk teknologi
      3. Negara-negara berkembang (developing countries), negara-negara terbelakang (less developed countries), dan negara-negara sangat terbelakang (least developed countries) adalah julukan yang diberikan untuk mengkategorikan negara-negara sisanya selain negara-negara komunis, yang biasanya ditempatkan dalam klasifikasi perekonomian nonpasar (nonmarket economy) yang terpisah. Badan-badan antar pemerintah seperti PBB dan Bank Dunia cenderung memakai istilah pendapatan rendah, menengah, dan tinggi daripada istilah maju dan terbelakang.
  • TAHAP PEMASARAN DAN TINGKAT PEMBANGUNAN EKONOMI
    • Peran pemasaran internasional dalam pembangunan sebuah negara dapat dilihat dalam tahap-tahap model pemasaran yang sederhana. Dengan mengaitkan ancangan-ancangan yang berbeda kepada pemasaran dan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dialami, hasil pemasaran internasional yang berbeda akan dapat mengemukakan, lihat Gambar dibawah ini
    • gb 05
    • Karakteristik Negara Berkembang
      1. GNP/kapita kurang dari $2,000.
      2. Distribusi pendapatan yang taidak merata, dengan kelas menengah yang sangat sedikit.
      3. Dualisme teknologis- campuran perusahaan-perusahaan yang menerapkan teknologi canggih dan perusahaan-perusahaan yang memakai metode yang masih sangat primitif.
      4. Dualisme regional- produktivitas dan pendapatan yang tinggi di beberapa wilayah dan sedikit pembangunan ekonomi bi kawasan lainnya.
      5. Jumlah yang lebih besar (80 sampai 85 persen) populasi yang mencari nafkah dari sektor-sektor pertanian yang kurang produktif.
      6. Tingginya angka pengangguran tersembunyi- dua orang melakukan pekerjaan yang sebenarnya dapat dilakukan oleh satu orang.
      7. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi (2 sampai 5 persen per tahun).
      8. Tingkat buta aksara sangat tinggi dan fasilitas pendidikan yang tidak memadai.
      9. Malnutrisi yang meluas dan banyaknya masalah kesehatan umum.
      10. Ketidakstabilan politik.
      11. Ketergantungan yang sangat tinggi pada ekspor tertentu, umumnya hasil pertanian dan bahan tambang.
      12. Tingkat tabungan yang rendah dan fasilitas perbankan yang tidak memadai.
    • POSISI KHUSUS NEGARA-NEGARA BERKEMBANG
      1. Banyak jenis perdagangan dan kebijakan ekonomi makro yang dapat menjadi faktor yang merugikan bagi pengentasan kemiskinan di negara-negara berkembang, yang jika tidak disingkirkan dapat mempersukar oramg-orang yang tinggal di sana: kebijakan-kebijakan perdagangan yang memberikan proteksi yang untuk impor pabrikasi yang bersaing; valuasi berlebihan kurs pertukaran yang menurunkan imbalan bagi ekspor hasil pertanian; dan menyebabkan bahan makanan impor lebih murah daripada bahan makanan pengganti domestik.
      2. Pendekatan institusional untuk sistem pemasaran bagi negara-negara berkembang berarti beranjak dari solusi yang murni ekonomi berdasarkan transformasi sistem produksi yang ada. Hal ini juga berarti bahwa tidaklah mungkin bergantung semata-mata pada sektor modern, tetapi pada perubahan lengkap fokus pengembangan produk-produk bernilai tambah di dalam komunitas dan perubahan kebijakan supaya menggairahkan pembangunan seperti itu.
      3. Komunitas di negara-negara berkembang biasanya membutuhkan:
        1. Akses khusus ke sumber daya dan pasar.
        2. Akses khusus ke layanan kredit dan bisnis
        3. Akses khusus ke pasar ekspor.
        4. Akses khusus bagi wanita di negara-negara berkembang, teristimewa untuk sumber daya dan pasar dan keleluasaan untuk membuat keputusan.

10.3. LINGKUNGAN EKONOMI INTERNASIONAL

  • A. Pemasaran
    • adalah suatu aktivitas ekonomi yang dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi yang ada didalamnya aktivitas tersebut dijalankan. Keberadaan perekonomian internasional adalah kritis bagi bisnis perusahaan. Karena negara-negara berhubungan satu sama lain secara ekonomis, maka kegiatan bisnis internasional mungkin dilakukan.
    • Dewasa ini, sesungguhnya, pemasar internasional merupakan partisipan dalam hubungan ekonomi intenasional. Penilaian lingkungan ekonomi asing seyogyanya bermula dari evaluasi variabel-variabel ekonomi yang berkaitan dangan besar dan bentuk pasar.
  • B. Sistem Perekonomian. 
    • Dikotomi fundamental dapat dibuat antara perekonomian pasar dan perekonomian yang di rencanakan secara terpusat (centrally planned economies).
  • C. Perekonomian Pasar . 
    • Dalam suatu perekonomian pasar (market economy), dua unit sosial memainkan peran penting: INDIVIDU dan PERUSAHAAN. Individu memiliki sumber-sumber daya dan produk konsumsi; perusahaan menggunakan sumber-sumber daya itu dan menghasiolkan produk.
  • D. PEREKONOMIAN TERPUSAT. 
    • Dalam suatu perekonomian terpusat, dampak kekuatan pasar adalah TERBATAS. Bagaimana sumber daya digunakan dan produk didistribusikan ditetapkan oleh birokrat pemerintah pusat
  • E. PEREKONOMIAN CAMPURAN
    • Dalam kenyataannya, tidak ada perekonomian yang murni ditentukan oleh pasar atau seluruhnya direncanakan secara terpusat. Meskipun kini tidak ada lagi contoh yang sempurna dari kedua sistem perekonomian diatas, beberapa perekonomian campuran merupakan salah satu contoh dari sistem tersebut.
    • Di Hong Kong, sebagai CONTOH, keberadaan banyak perusahaan kecil yang bersaing dan kebijakan intervensi pemerintah yang minimal berakibat dalam sistem dangan banyak karakteristik perekonomian pasar murni.
  • F. STRUKTUR EKONOMI
    • Pola klasifikasi lazim membedakan tiga sektor dalam sebuah perekonomian.
    • TIGA SEKTOR  adalah
      1. sektor industrial, terdiri atas pertambangan, pabrikasi, konstruksi, kelistrikan, air dan gas;
      2. Sektor agrikultural, terdiri atas pertanian, kehutanan, perburuan, dan penangkapan ikan;
      3. sektor jasa, terdiri atas segala bentuk aktivitas akonomi lainnya. Suatu taksonomi alternatif membedakannya menjadi empat sektor: sektor primer (segala aktifitas yang mengandalkan sumber daya alam), sektor pabrikasi, sektor utilitas (listrik dan air), dan sektor jasa.
  • G. Pembangunan Ekonomi
    • Pertumbuhan ekonomi yang pesat diukur dari keseluruhan Gross National Product (GNP) dan pendapatan per kapita merupakan tujuan pokok hampir semua negara. Tujuannya jelas Pertumbuhan tingkat pendapatan biasanya diiringi oleh perbaikan kesehatan, edukasi, nutrisi, dan ketersediaan yang lebih luas atas produk konsumsi.
    • Sejalan dengan itu, laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi menimbulkan berbagai perubahan dalam struktur ekonomi dan sosial, perubahan yang tidak selalu dikehendaki. Hal ini biasa terjadi pada negara-negara berkembang yang bertumbuh dengan pesat di mana struktur sosial tradisional mungkin digusur oleh pola-pola yang tidak begitu disukai (seperti urbanisasi besar-besaran) yang melahirkan berbagai masalah sosial yang pelik.
  • H. LUASNYA PASAR
    • Kepentingan perusahaan ketika mengamat-amati pasar dunia adalah potensi yang mereka tawarkan untuk produk-produknya. Pemasar internasional harus menentukan luasnya pasar, tidak hanya untuk pasar sekarang ini, tetapi juga untuk pasar-pasar potensial.
    • Indikator-indikator yang berkenaan dengan hal tersebut meliputi:
      1. populasi- tingkat dan distribusi pertumbuhan, dan
      2. pendapatan- distribusi, pendapatan perkapita, dan produk domestik bruto.
  • I. Populasi . 
    • Untuk membentuk pasar dibutuhkan orang-orang; dan makin besar populasi di sebuah negara, makin memikat pasar tersebut. Tentu saja jumlah populasi belaka bukan merupakan pedoman yang memadai untuk ukuran pasar. Meskipun demikian, konsumsi dari banyak produk berkorelasi dengan jumlah populasi
  • J. PENDAPATAN
    • Pasar tidak hanya membutuhkan orang-orang dengan uang-orang-orang yang daya beli. Oleh karena itu perlu dikaji berbagai ukuran pendapatan di dalam sebuah negara dan disertai dengan analisis populasi, penggunaan jumlah pendapatan perkapita, dan produk domestik bruto.
    • Disejumlah pasar, distribusi pendapatan menghasilkan kepincangan yang lebar di antara kelompok-kelompok populasi.
    • Pemasar internasional dapat menggunakan klasifikasi berikut ini sebagai pedoman prencanaan:
      1. KELUARGA BERPENDAPATAN SANGAT RENDAH. Perekonomian subsistem cenderung diwarnai oleh berbagai populasi perdesaan di mana konsumsi bergantung kepada keluaran pribadi atau barter. Beberapa pusat kota dapat menyediakan pasar, contohnya adalah Kamerun.
      2. SEBAGIAN BESAR KELUARGA BERPENDAPATAN RENDAH. Perekonomian industri yang mendekati aliran marxist mengorbankan pendapatan pribadi untuk memungkinkan pemupukan modal industri sebanyak mungkin. Sebagian besar barang di hasilkan secara domestik oleh perusahaan-perusahaan yang di miliki negara, atau terjun ke pasar sebagai akibat perjanjian perdagangan bilateral; contohnya adalah Cina.
      3. KELUARGA BERPENDAPATAN SANGAT RENDAH, sangat tinggi. Beberapa negara menunjukkan distribusi pendapatan bimodal yang kuat. Mayoritas populasi bisa hidup sedikit diatas tataran subsistem, tetapi terdapat pasar-pasar yang juat untuk item-item impor (mewah). Yang kaya benar-benar kaya, dan akan mengkonsumsi sesuai dengan kekayaannya; contohnya adalah India dan Meksiko.
      4. KELUARGA BERPENDAPATAN RENDAH, menengah, dan tinggi. Industrialisasi menghasilkan suatu kelas menengah yang baru tampil dengan membesarnya pendapatan bersih (disposable income). Kelas-kelas berpendapatan sangat rendah dan sangat tinggi cenderung untuk tetap seperti sediakala karena alasan-alasan tradisional hambatan kelas sosial; contahnya adalah Portugal.
      5. SEBAGIAN BESAR KELUARGA BERPENDAPATAN MENENGAH. Negara-negara industri maju cenderung mengembangkan institusi dan kebijakan yang mengurangi perbedaan menyolok dalam distribusi pendapatan, yang mengakibatkan kelas menengah yang besar dan lumayan mampu untuk membeli produk dan jasa-jasa domestik maupun impor; contahnya adalah Denmark.
  • K. PRODUK DOMESTIK BRUTO
    • Cara lain yang berfaedah untuk mengevaluasi pasar asing adalah dengan membandingkan produk domestik bruto (gross domestic product, GDP). Produk nasional bruto (gross national product, GNP) mengukur keseluruhan nilai tambah domestik dan asing yang diklaim oleh penduduknya. Produk domestik bruto adalah produk nasional bruto dikurangi faktor pendapatan bersih dari luar negeri.
    • Untuk barang-barang tertentu, total produk domestik bruto merupakan indikator potensi pasar yang lebih baik dibandingkan pendapatan perkapita.
  • L. ISU-ISU KUNCI EKONOMI
    • Isu-isu apa yang harus dihadapi oleh perusahaan dan yang juga harus ditangani oleh perusahaan manakala mereka merumuskan sebuah strategi kompetitif?
    • JELAS, bermacam-macam ragam faktor kebudayaan, legal, politis, dan ekonomi mempengaruhi pengelolaan perusahaan-perusahaan global.
    • LIMA faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan manajemen:
      1. Pertumbuhan ekonomi,
      2. Privatisasi,
      3. Inflasi dan dampaknya pada stabilitas mata uang,
      4. Ketidakseimbangan neraca pembayaran
      5. Utang luar negeri
    • ENAM sebab yang lazim bagi negara-negara untuk mengendalikan aset-aset bisnisnya, suatu proses yang disebut nasionalisasi (nationalitation).
    • Sebab-sebab nasionalisasi meliputi:
      1. Mempromosikan pembangunan ekonomi, ex., dengan mengkoordinasi kan aset-aset dari banyak bisnis ke dalam satu rencana induk.
      2. Menangguk keuntungan untuk perbehandaraan nasional
      3. Mencegah perusahaan perusahaan bangkrut dan menutup pintu-pintu mereka.
      4. Memperkaya program-program yang kepentingan nasional
      5. Memperkokoh kendali ekonomi atau politis
      6. Memastikan barang dan jasa untuk semua warga, terlepas dari status ekonomi mereka.
    • Alasan pokok untuk privatisasi meliputi:
      1. Lebih efisien memiliki barang dan jasa yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan swasta daripada perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh pemerintah.
      2. Suatu perubahan dalam kultur politis membawa suatu keinginan untuk menjual aset-aset tersebut.
      3. Perusahaan tersebut telah menghasilkan banyak uang dan pemerintah merasa sudah saatnya untuk menjualnya daripada terus mempertahankannya.
      4. Harga pembelian dapat digunakan untuk mengurangi himpitan utang nasional.
      5. Perusahaan tersebut membutuhkan dana penelitian dan pengembangan agar dapat mempertahankan kedudukan kompetitifnya, dan pemerintah tidak bersedia membiayai investasi tersebut.
  • M. INTEGRASI EKONOMI
    • INTEGRASI EKONOMI (economic integration) adalah pembuatan peraturan-peraturan dan regulasi-regulasi transnasional yang memperkaya kerjasama  dan perdagangan ekonomi di antara negara-negara.
    • Di satu pihak, integrasi ekonomi akan menyebabkan terjadinya suatu pasar perdagangan bebas dunia yang di dalamnya semua negara mempunyai satu mata uang dan dapat mengekspor apapun yang mereka inginkan ke negara lain manapun. Di sisi lain, sama sekali tidak ada integrasi ekonomi, di mana di dalamnya negara-negara mencukupi dirinya sendiri dan tidak perlu berdagang dengan negara lain.
  • N. TINGKAT INTEGRASI EKONOMI
    • LIMA tataran integrasi ekonomi meliputi:
      1. Kawasan perdagangan bebas
      2. penyatuan pabean
      3. pasar bersama
      4. penyatuan ekonomi
      5. penyatuan politis
    • (1) Kawasan Perdagangan Bebas 
      1. Kawasan perdagangan bebas (free trade area) ialah suatu perjanjian integrasi ekonomi yang di dalamnya hambatan-hambatan untuk berdagang (seperti TARIF dan KUOTA) di antara negara-negara anggotanya dihapuskan
      2. SALAH SATU PERJANJIAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS adalah Perkumpulan Perdagangan Bebas Eropa (European Free Trade Association, EFTA), suatu kawasan perdagangan bebas yang kini hanya terdiri atas Australia, Finlandia, Islandia, Lichtenstein, Swedia, dan Swiss.
      3. Contoh lainnya adalah yang di bentuk oleh Amerika Serikat dan Kanada pada tahun 1989, Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Serikat-Kanada (United States-Canadian Free Trade Agreements,CFTA).
      4. Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreements,NAFTA) adalah kawasan perdagangan bebas yang berlaku efektif sejak1994. NAFTA diharapkan bisa memarakkan perdagangan Meksiko, Kanada, dan Amerika Serikat serta mempertangguh posisi Amerika Utara pada saat berunding dengan Uni Eropa.
    • (2) PERSEKUTUAN PABEAN
      1. Persekutuan pabean (customs union) adalah suatu bentuk integrasi ekonomi yang di dalamnya semua tarif di antara negara-negara anggota dihilangkan dan kemudian di susun sebuah kebijakan perdagangan bersama terhadap negara bukan anggota. Kebijakan ini sering menghasilkan suatu struktur tarif eksternal yang seragam.
    • (3) PASAR BERSAMA
      • Pasar bersama (common market) merupakan suatu bentuk integrasi ekonomi yang ditandai oleh:
        • Tidak adanya hambatan di antara negara-negara anggota;
        • Suatu kebijakan bersama perdagangan eksternal;
        • Mobilitas faktor-faktor produksi di antara negara-negara anggota. Pasar bersama memungkinkan realokasi sumber-sumber produksi seperti modal, tenaga kerja, dan teknologi, dengan berlandaskan teori keunggulan komparatif.
    • (4) PENYATUAN EKONOMI 
      • Uni ekonomi atau penyatuan ekonomi (economic union), yang lebih dalam daripada integrasi ekonomi, ditandai oleh perpindahan bebas barang, jasa, dan faktor-faktor produksi di antara negara-negara anggota dan adanya integrasi penuh kebijakan ekonomi.
      • Uni Ekonomi
        1. Menggabungkan kebijakan fiskal dan moneter di antara negara-negara anggota;
        2. Memiliki mata uang bersama (atau kurs mata uang tetap secara permanen);
        3. Menerapkan tarif dan struktur pajak yang sama untuk semua negara anggota.
    • (5) PENYATUAN POLITIS
      • Uni politis atau penyatuan politis (political union) melewati integrasi ekonomi penuh; di dalamnya semua kebijakan ekonomi digabungkan dan memiliki pemerintahan tunggal. Uni politis menggambarkan integrasi ekonomi total dan hanya mungkin terjadi jika negara-negara menyerahkan kekuasaan nasional mereka kepada kepemimpinan di bawah satu pemerintahan tunggal.
  • O. MASYARAKAT EROPA 
    • Masyarakat Eropa (European Community, EC) dibentuk pada tahun 1957 oleh Traktat Roma (Treaty of Rome). Enam negara ECSC (European Coal and Steel Community) merupakan pendiri EC, dan pada tahun 1991 enam negara lainnya bergabung (Inggris, Denmark, Yunani, Irlandia, Portugal, dan Spanyol).
    • Ketentuan-ketentuan pokok dari pendirian pakta tersebut adalah:
      1. Pembentukan suatu kawasan perdgangan bebas di antara negara-negara anggota akan dihasilkan oleh penghapusan tarif, kuota, dan hambatan perdagangan lainnya secara perlahan-lahan.
      2. Hambatan untuk perpindahan tenaga kerja, modal, perusahaan-perusahaan bisnis pada akhirnya akan dihapuskan
      3. Kebijakan pertanian bersama akan dianut.
      4. Akan dibentuk suatu dana investasi untuk menyalurkan modal dari wilayah yang lebih maju kepada wilayah yang terbelakang.
      5. Akan diadakan suatu persekutuan pabean yang ditandai oleh suatu jadwal penentuan tarif yang seragam yang diberlakukan terhadap impor dari negara-negara lainnya.
  • P. NAFTA
    • Pada bulan Agustus 1992 Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko menandatangani suatu PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS (free trade agreement) untuk membentuk suatu pasar terbuka di seluruh benua Amerika Utara
    • Isu-isu kunci dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement, NAFTA) ini adalah:
      1. Memperluas penghapusan hambatan-hambatan pabea selama 15 tahun.
      2. Memasukkan hak milik intelektual dan jasa. Ikatan kultural historis antara Amerika-Meksiko.
      3. Perbedaan gaji dapat menungkatkan daya asing di mana dimungkinkan produktivitas.
      4. Kelemahan infrastruktur, terutama pengangkutan dan komunikasi .
      5. Tidak seperti Uni Eropa yang mempertimbangkan penyatuan politis.
      6. Kemungkinan kaitan dengan berbagai inisiatif perdagangan bebas Amerika Latin dan Tengah.
      7. Perjanjian sampingan yang membatasi kompetisi upah murah.
  • Q. PEREKONOMIAN DUNIA BARU
    1. Mengapa orang-orang kini gelisah dengan pekerjaannya?
    2. Mengapa tingkat perputaran pejabat eksekutif kepala dan eksekutif senior semakin melonjak?
    3. Mengapa sedemikian banyaknya korporasi (termasuk perusahaan yang laku di pasar modal) merampingkan (downsizing) organisasi mereka ?
      • Aktivitas-aktivitas dramatik dan penuh petaka ini terjadi karena terjadinya perubahan evolusioner yang melanda perekonomian global.
    4. Mengapa Kompetisi Global Meningkat Secara Cepat?
      • Dekade 1990-an menyaksikan suatu pergeseran ke sebuah pasar yang ditandai oleh kian ketatnya kompetisi global. Korporasi-korporasi- kecil, menengah, dan besar semuanya terpengaruh. Kompetisi global secara signifikan akan memberikan imbas atas sebagian besar organisasi dan industri selama era ini. Korporasi harus belajar bagaimana bertahan hidup dan sejahtera di dalam suatu lingkungan global yang diwarnai oleh dinamika dan gejolak yang sangat tinggi.
  • R. KEKUATAN LINGKUNGAN PROAKTIF
    1. Penentuan sumber pengadaan global.
    2. Pasar-pasar bam dan sedang berkembang
    3. Skala ekonomis.
    4. Trend menuju permintaan homogen untuk produk dan jasa.
    5. Biaya transportasi global yang semakln murah.
    6. Interaksi pemerintah: tarif, hambatan nontarif, pabean, dan pajak.
    7. Meningkatnya telekomunikasi dengan biaya yang sangat rendah.
    8. Trend menuju standar teknis yang homogen.
  • S. KEKUATAN. LINGKUNGAN REAKTIF
    1. Meningkatnya kompetisi dari pesaing nondomestik.
    2. Meningkatnya risiko yang disebabkan kelabilan kurs valuta asing.
    3. Trend pelanggan yang berkembang dari strategi yang hanya domestik ke global.
    4. Meningkatnya langkah perubahan teknis global.
  • T. PARADIGMA  YANG BERUBAH UNTUK ERA EKONOMI BARU : PASAR
  • gb 06

10.4. LINGKUNGAN KULTURAL INTERNASIONAL

  • A. KULTUR [culture]
  • KULTUR [culture] mengacu kepada pengetahuan yang diperoleh dan digunakan oleh orang-orang untuk menafsirkan pengalaman dan untuk menghasilkan perilaku sosial. Kultur dimiliki bersama oleh setiap anggota sebuah kelompok, organisasi, atau masyarakat. Melalui kultur dibentuk nilai-nilai dan sikap yang membentuk perilaku individu dan kelompok.
  • Kultur dipelajari melalui pendidikan dan pengalaman. Kultur juga diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pada saat yang sama, kultur secara konstan mengalami perubahan karena orang-orang mengadaptasi lingkungan baru.
  • Pengetahuan menyangkut kultur ada 2 yaitu :
    1. PENGETAHUAN FAKTUAL
      • Pengetahuan faktual sering mempunyai makna sebagai suatu. akta langsung tentang sebuah kultur, namun mengandung signifikansi tambahan manakala ditafsirkan di dalam konteks kultur. Umpamanya, mayoritas umat di Indonesia beragama Islam.
    2. PENGETAHUAN INTERPRETATIF
      • Pengetahuan interpretatif membutuhkan suatu kadar wawasan yang sering disebut sebagai PERASAAN (feeling).
  • Pemasar harus bisa memproyeksikan dirinya sendiri ke dalam situasi. Pengetahuan ini sangat tergantung kepada pengalaman masa lalu untuk penafsirannya, dan sering rentan misinterpretasi jika menggunakan kerangka acuan budaya asalnya sendiri. Idealnya, pemasar internasional hendaknya memiliki kedua macam pengetahuan faktual dan pengetahuan interpretatif).
  • Kultur dan karakteristiknya, meliputi:
    1. Kultur itu Preskriptif Kultur menggariskanjenisperilaku yang dianggap diterima di dalam sebuah masyarakat. Karakteristik preskriptif kultur menyederhanakan suatu proses pengambilan keputusan konsumen dengan membatasi pilihan produk pada yang berterima secara sosial
    2. Kultur Dimiliki secara Sosial Kultur harus didasarkan pada interaksi dan kreasi sosial. Kultur tidak mungkin ada dengan sendirinya. Kultur dimiliki bersama oleh semua anggota -suatu masyarakat sehingga bertindak mengukuhkan sifat preskriptif kultur itu sendiri.
    3. Kultur Mempermudah Komunikasi Salah satu fungsi yang berguna yang diberikan oleh kultur adalah mempermudah komunikasi. Kultur biasanya menekankan kebiasaan-kebiasaan berpikir dan perasaan yang sama di antara orang-orang
    4. Kultur itu Dipelajari Kultur tidak diwarisi secara genetis—kultur harus dipelajari dan  \ diperoleh. Sosialisasi (socialization) atau enkulturasi (enculturation) terjadi pada saat seseorang menyerap atau mempelajari kultur di mana dia dibesarkan
    5. Kultur itu Subyektif Orang-orang di dalam kultur yang berbeda sering memiliki gagasan yang beragam tentang obyek yang sama. Apa yang dapat diterima di dalam sebuah kultur belum tentu demikian pada kultur lainnya. Dalam hal ini kultur itu unik dan arbitrari. Akibatnya, fenomena yang sama yang hadir di dalam kultur-kultur yang berbeda dapat ditafsirkan dengan cara yang sangat beragam
    6. Kultur itu Abadi Karena kultur dimiliki bersama dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, kultur relatif mantap dan sangat permanen. Kebiasaan-kebiasaan lama sukar untuk dihilangkan, dan orang-orang. cenderung mempertahankan warisannya sendiri meskipun dunia terus berubah
    7. Kultur itu Kumulatif kultur didasarkan pada ratusan atau bahkan ribuan tahun akumulasi situasi. Setiap generasi menambahkan bagiannya kepada kultur sebelum meneruskan warisan tersebut kepada generasi berikutnya.
    8. Kultur itu Dinamis Kultur diteruskan dari satu generasi ke generasi, tetapi kulturtidak boleh dianggap statis dan imun terhadap perubahan. Kultur secara konstan berubah kultur mengadaptasi dirinya sendiri terhadap berbagai situasi baru dan sumber-sumber pengetahuan baru. Aspek dinamis kultur mengakibatkan beberapa produk menjadi usang dan dapat, menghadirkan kebiasaan-kebiasaan baru dalam membeli.
  • B. ELEMEN-ELEMEN KULTUR
  • Kultur adalah subyek multidimensional yang kompleks.
  • Untuk memperoleh pemahaman kultur adalah dengan mempelajari elemen-elemen kultur (cultural elements) berikut ini:  Kultur Materi, Bahasa, Nilai-nilai dan Sikap, Estetika, Kelakuan-2 dan Kebiasaan, Edukasi, Agama dan Pranata-pranata Sosial.
    1. KULTUR MATERI. Kultur materi (material culture) meliputi alat-alat dan artifak-artifak—benda-benda fisik dan , materi hasil kecerdasan manusia—di dalam sebuah masyarakat, di luar benda-benda fisik yang ditemukan di alam, kecuali benda-benda tersebut mengalami sejumlah prosedur teknologis
    2. TEKNOLOGI DAN KULTUR MATERI. Teknologi menunjuk kepada berbagai teknik atau metode untuk membuat dan menggunakan benda-benda tersebut. Teknologi dan kultur materi terkait dengan cara suatu masyarakat mengorganisasikan aktivitas-aktivitas ekonominya. Hal ini dimanifestasikan dalam ketersediaan dan kecukupan infrastruktur dasar ekonomi, sosial, finansial, dan pemasaran
    3. ASPEK-ASPEK KULTURAL TEKNOLOGI
      • Teknologi tidak hanya meliputi aplikasi ilmu atas produksi/tetapi juga kemahiran dalam pemasaran, keuangan, dan manajemen.
      • Aspek-aspek kultural dari teknologi menjadi perhatian pemerintah karena warganya barangkali tidak siap untuk menerima perubahan-perubahan teknologis yang dibawa oleh teknologi baru
        1. GNP TINGGI-TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI. Perbedaan dalam tingkat teknologi di antara negara-negara digunakan sebagai landasan untuk menilai apakah sebuah negara adalah maju ataukah berkembang. Biasanya sebuah negara dengan GNP/kapita tinggi menggunakan tingkat teknologi yang lebih canggih dibandingkan dengan negara dengan GNP/kapitanya lebih rendah
        2. DUALISME TEKNOLOGI . Dualisme teknologis (technological dualism) merupakan karakteristik menonjol yang mewarnai banyak negara terbelakang. Di negara yang sama, sebuah sektor ekonomi bisa saja secara teknologis sudah maju dan berproduktivitas tinggi, sedangkan teknik-teknik produksi di sektor-sektor lainnya mungkin kuno dan padat tenaga kerja.
        3. TEKNOLOGI YANG TEPAT GUNA . Daripada harus memilih antara proses yang intensif modal atau padat tenaga kerja, banyak pakar pembangunan ekonomi yang menganjurkan teknologi tepat guna (appropriate technology), yang bisa berbentuk padat modal, menengah, atau padat tenaga kerja. Gagasannya adalah memilih teknologi yang paling sesuai dengan masyarakat yang menggunakannya.
        4. EFEK BUMERANG . Di samping keamanan nasional, alasan lainnya mengapa takut menjual \ teknologinya ke negara lain adalah EFEK BUMERANG (boomerang effect)
    4. KULTUR MATERI SEBAGAI SUATU KENDALA
      • Para pemasar perlu memperhatikan bagaimana kultur materi di pasar asing mempengaruhi operasi-operasi mereka di sana.
      • Dalam pabrikasi, produksi asing oleh suatu perusahaan dapat mewakili suatu upaya untuk memperkenalkan suatu kultur materi baru ke dalam sebuah negara tuan rumah.
      • Hal ini biasanya terjadi saat perusahaan membangun sebuah pabrik di negara berkembang. Perusahaan umum mencek secara hati-hati prasyarat ekonomi, sebagai contoh, pasokan bahan baku, tenaga listrik, transportasi, dan pendanaan
    5. KULTUR MATERI DAN PEMASARAN
      • Yang sama pentingnya bagi para pemasar adalah memahami kultur materi di pasar asing.
      • Sebagai contoh, pemasar industrial menjumpai bahwa akan berfaedah untuk memperoleh tabel masukan-keluaran untuk pasar industrial. Dengan membaca tabel tersebut, perusahaan dapat memiliki buah pikiran yang lebih baik bagaimana \ produknya berkaitan dengan kultur materi dan struktur industri sebuah negara
    6. IMPERIALISME
      • Barangkali peran yang paling tampak dari pemasaran internasional adalah sebagai agen perubahan kultural (agent of cultural change). Pada saat perusahaan memperkenalkan produk-produk baru ke dalam sebuah pasar, sesungguhnya perusahaan tersebut sedang berusaha untuk mengubah kultur materi negara bersangkutan.
      • Perubahannya mungkin sederhana sebuah produk makanan baru atau mungkin lebih dramatis sebuah mesin yang merevolusikan teknologi industrial dan pertanian di negara tuan rumah. Produk dari perusahaan internasional adalah makhluk asing, dalam artian bah wa produk tersebut tidak berasal dari negara tuan rumah. Perusahaan harus menyimakjeli atas legitimasi perannya sebagai agen perubahan. Perusahaan harus memastikan bahwa perubahan yang dibawanya sesuai dengan kepentingan negara tuan rumah.
    7. BAHASA
      • Bahasa Bahasa (language) merupakan perbedaan yang paling nyata di antara beraneka kultur. Tidak mungkin terlepas dari semua aspek lainnya dari sebuah kultur, bahasa merefleksikan sifat dan nilai kultur yang bersangkutan. Sebagai contoh, bahasa Inggris memiliki perbendaharaan kata yang kaya untuk perdagangan dan aktivitas industrial, yang mencerminkan sifat masyarakat Inggris dan Amerika. Banyak masyarakat industri lainnya yang hanya memiliki perbendaharaan kata yang terbatas untuk aktivitas-aktivitas tersebut, akan tetapi memiliki perbendaharaan kata yang lebih kaya untuk hal-hal lain yang penting bagi kultur mereka
    8. BAHASA SEBAGAI CERMIN KULTURAL
      1. Bahasa sebuah negara merupakan kunci kepada  kulturnya. Maka dari itu, andaikata pemasar ingin bekerja secara ekstensif dengan kultur siapa pun, penting sekali mempelajari bahasanya.
      2. Mempelajari bahasa dengan baik berarti mempelajari kultur dari mana bahasa tersebut berasal.
      3. Agar perwakilan perusahaan dapat berkomunikasi dengan baik dengan para pemimpin politis, karyawan, para pemasok, dan para pelanggan, mereka harus mengasimilasikan aspek yang satu ini lebih dari yang lainnya.
    9. BAHASA SEBAGAI SEBUAH MASALAH
      • Dalam periklanan, pemberian merek, pengemasan. penjualan pribadi, dan riset pemasaran, pemasaran sangatlah tergantung pada komunikasi. Seandainya manajemen tidak berbicara dalam bahasa yang sama dengan berbagai pemirsany. (audiences), ia tidak akan banyak keberhasilan. Di dalam setiap pasar asingnya, perusahaan harus berkomunikasi dengan beberapa pemirsa: karyawan, manajer, pelanggan, pemasok, dan pemerintah
    10. Beberapa Edukasi dan pemasaran internasional
      1. Jika konsumen sebagian besar buta aksara, program periklanan dan label kemasan perlu disesuaikan.
      2. Apabila para gadis dan wanita sebagian besar tersingkir dari pendidikan formal, program pemasaran harus dibuat berbeda dari negara-negara yang situasinya tidak seperti itu.
      3. Untuk mengadakan riset pemasaran dapat menjadi sukar, baik dalam penyampaian kepada pelanggan maupun dalam menghimpun periset yang berbobot.
      4. Produk-produk yang rumit dan/atau membutuhkan instruksi-instruksi tertulis mungkin perlu dimodifikasi guna memenuhi tingkat edukasional pasar.
      5. Kerja sama dari saluran distribusi sebagian tergantung pada pencapaian edukasional anggota dalam
      6. Kualitas jasa pendukung pemasaran, contohnya biro periklanan, tergantung pada seberapa baik sistem edukasional mempersiapkan orang-orang untuk jabatan seperti itu
    11. AGAMA DAN PEREKONOMIAN
      • Agama mempunyai sejumlah implikasielohomi. Agama memiliki implikasi luas terhadap sikap atas bermacam-macam masalah ekonomi. Di samping sikap-sikap, agama juga dapat mempengaruhi perekonomian secara langsung, yaitu seperti berikut:
        1. Hari-hari besar agama sangat bervariasi di antara negara-negara, tidak hanya antara Kristen dan Islam, tetapi bahkan juga antara negara Kristen yang s’atu dengan yang lain. Pada umumnya hari Minggu merupakan hari besar agama pada semua negara di mana Kekristenan merupakan agama penting. Di dunia Muslim, semua hari dalam bulan Ramadhan merupakan hari besar agama untuk segala tujuan praktis. Perusahaan internasional harus mengingat bahwa berbagai jadwal pekerjaan lokal dan program pemasaran berkaitan dengan hari-hari besar lokal, tidak beda dengan perusahaan-perusahaan Amerika yang merencanakan pemasaran besar-besaran pada hari Natal.
        2. Pola-pola konsumsi dapat dipengaruhi oleh berbagai ketentuan atau tabu Makan daging pada hari Jumat suci adalah tabu bagi umat Katolik. Orang Islam dilarang makan daging babi, seperti halnya orang Hindu tabu mengkonsumsi daging sapi.
        3. Peran ekonomi wanita bervariasi dari satu kultur ke kultur lainnya, dan keyakinan agama merupakan penyebab penting. Para wanita mungkin saja dibatasi dalam kapasitas mereka sebagai konsumen, sebagai karyawan, atau sebagai responden dalam suatu riset pemasaran. Perbedaan ini dapat menyebabkan berbagai penyesuaian besar dalam ancangan manajemen yang terkondisi dalam suasana masyarakat yang lebih bebas.
        4. Sistem kasta membatasi partisipasi dalam perekonomian. Perusahaan merasakan akibat tidak hanya praktik penyusunan staf (khususnya wiraniaga), tetapi juga dalam berbagai program distribusi dan promosional karena perusahaan harus berhubungan dengan segmen-segmen pasar yang diakibatkan oleh sistem kasta.
        5. Keluarga gabungan (joint family) Hindu mempunyai berbagai efek ekonomi. Nepotisme merupakan karakteristik bisnis keluarga. Penyusunan staf lebih didasarkan pada pertimbangan peringkat keluarga daripada kriteria lainnya. Berikutnya, pengambilan keputusan konsumen dan konsumsi di dalam keluarga gabungan yang mungkin berbeda dibandingkan keluarga-keluarga lazimnya, membutuhkan strategi pemasaran yang sudah teradaptasi.
        6. Pranata keagamaan itu sendiri dapat berperan dalam masalah ekonomi. Gereja, atau kelompok keagamaan terorganisasi lainnya, kerapkali dapat mengganjal pengenalan berbagai produk atau teknik baru apabila mereka melihat bahwa inovasi tersebut merupakan suatu ancaman. Di lain pihak, produk atau teknik yang sama dapat secara lebih efektif diperkenalkan jika organisasi keagamaan melihatnya bermanfaat bagi mereka.
        7. Perbedaan agama di dalam sebuah negara dapat menimbulkan masalah bagi manajemen. Perusahaan mungkin menjumpai bahwa mereka berhubungan dengan pasar yang berbeda. Di Irlandia Utara terdapat permusuhan kuat antara Katolik dengan Protestan. Di India terjadi perselisihan yang belum terselesaikan antara Hindu dan Islam. Perbedaan-perbedaan agama
      • gb 07
    12. KULTUR DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF
      1. Terdapat hubungan antara kultur dan keunggulan kompetitif nasional. Secara sederhana, sistem nilai dan norma-norma dari sebuah negara akan mempengaruhi biaya untuk menjalankan usaha di negara tersebut.
      2. Biaya menjalankan bisnis ini mempengaruhi kemampuan perusahaan-perusahaan yang berdiam di sana untuk membentuk suatu keunggulan kompetitif (competitive advantage) di pasar global. Sebagai contoh, sikap-sikap terhadap kerja sama antara manajemen dan karyawan, terhadap pekerjaan, dan terhadap pembayaran bunga dipengaruhi oleh struktur sosial dan agama.
      3. Dalam rangka memahami perilaku pembeli luar negeri, pemasar international perlu melakukan empat tugas pokok yang sama dengan yang dibutuhkan oleh pemasar domestik, tetapi di dalam dan di luar pasar-pasar asing:
        • mengidentifikasi similaritas dan perbedaan di dalam pasar yang sedang ditinjau;
        • memilih model, konsep, dan teknik perilaku pembeli yang sahih untuk pasar yang sedang ditelaah;
        • memodifikasi penerapannya untuk memenuhi karakteristik pasar; dan
        • menafsirkan hasinya dalam konteks pasar tersebut.
  • gb 08
  • gb 09
  • gb 10
  • Untuk menafsirkan secara benar perilaku pembeli dengan menggunakan model dan konsep yang berkembang dalam kultur lainnya, pemasar internasional perlu memiliki pemahaman yang jernih atas gaya hidup normatif kultur yang sedang ditinjau. Sesungguhnya, gaya hidup normatif suatu masyarakat, kultur, atau subkultur merupakan kumpulan dari ENAM DAMPAK perilaku pembeli adalah sebagai berikut:
    1. Pengaruh kultur terhadap perkembangan fisik dan gerak individu-individu (ketangkasan dan kecekatan).
    2. Pengaruh kultur terhadap berbagai mekanisme pemrosesan-informasi (kognisi, persepsi, dan pemikiran logis).
    3. Bentuk pemikiran dan ekspresi simbolis (mitos, kepercayaan, dan praktik-praktik ritual).
    4. Pengaruh kultur terhadap pengharapan peran dan sosialisasi individu-individu (peran suami, peran orang tua, peran kerja).
    5. Pengaruh kultur terhadap perubahan sosial dan inovasi yang berhubungan dengan kepribadian (risiko sosial yang melekat pada pemakaian suatu inovasi)
    6. Pengaruh kultur terhadap konformitas, deviansi, dan kesehatan mental
  • gb 11
  • C. KERANGKA ACUAN utk ANALISIS LINTAS KULTURAL PERILAKU PEMBELI
    1. MENENTUKAN MOTIVASI YANG RELEVAN DI DALAM KULTUR:
      1. Kebutuhan apa yang dipenuhi  oleh produk ini di benak para anggota kultur?
      2. Bagaimana kebutuhan tersebut saat ini dipenuhi?
      3. Apakah anggota-anggota kultur dapat dengan cepat  mengenali kebutuhan tersebut?
    2. MENENTUKAN KARAKTERISTIK POLA PERILAKU:
      1. Pola-pola apa yang menandai perilaku pembelian?
      2. Apa bentuk-bentuk pembagian tenaga kerja yang ada di dalam struktur keluarga?
      3. Seberapa sering pembelian produk jenis ini?
      4. Berapa ukuran kemasan yang biasannya dibeli?
      5. Apakah ada dari karakteristik perilaku yang bertentangan dengan perilaku lainnya yang diharapkan untuk produk tersebut?
      6. Seberapa kuat pola perilaku yang bertentangan dengan pola-pola yang dibutuhkan untuk distribusi produk tersebut?
    3. MENENTUKAN NILAI-NILAI KULTURAL LUAR NEGERI YANG RELEVAN DENGAN PRODUK Tsb
      1. Nilai-nilai yang melekat kuat yang menyangkut pekerjaan, moralitas, agama, hubungan keluarga, dst., yang berkaitan dengan produk tersebut?
      2. Apakah produk tersebut mengandung atribut-atribut yang bertentangan dengan nilai-nilai kultural?
      3. Dapatkah konflik dengan nilai-nilai dihindari dengan mengubah produk?
      4. Apakah nilai-nilai positif dalam kultur yang ada pada produk dapat diidentifikasi?
    4. MENENTUKAN KARAKTERISTIK BENTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN:
      1. Apakah anggota-anggota kultur memperlihatkan suatu pendekatan yang teliti atau pendekatan impulsif untuk keputusan-keputusan mengenai inovasi.
      2. Apa bentuk proses pengambilan keputusan?
      3. Anggota-anggota kultur bergantung pada sumber-sumber informasi apa?
      4. Apakah anggota-anggota kultur cenderung kaku atau luwes dalam menerima ide-ide baru?
      5. Kriteria apa yang digunakan untuk mengevaluasi berbagai alternatif?
    5. MENGEVALUASI METODE PROMOSI YANG TEPAT UNTUK KULTUR TERSEBUT:
      1. Peran apa yang diduduki oleh periklanan di dalam kultur tersebut?
      2. Tema, kata atau ilustrasi apa yang dianggap tahu?
      3. Masalah-masalah kebahasaan apa yang terdapat di pasar sekarang yang tidak dapat diterjemahkan ke dalam kultur ini?
      4. Jenis-jenis tenaga wiraniaga seperti apa yang dapat diterima di dalam kultur tersebut?
      5. Apakah tenaga wiraniaga seperti itu tersedia?
  • D. IDEOLOGI NASIONAL DAN SIKAP TERHADAP ORANG ASING
    1. Ideologi nasional :
      1. Sikap
      2. Filosofi ekonomi
      3. Panjangnya identitas kultural
        • Sikap-sikap terhadap orang asing
        • Produk-produk asing dapat dilihat sebagai berbeda dan /atau inferior, atau menarik dan/atau bermutu tinggi.
    2. Pengaruh atas Disfusi berbagai inovasi
      • Tingkat adopsi dipengaruhi oleh:
        1. Resistensi untuk berubah
        2. Superioritas produk yang dirasakan
        3. Kemungklnan produk dapat dicoba atau dijelaskan
        4. Biaya produk
        5. Keselarasan produk dengan nilai atau tradisi kultural
  • gb 12
  • EMPAT langkah ancangan lintas kultural untuk mengidentifikasi dan mengoreksi kriteria referensi-sendiri:
    1. Menentukan permasalahan atau tujuan bisnis sehubungan dengan sifat-sifat, kebiasaan-kebiasaan, atau norma-norma kultural sendiri.
    2. Menentukan permasalahan bisnis atau tujuan dalam hubungannya dengan sifat-sifat, kebiasaan-kebiasaan, atau norma-norma kultural asing. Jangan memberikan pertimbangan nilai.
    3. Menyingkirkan pengaruh kriteria referensi-sendiri untuk mengatasi permasalahan, dan meneliti secara hati-hati untuk melihat bagaimana pengaruh tersebut memperumit permasalahan.
    4. Menentukan kembali permasalahan tanpa pengaruh kriteria referensi-sendiri, dan memecahkannya untuk situasi tujuan bisnis yang optimal.
  • Kemampuan untuk menggunakan kerangka acuan ini tergantung pada suatu pengetahuan yang mendalam menyangkut kultur yang lain dan juga kulturnya sendiri. Pada intinya, ANALISIS LINTAS KULTURAL PASAR membutuhkan:
    1. Empati kultural atau suatu kemampuan untuk memahami logika bagian dalam dan koherensi cara hidup lainnya.
    2. Kemampuan untuk tidak memberikan pertimbangan-pertimbangan mengenai nilai-nilai yang menopang perilaku pembeli dalam kultur lainnya
  • ETNOSENTRISME
    • Etnosentrisme (ethnocentrism) adalah keyakinan bahwa kelompoknya sendiri lebih unggul dibandingkan yang lain. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan sebuah perusahaan atau individu yang sedemikian terobsesi oleh keyakinan bahwa apa yang berjalan dengan baik di negara asal bakal berjalan baik pula di luar negeri sehingga perbedaan-perbedaan yang bersifat lingkungan tidak mereka gubris.
    • Etnosentrisme dapat dikategorikan ke dalam TIGA jenis yaitu:
      1. Faktor-faktor penting diabaikan karena manajemen telah sedemikian terbiasa dengan hubungan sebab-akibat tertentu di negara asal sehingga perbedaan-perbedaan di luar negeri diabaikan. Dalam upaya memerangi jenis etnosentrisme seperti ini, manajer-manajer dapat merujuk kepada daftar variabel-variabel manusia guna memastikan diri mereka sendiri bahwa faktor-faktor utama paling tidak telah diperhitungkan.
      2. Manajemen mengakui bermacam-macam perbedaan yang bersifat lingkungan dan berbagai masalah yang berkaitan dengan perubahan, tetapi mereka lebih menyibukkan diri pada pencapaian tujuan-tujuan negara asal daripada tujuan-tujuan asing atau dunia. Akibatnya mungkin pada merosotnya kelangsungan hidup kompetitif jangka panjang karena perusahaan tidak berjalan sebaik para pesaingnya dan karena bertentangan dengan praktik-praktik yang berkembang di luar negeri.
      3. Manajemen mengakui adanya berbagai perbedaan tetapi menganggap bahwa pengenalan perubahan memang perlu namun dapat dicapai dengan mudah
  • gb 13

10.5. LINGKUNGAN POLITIS INTERNASIONAL

  • Lingkungan politis dari setiap negara adalah unik. Pasar asing yang terkesan menggiurkan mungkin tidak memberikan jalan masuk jika lingkungan politisnya diwarnai oleh ketidakstabilan dan ketidakpastian. Ringkasnya, suatu telaah yang cermat atas lingkungan politis haruslah mendahului komitmen kepada suatu pasar baru di dalam sebuah negara.
  • gb 14
  • Negara-negara tuan rumah tidak bergantung seluruhnya pada jasa baik perusahaan asing untuk membantu mereka mencapai tujuan nasional mereka. Mencoba untuk memastikan perilaku yang diinginkan dari perusahaan-perusahaan asing dan untuk mencegah tindak-tanduk yang tidak diinginkan pemerintah-pemerintah memakai beraneka macam instrumen untuk mengendalikan perusahaan-perusahaan asing di negara mereka.
  • Beberapa di antara kontrol-kontrol tersebut adalah:
    1. Restriksi-restriksi memasuki pasar.
      • Seandainya diizinkan memasuki negara, perusahaan asing mungkin dibatasi pada industri yang dapat dimasukinya. Perusahaan tersebut mungkin dicegah dari “MEMAKAN” perusahaan nasional. Perusahaan mungkin pula dicegah untuk menguasai kepemilikan 100 persen, tetapi bisa saja diminta memasuki suatu usaha patungan (joint venture) dengan sebuah perusahaan nasional. Perusahaan mungkin DIBATASI pada produk yang dapat dijualnya. Sebagai contoh, pemerintah India memutuskan bahwa sabun dan korek api dapat dibuat oleh industri rumah tangga. Tentu saja hal ini mempengaruhi operasi perusahaan-perusahaan seperti Unilever dan Swedish Match di India.
    2. Kontrol harga.
      • Begitu terjun di dalam negeri, perusahaan asing dapat terbentur restriksi. Salah satu yang paling lazim adalah KONTROL HARGA, yang dalam perekonomian inflasioner dapat secara hebat membatasi kemampulabaan. Perusahaan Gerber meninggalkan Venezuela karena di satu dekade ada kendali harga yang mencegah operasi yang menguntungkan. Berbagai regulasi pemerintah lainnya dapat mempengaruhi periklanan dan praktik-praktik pemasaran lainnya dari perusahaan.
    3. Kuota dan tarif.
      • Kuota dan tarif negara dapat membatasi kemampuan perusahaan untuk mengimpor perlengkapan, komponen, dan produk sehingga memaksa tingkat pengadaan lokal yang lebih tinggi dari yang dikehendaki.
    4. Kontrol mata uang.
      • Banyak negara yang mengalami defisit kronis dalam neraca pembayaran mereka dan kekurangan valuta asing. Mereka menjatah penggunaan valuta asing menurut prioritasnya. Perusahaan-perusahaan asing mungkin rendah dalam daftar prioritas tersebut dan mengalami kesukaran untuk memperoleh valuta asing yang diperlukan untuk impor atau pengiriman keuntungan (profit repatriation) ke negara asalnya.
    5. Eksproriasi.
      • Pengambilalihan atau eksproriasi (expropriation) yang didefinisikan sebagai perampasan resmi terhadap hak milik pihak asing, merupakan instrumen akhir pemerintah untuk mengendalikan perusahaan asing. Hal ini merupakan tindakan paling drastis terhadap perusahaan-perusahaan asing, yang akhir-akhir ini sudah sangat jarang terjadi karena negara- negara berkembang mulai melihat bahwa investasi langsung asing itu menguntungkan
  • INDIKATOR-INDIKATOR RISIKO POLITIS
    1. Ekonomi
      1. Tingkat produk domestik bruto (GDP)
      2. Inflasi
      3. Pelarian modal
      4. Utang luar negeri
      5. Keluaran bahan makanan
      6. Ketergantungan komoditas
    2. Politik
      1. Hubungan dengan tetangga
      2. Kadar otoritarianisme
      3. Legitimasi pemerintah
      4. Kontrol politis atau militer
      5. Keterlibatan dalam berbagai konflik asing atau perang
    3. Masyarakat
      1. Urbanisasi
      2. Kehadiran golongan fundamentalisme
      3. Karakteristisasi korup atau nonkorup
      4. Kehadiran ketegangan etnik
  • Dalam penelitian terhadap risiko politis, perusahaan dapat memasukkan suatu analisis pendahuluan dari kerentanan politis negara tuan rumah tertentu. Beberapa elemen yang dipertimbangkan dalam analisis seperti itu meliputi faktor-faktor eksternal dan perusahaan.
  • Faktor-faktor eksternal mencakup:
    1. NEGARA ASAL PERUSAHAAN. Perusahaan akan diterima dengan lebih baik di negara yang memiliki hubungan baik dan mesra dengan negara asal perusahaan tersebut.
    2. PRODUK ATAU INDUSTRI. Sensitivitas industri merupakan suatu pertimbangan penting. Umumnya bahan baku, utilitas publik, komunikasi, farmasi, dan produk yang berkaitan dengan pertahanan adalah yang paling sensitif.
    3. UKURAN DAN LOKASI OPERASI-OPERASI. Semakin besar perusahaan asing, akan lebih kelihatan ancamannya. Hal ini terutama terjadi bila perusahaan tersebut mempunyai fasilitas besar dan berlokasi di daerah-daerah kota yang menonjol, seperti ibukota.
    4. VISIBILITAS PERUSAHAAN. Semakin menyolok visibilitas (visibility) perusahaan asing, berangsur-angsur besar kerentanannya. Visibilitas adalah fungsi dari beberapa hal. Dua di antaranya adalah ukuran dan lokasi operasi perusahaan di dalam negara. Yang lainnya adalah sifat produk-produknya. Barang-barang konsumsi lebih kelihatan wujudnya dibanding barang-barang industrial. Barang-barang jadi lebih kelihatan dibandingkan komponen atau masukan-masukan yang tersembunyi dalam produk akhir. Merek-merek internasional lebih provokatif dibandingkan merek-merek lokal.
  • SITUASI POLITIS NEGARA TUAN RUMAH. Situasi politis dapat mempengaruhi perusahaan. Risiko politis negara tuan rumah sepatutnyalah dievaluasi. Faktor-faktor perusahaan meliputi:
    1. Perilaku perusahaan. Beberapa perusahaan lebih peka dan responsif terhadap situasi di dalam negara tuan rumah. Goodwill dalam bidang ini merupakan aset yang bernilai
    2. Kontribusi perusahaan terhadap negara tuan rumah. Beberapa dari kontribusi tersebut sangat objektif dan dapat dikuantifikasi. Berapa banyak lapangan kerja yang telah dibuka? Berapa besar pajak telah dibayar? Berapa besar ekspor telah dihasilkan oleh perusahaan? Berapa banyak sumber daya dan keahlian baru telah dibawa masuk oleh perusahaan?
    3. Lokalisasi operasi. Pada umumnya, semakin terlokalisasi operasi perusahaan, semakin lebih berterima perusahaan tersebut bagi negara tuan rumah. Terdapat beberapa dimensi lokalisasi, termasuk memiliki ekuitas lokal, mengangkat manajer-manajer lokal dan staf teknis, menggunakan kandungan lokal dalam produk, termasuk pemasok lokal untuk barang dan jasa, dan membuat produk lokal dan nama merek lokal.
    4. Ketergantungan anak perusahaan. Faktor ini agak bertentangan dengan poin sebelumnya. Semakin operasi-operasi lokal bergantung pada induk perusahaan, semakin kurang rentan perusahaan tersebut. Bila perusahaan tidak dapat berfungsi sebagai unit terpisah yang bertahan sendiri melainkan tergantung pada induk perusahaan untuk sumber daya kritis dan/atau untuk pasarnya, perusahaan tersebut akan dilihat sebagai sasaran pengambilalihan (takeover) yang kurang menguntungkan.
  • MENGELOLA HUBUNGAN NEGARA TUAN RUMAH
    1. Perencanaan sebelum masuk pasar:
      1. Menghindari tindakan mengancam negara-negara.
      2. Melakukan negosiasi dengan pemerintah tuan rumah.
      3. Membeli asuransi atas jaminan investasi.
      4. Menyesuaikan metode untuk memasuki pasar.
    2. Perencanaan setelah operasi masuk pasar:
      1. Memiliki suatu sistem pemantauan.
      2. Mengembangkan program komunikasi korporat.
      3. Mengembangkan pemegang saham lokal ( karyawan, pemasok,pelanggan).
      4. Mempunyai eksekutif-eksekutif nasional dan dewan pertimbangan.
      5. Mengubah operasi sepanjang waktu sejalan dengan perubahan rasio manfaat-biaya negara tuan rumah. Contohnya: produk dan proses baru, lebih banyak manajemen dan modal lokal, ekspor baru, dan litbang lokal.
      6. Mempunyai rencana kontingensi.
  • gb 15
  • SISTEM POLITIS DEMOKRATIS KONTEMPORER memiliki ciri-ciri berikut:
    1. Kebebasan pendapat, ekspresi, dan pers, serta kebebasan berorganisasi.
    2. Pemilihan umum yang melaluinya pemilik suara memutuskan siapa yang akan mewakili mereka.
    3. Syarat-syarat terbatas untuk orang-orang yang terpilih.
    4. Sistem peradilan yang bebas dan adil dengan penghargaan yang tinggi terhadap hak individu dan hak milik.
    5. Birokrasi nonpolitis yang relatif dan infrastruktur pertahanan.
    6. Aksesibilitas yang relatif kepada proses pengambilan keputusan.
  • ELEMEN KUNCI DEMOKRASI adalah kebebasan dalam bidang-bidang hak politis dan kemerdekaan sipil.
    1. Indikator penting untuk hak politis adalah:
      1. Kadar terhadapnya pemilihan umum yang kompetitif dan adil berlangsung.
      2. Kemampuan pemilik suara untuk memperlengkapi wakil mereka dengan kekuatan yang sesungguhnya.
      3. Kemampuan orang-orang mengorganisasikan diri ke dalam partai-partai politis atau ke dalam kelompok-kelompok politis kompetitif dari pilihan mereka
      4. Keberadaan berbagai pengaman atas hak-hak minoritas.
    2. INDIKATOR-INDIKATOR UTAMA KEMERDEKAAN SIPIL adalah:
      1. Keberadaan kemerdekaan pers.
      2. Persamaan di bawah undang-undang untuk semua individu.
      3. Tingkat kebebasan sosial pribadi.
      4. Kadar kebebasan dari ketidakpekaan dan korupsi pemerintahan yang berlebihan
  • Para pemasar internasional harus berhubungan dengan beraneka macam kadar intervensi pemerintahan dan aneka ragam kadar sfabilifas politis.
  • Dalam rangka melakukan hal itu mereka harus memahami fungsi-fungsi kritis yang dilaksanakan oleh suatu pemerintah demokratis di dalam perekonomian, sebagai misal:
    1. MELINDUNGI kebebasan warga negaranya.
    2. MEMPROMOSIKAN kesejahteraan warganya.
    3. MENYEDIAKAN barang-barang kebutuhan masyarakat seperti transportasi dan sistem komunikasi.
    4. MENGATASI berbagai kelemahan pasar seperti hambatan masuk dan pengetahuan serta kekuatan konsumen yang tidak memadai.
    5. MENANGANI spillover effects dan externalities
  • SIFAT RISIKO POLITIS (political risk) adalah probabilitas bahwa kekuatan-kekuatan politis akan menyebabkan perubahan-perubahan drastik di dalam lingkungan sebuah negara yang mempengaruhi keuntungan dan tujuan-tujuan lainnya dari sebuah perusahaan bisnis tertentu.
  • Risiko politis mempunyai EMPAT elemen penting:
    1. Diskontinuitas-diskontinuitas perubahan-perubahan drastis di dalam suatu lingkungan bisnis.
    2. Ketidakpastian perubahan-perubahan yang sulit diantisipasi.
    3. Kekuatan-kekuatan politis hubungan -hubungan kekuatan dan otoritas dalam konteks suatu masyarakat secara luas.
    4. Dampak bisnis potensi untuk mempengaruhi secara signifikan atas keuntungan dan tujuan-tujuan lainnya dari suatu perusahaan bisnis tertentu
  • gb 16
  • Klasifikasi intervensi pemerintah dalam operasi-operasi dari perusahaan asing
  • gb 17
  • Perusahaan-perusahaan multinasional terus berkecimpung di negara fuarr rumah, sedangkan pemerintah sanggup mempertahankan kontrolnya terhadap perusahaan asing melalui pemaksaan kontrol yang berbeda.
  • Domestikasi memerlukan beberapa tindakan, yang meliputi:
    1. Transfer kepemilikan secara bertahap kepada orang-orang lokal.
    2. Promosi sejumlah besar karyawan lokal ke jajaran manajemen yang lebih tinggi.
    3. Kekuatan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan untuk orang-orang lokal.
    4. Lebih banyak produk yang diproduksi secara lokal daripada yang diimpor untuk dirakit.
    5. Regulasi-regulasi ekspor spesifik dirancang untuk memaksa partisipasi di pasar dunia.
  • Dari sudut pandang negara tuan rumah, domestikasi lebih disukai daripada ekspropriasi karena berbagai alasan:
    1. Rasa malu terhadap pandangan internasional yang kerapkali disebabkan oleh ekspropriasi dapat dihindari.
    2. Berbeda halnya dengan akibat yang timbil dari ekspropriasi, domestikasi tidak ada efeknya terhadap rating kredit negara yang diberikan oleh lembaga-lembaga keuangan internasional.
    3. Dalam domestikasi, pemerintah tuan rumah tidak harus mengelola sendiri bisnis tersebut.
    4. Dalam bisnis di mana proses teknis dan pengetahuan manajerial dibutuhkan untuk operasi yang berhasil, berhubungan dengan perusahaan multinasional kerapkali lebih menyenangkan.
    5. Negara tuan rumah tidak dipandang sebagai berisiko buruk oleh para akademisi, konsultan, dan investor sekarang dan potensial. Dengan kata lain, domestikasi, berlawanan dengan ekspropriasi, membantu untuk mempertahankan aura iklim politis yang menguntungkan di dalam negeri.
    6. Domestikasi memberikan kepada negara tuan rumah kendali untuk secara hati-hati meneliti dan mengatur aktivitas perusahaan asing. Dengan cara ini setiap dampak sangat negatif operasi-operasi perusahaan-perusahaan multinasional di negara tuan rumah dapat ditemukan dan negara dapat mengambil tindakan koreksi yang tepat, baik melalui negosiasi atau melalui legislasi dan keputusan untuk kontrol lebih jauh.
  • ANALISIS RISIKO POLITIS
    1. Meskipun kaum ilmuwan, ekonom, pelaku bisnis, dan sarjana bisnis memiliki beberapa ide mengenai apakah sebenarnya risiko politis, mereka terkesan me-ngalami kesulitan untuk menyepakati definisinya dan metode untuk memprediksi bahaya risiko politis. Barangkali karena tidak adanya kesepakatan ini, banyak metode yang berbeda digunakan untuk mengukur, menganalisis, dan memprediksi risiko-risiko politis. Penilaian risiko politis berguna karena tiga sebab:
    2. Untuk mengidentifikasi negara-negara yang berubah menjadi Iran-Iran di masa depan (penilaian ini akan membunyikan sinyal peringatan dari memuncaknya risiko politis sehingga sebuah perusahaan dapat memproteksi dirinya sendiri dengan meminimalkan eksposurnya).
    3. Untuk mengidentifikasi negara-negara yang secara politis tidak sehat, sebagai contoh, Anggola dan Zimbabwe, dan mengidentifikasi negara-negara di mana kondisi politis telah berubah menjadi lebih kondusif, contohnya Mesir.
    4. Memberikan kerangka acuan untuk mengidentifikasi negara-‘negara yang secara politis riskan, tetapi tidak sedemikian berisikonya sehingga secara otomatis dikesampingkan (sebagian besar negara bei’kembang masuk ke dalam kategori ini)
    5. Dalam penstrukturan investasi (structuringinvestment), tujuannya adalah meminimalkan ancaman potensial dengan menyesuaikan kebijakan finansial dan operasi perusahaan. Manakala suatu investasi telah dilakukan, terdapat beberapa kebijakan operasi yang dapat menghadapi ketidakpastian. Kebijakan seperti itu terentang mulai dari memiliki pihak berkepentingan lokal (local stakeholder) dan penciutan bisnis terencana, sampai ke maksimalisasi keuntungan jangka pendek dan suatu perubahan dalam rasio keuntungan/biaya. Teknik-teknik finansial meliputi:
    6. Menjaga agar perusahaan afiliasi atau anak perusahaan bergantung kepada induk perusahaan untuk pasar-pasar atau pasokannya, atau kedua-duanya.
    7. Mengkonsentrasikan penelitian dan pengembangan perusahaan afiliasi dan teknologi swamilik di negara asal.
    8. Membuat merek dagang tunggal global sehingga negara tuan rumah paling tidak hanya mampu merampas fasilitas fisiknya saja, bukannya aset’tanwujud (intangible asset) produk.
    9. Mengendalikan transportasi.
    10. Penentuan sumber pengadaan produksi dari bermacam-macam pabrik.
    11. Mengembangkan stakeholders keuangan eksternal.
  • Untuk mengatasi ketidakpastian dapat digunakan strategi dengan menggunakan kontrol dan fleksibilitas. Patut dicatat bahwa beberapa dari strategi di bawah ini ilegal di sejumlah negara.
  • Strategi-strategi untuk menggunakan kontrol dipakai untuk menjaga lingkungan dari berubah secara buruk. Strateginya meliputi:
    1. Menggunakan integrasi mundur (backward integration) untuk mengendalikan sumber suplai dan integrasi maju (forward integration) untuk mengontrol pasar, teristimewa bila beberapa atau sebagian besar sumber pasokan dan pasar berada di luar negara tuan rumah. Melobi pemerintah untuk legislasi yang menguntungkan. Melakukan pembayaran yang diragukan.
    2. Menggunakan promosi untuk mempengaruhi kalangan pelanggan.
    3. Melakukan kontrak dengan para pemasok untuk masukan dan dengan para pembeli untuk keluaran.
    4. Membentuk kartel dengan sesama kompetitor.
    5. Meningkatkan fleksibilitas adalah meningkatkan adaptabilitas perusahaan terhadap suatu perubahan lingkungan. Strateginya meliputi:
    6. Menggunakan perlengkapan multiguna untuk menghasilkan berbagai jenis produk sehingga mengurangi ketergantungan pada sejenis produk saja.
    7. Menjual setiap produk di sejumlah pasar.
    8. Melakukan lebih banyak ekspor, pemberian lisensi, sewa guna usaha, franchise, dan subkontrak guna mengurangi pengeluaranxsumber daya ke dalam aset tetap dan tahan lama di luar negeri.
    9. Desentralisasi pengambilaiv keputusan sehingga keputusan-keputusan tersebut dapat dilakukan dengan segera.
    10. Menghindari/komitmen jangka panjang dengan memiliki berbagai klausul terminasi maklumat jangka pendek.
    11. Mempertahankan bantalan finansial (aset likuid, pinjaman siaga, dan kekuatan menjual saham) untuk tanggapan cepat terhadap perubahan-perubahan lingkungan.Membentuk sebuah sistem intelijen untuk menilai perkembangan-perkembangan lingkungan.
  • gb 18
  • gb 19
  • MEMBERIKAN RESPON
    1. Respon strategis yang dibuat oleh perusahaan untuk intervensi pemerintah akan tergantung rada kekuatan tawar menawar dari kedua belah pihak. Berbagai strategi berikut dapat digunakan untuk mengurangi rintangan dalam penanaman modal internasional:
    2. Mengupayakan usaha patungan dengan pihak swasta lokal.
    3. Mengkonsentrasikan riset, pengembangan produk, dan teknologi proses swamilik di negara asal perusahaan.
    4. Memastikan bahwa setiap investasi baru secara ekonomis tergantung pada induk perusahaan di negara asal (sebagai contoh, membuat induk perusahaan sebagai pemasok tunggal bahan-bahan baku esensial).
    5. Menghindari pemberian merek lokal atau menciptakan suatu merek dagang global tunggal.
    6. Memakai strategi multipabrik yang low-profile dengan sejumlah investasi di negara-negara yang berbeda

10.6. STRATEGI PEMASARAN GLOBAL

  • Perusahaan-perusahaari yang  berhasil,  melihat ke  depan  melampaui  aktivitas-aktivitasnya sekarang dan secara implisit atau eksplisit menyusun rencana untuk mencapai tujuan dan sasaran yang akan datang. Rencana tersebut dirancang untuk menyediakan kemampuan, kecakapan, sumber-sumber daya, dan struktur organisasional untuk menghadapi tantangan-tantangan kompetitif dan mengambil  manfaat dari peluang-peluang masa mendatang bagi perusahaan
  • APAKAH STRATEGI ITU?
    • STRATEGI adalah pola fundamental dari tujuan-tujuan sekarang dan yang terencana, penyebaran sumber daya, dan interaksi dari sebuah organisasi dengan pasar, pesaing, dan faktor-faktor lingkungan lainnya.
  • STRATEGI HARUSLAH MENENTUKAN
    1. apa yang akan dicapai,
    2. di mana (pada industri apa dan pasar produk apa yang akan menjadi fokus perusahaan), dan
    3. bagaimana (sumber daya dan aktivitas apa yang akan dialokasikan untuk setiap pasar produk guna memenuhi peluang lingkungan dan ancaman untuk meraih suatu keunggulan kompetitif).
  • Secara spesifik, terdapat Lima Komponen Di Dalam Sebuah Strategi yang tersusun dengan baik:
    1. LINGKUP. Lingkup dari sebuah organisasi mengacu kepada luas domain strategiknya
      jumlah dan jenis industri, lini produk, dan segmen pasar di mana perusahaan itu bertarung atau berencana masuk. Keputusan tentang lingkup strategik sebuah organisasi haruslah merefleksikan pandangan manajemen akan tujuan atau misi perusahaan. Benang merah di antara berbagai aktivitas dan pasar produk ini menentukan bentuk esensial dari apa bisnis tersebut dan bagaimana seharusnya.
    2. TUJUAN DAN SASARAN. Strategi harus juga merinci tingkat pencapaian atas satu atau lebih dimensi kinerja—seperti pertumbuhan volume, kontribusi keuntungan, atau imbalan inyestasi—selama jangka waktu tertentu untuk setiap bisnis dan pasar produk dan bagi organisasi secara keseluruhan.
    3. PENYEBARAN SUMBER DAYA. Setiap organisasi mempunyai sumber daya manusia dan keuangan yang terbatas. Penyusunan sebuah strategi juga melibatkan pengambilan keputusan bagaimana sumber daya tersebut diperoleh dan dialokasikan, untuk semua lapangan usaha, pasar produk, departemen fungsional, dan aktivitas fungsional di dalam setiap lapangan usaha atau pasar produk.
    4. IDENTIFIKASI KEUNGGULAN KOMPETITIF YANG DAPAT DIPERTAHANKAN. Salah satu bagian penting dari setiap strategi adalah spesifikasi bagaimana organisasi akan berlaga di dalam setiap bisnis dan pasar produk di dalam bidangnya. Bagaimana organisasi dapat memposisikan dirinya sendiri untuk mengembangkan dan mempertahankan suatu keunggulan diferensial dari para pesaing kini dan potensialnya? Dalam upaya menjawab pertanyaan seperti itu, manajer hendaknya membaca peluang pasar di setiap bisnis dan pasar produk dan kompetensi atau kekuatan khusus perusahaan atas para pesaingnya.
    5. Sinergi ada pada saat bisnis perusahaan, pasar produk, penyebaran sumber daya, dan kompetensi melengkapi dan memperkukuh satu sama lain. Sinergi memungkinkan segenap kinerja dari bisnis-bisnis yang berkaitan untuk menjadi lebih besar daripada gabungan dari bagian-bagiannya
  • gb 22
  • STRATEGI BISNIS
  • Strategi bisnis {business strategy) adalah pernyataan rinci definisi, misi, tujuan unit bisnis, dan ancangan-ancangan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan. Strategi bisnis bersangkut-paut dengan tiga pertanyaan berikut:
    1. Bagaimana perusahaan harus berlaga dalam berbagai lapangan usahanya?
    2. Posisi kompetitif apa yang harus dipikul oleh setiap unit bisnis untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh korporatnya?
    3. Bagaimana perusahaan harus mengalokasikan sumber dayanya untuk mencapai posisi kompetitif yang diinginkan.
  • PROSES PERENCANAAN STRATEGIK MANAJEMEN PEMASARAN
    • A. MANAJEMEN PEMASARAN
      1. INFORMASI DAN REKOMENDASI UNTUK :
        1. Strategi perusahaan
        2. Strategi korporasi
        3. Strategi bisnis
      2. TANGGUNG JAWAB PASAR :
        1. Pengkoordinasian dengan bidang fungsional lainnya
        2. Penentuan sasaran
        3. Pemilihan pasar target
        4. Pengembangan program pemasaran
        5. Pemantauan aktivitas pemasaran
    • Staf-staf pemasaran menyediakan berbagai informasi dan rekomendasi yang digunakan dalam menggambarkan arah mendatang perusahaan bagi perencana korporat Pemasaran mengisi peran ini dgn:
      1. Mengidentifikasi dan memberikan rekomendasi seputar trend masa depan dan peluang dalam pasar di mana perusahaan telah berkecimpung.
      2. Mengidentifikasi dan menawarkan rekomendasi tentang peluang pasar baru.
      3. Memberikan estimasi sumber daya pemasaran (anggaran dan staf) yang dibutuhkan untuk menggali peluang tersebut
    • Informasi pemasaran yang dipasok digunakan dalam formulasi strategi-strategi korporat dan bisnis. Akibatnya, pemasaran memainkan peran kunci dan berpengaruh dalam memutuskan konfigurasi final strategi tersebut.
    • Di samping itu, staf pemasaran bertanggung jawab atas penyusunan dan penerapan strategi-strategi pemasaran yang secara bersamaan memenuhi empat kondisi berikut:
      1. Strategi sepantasnya dirancang untuk mencapai tujuan dan sasaran yang dinyatakan oleh perusahaan dan setiap unit bisnis.
      2. Strategi hendaknya disinkronkan dengan tujuan dan sasaran dari setiap unit bisnis strategi fungsional lainnya (produksi, finansial, dan sumber daya manusia).
      3. Strategi harus berada dalam sumber daya yang dianggarkan.
      4. Strategi sepatutnya mendapat respon yang telah ditentukan dari pasar.
  • gb 23
  • gb 24
  • gb 25
  • TERIMAKASIH : SEMOGA BERMANFAAT.

3 Balasan ke [10] BAB X. MANAJEMEN PEMASARAN INTERNASIONAL

  1. azis berkata:

    Assalamualaikum pak, saya mau tanya, diktat ini tahun berapa ya? terus apakah diterbitkan atau tidak? mau saya masukan ke tugas akhir saya sebagai referensi

Tinggalkan komentar