[5] BAB V. PRODUKSI

  • Untitled-1
  • A. Materi Pokok Bahasan Produksi adalah :
    1. Kaitan faktor produksi dengan produksi
    2. Fungsi produksi dan kurva produksi
    3. Elastisitas produksi
    4. Istilah hubungan produk dengan inputnya
  • B. Tujuan Instruksional Umum adalah sebagai berikut :
    • Pada akhir kuliah, mahasiswa diharapkan mampu berpikir taraf 3, yaitu dapat menerapkan teori dengan menggambarkan perilaku hubungan produk dengan inputnya pada produksi.
  • C. Tujuan Instruksional Khusus adalah agar mahasiswa mampu :
    1. Menjelaskan kembali berdasar presepsi mahasiswa tentang kaitan faktor produksi dengan produksinya
    2. Membedakan produk dan faktor-faktor produksinya
    3. Menghitung per unit input dengan teliti
    4. Melukiskan kurva produksi
  • D. Kegiatan :
    • Bagi pengampu adalah memberi kuliah tatap muka dalam kelas, memberi tugas terstruktur, belajar dan mengevaluasi. Bagi mahasiswa, diharuskan mengikuti kuliah, menjalankan tugas terstruktur belajar mandiri/berkelompok.
  • E. Peralatan :
    • Papan tulis, spidol, pengeras suara, OHP – OHT dan diktat kuliah.
  • F. Teori :
  • F.1.  Kaitan Faktor Produksi dengan Produksi
    • Telah dijelaskan dalam Pokok Bahasan I, bahwa produksi melibatkan aktivitas memasukkan barang dan jasa yang dinamakan input untuk memperoleh barang dan jasa lain yang dinamakan output. Input dan output merupakan barang dan jasa yang belum dinilai dengan satuan harga, jadi masih dalam wujud satuan fisik seperti apa adanya. Istilah yang populer dari input adalah sumberdaya.
    • Ada banyak sekali sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk dan dapat digolongkan menjadi empat golongan besar, yaitu :
      1. Sumberdaya alam : lahan, air, cuaca dan iklim.
      2. Sumberdaya manusia : kuantitas dan kualitas tenaga kerja.
      3. Sumberdaya tanaman dan hewan : kuantitas dan kualitas spesiesnya.
      4. Sumberdaya buatan manusia : modal uang maupun barang, dan semua hasil budidaya dapat digunakan sebagai sumber daya untuk produksi.
    • Sumber yang adanya bersifat mutlak untuk menghasilkan produk dinamakan “Faktor Produksi”. Keadaan jumlah dan kualitas faktor produksi menentukan jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan dalam proses produksi. Dalam keadaan teknologi tertentu, hubungan antara faktor produksi dengan produknya tercermin dalam spesifikasi fungsi produksinya.
    • Ada juga yang menggolongkan sumberdaya menjadi dua bagian besar, yaitu :
      1. Sumberdaya manusia (human resources) dan
      2. Sumberdaya bukan manusia (non- human resources).
    • Sumberdaya tersebut mempunyai karakteristik yaitu :
      1. Terbatas dalam jumlahnya,
      2. Dapat berubah-ubah untuk dipakai dalam berbagai penggunaan alternatif, dan
      3. Dapat dikombinasikan dalam berbagai proporsi untuk menghasilkansuatu produk.
    • Dengan mempelajari kaitan faktor produksi dengan produksinya seperti di atas, maka sekilas nampak mudah untuk membedakan mana faktor produksi dan mana yang termasuk produknya. Kesulitan yang dapat timbul adalah “adanya produk yang butuhkan untuk memproduksi produk lain”.
    • Sebagai contoh :
      1. Pakan jadi yang berupa ransum. Apakah ransum ini termasuk faktor produksi/input ataukah produk/output?
      2. Daging sapi. Apakah daging sapi ini termasuk faktor produksi/input ataukah produk/output?
      3. Kecakapan atau skill. Apakah skill ini termasuk faktor produksi/input ataukah produk/output?
    • Agar dapat lebih jelas dalam membedakan mana faktor produksi dan mana hasil produksinya maka perlu diingat “Tujuan akhir dari seorang produsen itu sendiri”.
    • Berdasarkan hal tersebut maka contoh diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
      1. Ransum ternak bagi produsen makanan ternak merupakan hasil akhir yang dituju sehingga ransum ternak tersebut yang menjadi produknya. Faktor produksinya mungkin saja berupa tenaga kerja dan modal. Bagi produsen susu sapi, ransum jadi tersebut bukan menjadi tujuan akhir. Tujuan akhir produsen adalah produk air susu sapi, dengan demikian ransum diperlukan untuk menghasilkan air susu sapi. Sehingga ransum tersebut merupakan faktor produksi sedangkan air susu sapi sebagai produknya.
      2. Daging sapi bagi produsen “dendeng” merupakan faktor produksi, sedangkan bagi produsen sapi merupakan hasil produksi.
      3. Kecakapan/skill bagi produsen ternak merupakan faktor produksi, tetapi bagi produsen pakar (perguruan tinggi) merupakan hasil produksi.
  • F. 2. Fungsi Produksi
    • Atas dasar keterkaitan antara faktor-faktor produksi (Input) dengan Produksi yang dihasilkan (Output) dalam suatu proses produksi, maka dikenal 3 (tiga) hubungan yaitu :
      1. Hubungan antara Input dan Output,
      2. Hubungan antara Input dan Input serta
      3. Hubungan antara Output dan Output.
  • A. Hubungan Input – Output
    • Hubungan antara faktor produksi (input) dengan hasil produksinya (out put) dapat diberi ciri khusus berupa suatu fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu hubungan matematis yang menggambarkan jumlah hasil produksi tertentu ditentukan oleh jumlah faktor produksi yang digunakan. Jumlah hasil produksi merupakan “dependent variabel” dan jumlah faktor produksinya sebagai “independent variabel”.
    • Secara matematis fungsi produksinya ditulis sebagai berikut :
    • Y = f (X1, X2, X3, ………..Xn)
      • Dimana : Y = hasil produksi fisik (matrik)
      • X1…….Xn = faktor-faktor produksi
    • Bentuk hubungan antara faktor produksi (input) dengan hasil produksinya (output) yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
      1. Yt = a + bXt + Et  ––––––––––––––––→ Fungsi linier sederhana
      2. Yt = a + b1X1t + b2X2t +…… bnXnt + Et ––→ Fungsi linier berganda
      3. Yt = a + b1X1t + b2X1t2 + Et ––––––––––→Fungsi kuadratik
      4. Yt = a X1tbi 10Et –––––––––––––––––→ Fungsi Cobb-Douglas sederhana
      5. Yt = a X1tb1 X2tb2 ….. Xntbn 10Et –––––––→Fungsi Cobb-Douglas berganda
    • Suatu hal yang harus diperhatikan adalah ada banyak sekali bentuk persamaan aljabar yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu fungsi produksi. Tidak ada suatu bentuk yang dapat dipakai untuk menggambarkan produksi di setiap daerah dan pada suatu keadaan. Tetapi jika bentuk fungsi produksi telah ditemukan, maka keterangan itu sangat berguna bagi produsen untuk mengambil keputusan optimasi. Oleh karena itu, penelitilah yang mempunyai tugas untuk menemukan fungsi produksi di setiap keadaan usaha.
    • Bentuk persamaan aljabar yang menyatakan fungsi produksi seperti diatas perlu disempurnakan dengan menentukan konstanta dari a dan b secara statistik dihitung dengan metode “Least Sguare” dari sekumpulan data produk dan faktor produksinya. Prinsip “Least Sguare” adalah membuat suatu garis dari sekumpulan titik dalam suatu ruang dimana letak garis tersebut mempunyai simpangan yang paling kecil dari letak titik-titik yang ada. Cara yang lebih rinci dapat dipelajari dalam statistika. Pada bentuk persamaan yang melibatkan lebih dari dua variabel (satu variabel Y dan lebih dari satu variabel X), maka hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksinya tidak perlu digambar karena disamping sukar juga menyulitkan tafsirannya. Tetapi jika hanya melibatkan dua variabel saja, maka sebaliknya hubungan antara faktor produksi dengan hasil produksinya digambarkan untuk menjadikan jelas dalam tafsiran maknanya.
    • Untitled-1
    • Keterangan :
      • Fungsi linier itu menyatkan bahwa setiap tambahan satu unit X (=25) akan mengakibatkan tambhan setengan unit Y (=12,5). Gambar 3. memperlihatkan gerak yang menaik lurus. Jika persamaan fungsi produksi menjadi sebaliknya yaitu : Y = 100 – 0,5X, maka gerak garis menjadi menurun lurus dari titik awal 100 dan memperlihatkan berlakunya hukum “Decreasing return”.
    • Untitled-1
    • Gambar 4 tersebut memperlihatkan gerak garis cekung yang menaik dari titik awal 25. Gerak tersebut menyatakan adanya tambahan hasil yang semakin bertambah jika suatu input ditambahkan pada input yang semakin tetap dan berlakulah hukum “Increasing Return”.
    • Gambar fungsi produksi yang memperlihatkan berlakunya hukum “Diminishing Return” seperti yang terlihat pada gambar 5.
    • Untitled-1
    • Gambar 5 ini dibuat berdasarkan persamaan fungsi Cobb – Douglas sederhana Ŷ = 5X0,50. Pada gambar 5 terlihat gerak garis lengkung (cembung dari sumbu datarnya) yang naik dengan tambahan yang semakin berkurang.
    • Gambar 3,4,5 memperlihatkan fenomena (gejala) yang terdapat di alam yang dicoba diungkapkan melalui model matematika dan statistika. Tentu saja satu model pendekatan tersebut belum cukup mengungkap kejadian yang bersifat menyeluruh dari perilaku produksi juka input di tambah terus menerus. Jadi, satu model fungsi produksi hanya berlaku untuk menggambarkan satu tahapan proses produksi.  Ŷ = 12,5 + X + 0,005X2
    • Jika suatu input ditambahkan terus menerus pada input yang tetap, maka perilaku outputnya secara teoritis digambarkan seperti Gambar 6.
    • Untitled-1
    • Gambar 6 tersebut merupakan “Kurva Produksi” yang berlaku umum dan banyak ditulis dalam buku-buku teori ekonomi yang membahas perilaku produksi. Kurva produksi itu memperlihatkan bahwa ada tiga proses perilaku dalam produksi jika input X2 ditambahkan secara terus menerus (kontinue) pada suatu input yang tetap (misalnya X1).
      1. Pada proses pertama, setiap tambahan input akan memberikan tambahan produk Ŷ = 5 X 0,5 yang semakin bertambah atau “Increasing Return”.
      2. Proses ke dua ditandai dengan tambahan produk yang semakin berkurang pada setiap tambahan input atau “Diminishing Return”.
      3. Pada proses ke tiga, setiap tambahan input justru akan menurunkan hasil produksi atau “Decreasing Return”.
        • Suatu contoh perilaku produksi tersebut adalah pemberian obat-obatan dalam pakan ayam untuk menaikkan produksi bobot telurnya.
          1. Pemberian dosis tahap pertama yang relatif dari dosis nol sampai dosis agak tinggi menyebabkan adanya tambahan bobot telur yang semakin bertambah.
          2. Jika dosis ditingkatkan lagi maka sifat obat akan menjadi racun mulai tampak dengan ditandai tambahan bobot telur menjadi semakin berkurang.
          3. Pada proses akhir, jika dosis obat menjadi sangat berlebihan maka sifat racun obat berpengaruh kuat dan menyebabkan tidak ada tambahan bobot telur tetapi justru ada penurunan bobot telur tersebut.
    • Kurva produksi total seperti Gambar 6 tersebut perlu dilengkapi kurva produksi per satuan/unit untuk keperluan analisis optimasi. Kurva produksi persatuan meliputi kurva “Produk Rata-rata” (PR) atau Average Product (AP) dan “Produk Marginal” (PM) atau Marginal Product (MP).
    • Produk Rata-rata adalah hasil bagi antara Produk Total dengan input total dalam satuan fisik. Produk Marginal adalah hasil bagi antara tambahan produk total dengan tambahan input dalam satuan fisik. Sifat-sifat gerak dari PR dan PM mempunyai hubungan dengan gerak dari kurva produksinya, seperti yang diperlihatkan dalam gambar 7.
    • Untitled-1
      1. Produk Marginal bergerak naik sampai mencapai maksimumnya pada titik A kemudian menurun terus dan memotong sumbu horisontal di titik D’.
      2. Pada kurva produksi totalnya titik A merupakan titik balik (inflection point) untuk “Increasing Return”, sedangkan titik D’ merupakan titik maksimum produk total yang dapat dicapai.
      3. Pada produk marginal yang mulai menurun, mulailah Hukum Diminishing Return berlaku.
      4. Produk rata-rata mula-mula bergerak naik sampai mencapai maksimum pada titik E kemudian menurun terus mendekati garis horisontal secara asimtotik.
      5. Pada gerakan produk rata-rata yang menaik tetapi selalu berada di bawah produk marginal dan setelah produk rata-rata menurun, maka gerak garis produk rata-rata selalu berada di atas garis produk marginal.
      6. Pada saat produk rata-rata mencapai maksimum, produk marginal = produk rata-rata dan ini sebagai tanda titik akhir “daerah II” dan titik awal ”daerah III”.
    • Bagi kepentingan optimasi, kurva produksi dibedakan menjadi tiga tahap/daerah pengambilan keputusan.
      1. Pengambilan keputusan optimasi pada daerah I (C’) dan daerah III (D’) merupakan keputusan yang “irrasional”.
      2. Hanya pada daerah II pengambilan keputusan optimasi dapat “rasional” dengan letak titik yang ditentukan berdasarkan pertimbangan marginal dari hubungan nilai produk dan inputnya.
    • Secara rinci perhitungan keputusan optimasi ini dibicarakan dalam pokok bahasan Optimasi Input-Output (Bab VII)
    • Hubungan input dengan produknya dapat pula dibuat tabel seperti Tabel 1.
    • Untitled-1
    • Keterangan :
      • X ——–→ Naik dari level 0 sampai dengan 10
      • Y ——–→ Naik dari 0 sampai 74 dan menurun dari 74 sampai 68
      • ∆X —–→  Kenaikan yang konstan yaitu 1
      • ∆Y —–→  Naik dari 0 sampai 18 dan menurun dari 18 sampai -4
    • Catatan :
      1. Contanst    Productivity bila kenaikan ∆X  tapi memberikan ∆Y yg tetap.
      2. Increasing Productivity bila kenaikan ∆X  tapi memberikan ∆Y yg naik (cekung)
      3. Decreasing Productivity bila kenaikan ∆X  tapi memberikan ∆Y yg menurun.
      4. Daerah I berada di antara penggunaan level input 0 – 2, daerah II terletak antara level input 2 – 8 dan daerah ke III terletak setelah penggunaan input level 8.
  • F.3. Elastisitas Produksi
    1. Elastisitas produksi adalah “Derajat Kepekaan” produksi dicerminkan oleh adanya persentase tambahan produk karena tambahan input satu persen.
    2. Elastisitas Produksi (Ep) = 2, berarti bahwa setiap tambahan 1% input akan menambah produk 2%.
    3. Konsep elastisitas produksi ini sering dipakai oleh peneliti untuk mengungkapkan “Sudah sampai daerah manakah aktifitas produksi tersebut” berdasarkan sekumpulan data sampel atau populasi.
    4. Perhitungan dengan memakai sekumpulan sampel lebih “akurat” untuk penarikan kesimpulan secara “General”/umum dibandingkan cara  perhitungan tabel fungsi produksi seperti tabel 1.
    5. Elastisitas suatu fungsi y = f(x), didefinisikan sebagai hasil bagi fungsi marginal (y’) dengan fungsi rata-ratanya (ŷ).
      • Untitled-1
    6. Dengan demikian nilai Ep merupakan indikator tahap/daerah dalam proses produksi. Nilai Ep lebih besar dari 1 menunjukkan proses produksi berada dalam daerah I, nilai Ep antara satu dan nol proses produksi dalam daerah II, dan nilai Ep lebih kecil dari nol/negatif menunjukkan proses produksi berada dalam daerah III.
    7. Perhitungan Ep dengan memakai fungsi linier sederhana atau berganda dengan cara mengalikan koefisien “b” dengan y x. Dalam bentuk fungsi Codd-Douglas, maka koefisien “b” sudah mencerminkan Ep dengan bukti sebagai berikut :
      • Untitled-1
  • F.4. Istilah-istilah Hubungan Produk dengan Input
    1. TPP = Total Physical Product = Total Produk (TP).
    2. APP = Average Physical Product = Average Product (AP) = Produk Rata-rata (PR) = TP / Level input
    3. MPP = Marginal Physical Product = Marginal Product (MP) = Produk Marginal (PM) = d TP / d.level input = ( ∆ Y / ∆ X )
    4. TVP = Total Value Product = Total Revenue (TR) = Nilai Produk (NP) = TP x Harga Produk.
    5. MVP = Marginal Value Product = Nilai Produk Marginal (NPM) = PM x Harga Produk.
    6. MR = Marginal Revenue = Pendapatan Marginal = dTR /d TP  = Harga Produk.
    7. MC= Marginal Cost = Biaya Marginal (BM) = Harga Input/TM = dbiaya / dProduk
    8. MIC = Marginal Input Cost = Biaya Korbanan Marginal (BKM) = Biaya Total input/ Level Input = Harga Input
  • B. Hubungan Input – Input
    • Yang telah dibicarakan di atas adalah hubungan antara input – output atau hubungan faktor-faktor, dimana suatu faktor adalah variabel dengan faktor lain yang dianggap tetap (fixed). Bila lebih dari satu faktor bersifat variabel maka terjadilah hubungan yang bersifat faktor – faktor atau input – input atau saling substitusi. Secara matematis hubungan fungsi produksi adalah :
      • Y = f (X1, X2 / X3, X4 …………….Xn)
      • Dimana dua faktor X1, Xbersifat variabel dan yang lain bersifat tetap.
    • Didalam penggunaan dua faktor dalam proses produksi perlu dicari :
      1. Kombinasi yang optimal dari pemakaian dari kedua input untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, atau
      2. Kombinasi yang memberikan least cost, atau biaya termurah untuk suatu output tertentu.
    • Didalam membicarakan masalah faktor substitusi perlu diketahui kurva isoproduk atau isoquant.
    • Kurva ini menggambarkan suatu kegiatan produksi dimana untuk menghasilkan output yang sama dapat dibuat beberapa kemungkinan kombinasi input.
    • Contoh Bila kita ingin menghasilkan output (Y) sebesar 10 unit per satuan produksi diperlukan beberapa kombinasi input X1 dan X2.
    • Untitled-1Untitled-2
    • Dalam dunia Peternakan kombinasi 2 input ini dapat berupa substitusi antara pakan konsentrat dengan pakan hijauan/jerami. Demikian juga dapat berupa kombinasi antara ternak dengan tractor dalam pengolahan tanah. Dll.
    • Prinsip Substitusi
      • Substitusi yang akan dilakukan dalam proses produksi pada pemakaian 2 input dimaksudkan untuk memberi hasil yang maksimal. Prinsip substitusi ini berlaku bila 2 atau lebih input digunakan dalam beberapa kombinasi untuk menghasilkan level tertentu dan akan memberikan nilai ekonomi tertinggi. Keadaan ini tercapai apabila biaya substitusi lebih rendah daripada biaya yang disubstitusi. Substitusi mempunyai 2 sifat, yaitu :
        1. Substitusi yang lajunya bersifat menurun
        2. Substitusi yang lajunya bersifat tetap
      • Substitusi yang lajunya menurun seperti terlihat pada Tabel 3.
      • Untitled-3Untitled-4
      • Pemakaian Prinsip Substitusi
        • Dalam mencari kombinasi input mana dalam proses produksi yang akan dipilih maka dicari kombinasi yang least cost, yaitu yang akan memberi biaya terkecil dalam proses produksi. Dua parameter least cost.
          1. Nilai substitusi Marginal = ∆ input diganti / ∆ Input Pengganti.
          2. Ratio dari harga masing-masing input yang sendirinya juga harga substitusi.
          3. Kombinasi Least Cost terjadi pada saat substitusi marginal = perbandingan terbalik dari harga input.
  • C. Hubungan Output – Output
    • Bentuk Hubungan yang ketiga dalam proses produksi disebut kombinasi usaha (entrepise combination), hal ini karena manajer sering dihadapkan kepada pilihan untuk mengkombinasikan usaha atau hanya satu macam produksi dalam pemakaian sumber daya terbatas dalam rangka memaksimalkan keuntungan.
    • Agar dapat menentukan keuntungan atau membuat alternatif usaha, maka perlu pertimbangan :
      1. Bagaimana hubungan bio-phisic antara beberapa macam usaha.
      2. Harga produk
      3. Tersedianya sumber daya.
    • Hubungan physic antara dua usaha, misalnya Y1 dan Y2 perlu dikenal dalam rangka mendapatkan keuntungan maksimum.
    • Dikenal ada 4 hubungan antar 2 produk, yaitu :
      1. Yang bersifat produk terpaut (joint product) yaitu dalam usaha tani usaha ini dianggap 1 produk. Misalnya domba dengan wool, kapas dan bijinya.
      2. Yang bersifat Supplementer, yaitu apabila dalam 2 usaha produksi, kenaikan produk yang satu tidak berpengaruh sama sekali dengan produk yang lain. Keadaan ini banyak terjadi pada petani kecil yang dalam penggunaan inputnya tidak efisien. Misalnya dipeliharanya 1 – 2 ekor sapi dan beberapa ekor ayam tidak mempengaruhi usaha pokok pertaniannya. Tentu bila dipandang keseluruhan produksi kurva supplementer akan berlanjut ke fase competitive.
      3. Yang bersifat Komplementer yaitu apabila kenaikan produk yang satu diikuti oleh kenaikan produk yang lain dalam pemakaian unsur produksi tertentu, daya substitusinya selalu positip. Fase ini dapat bertahan terus dalam suatu proses produksi karena biasanya produk yang satu menghasilkan sesuatu yang diperlukan untuk pengembangan produk yang lain. Misalnya produksi legume akan menyebabkan fixasi nitrogen yang dapat menyuburkan tanah yang dipakai untuk produksi biji-bijian.
      4. Usaha yang bersifat Competitive, yaitu apabila usaha yang satu naik akan menyebabkan pengorbanan usaha yang lain. Usaha ini bersaing dalam penggunaan input yang terbatas dalam waktu yang sama.
        • Hubungan substitusi yang bersifat kompetitive ini mempunyai 3 laju yang berbeda, yaitu :
          • Laju yang tetap
          • Laju yang turun
          • Laju yang naik
  • G. Pustaka Yang Menunjang
    1. Bishop, C. E dan Toussaint, W.D. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian.Mutiara.Jakarta
    2. Johannes, H. dan Budiono Sri Handoko. 1984. Pengantar Matematika Untuk Ekonomi. LP3ES. Jakarta.
    3. Kay, R. D. 1981. Farm Management. Mc. Graw-Hill International Book Company. Japan.
    4. Soeharto, P. 1990. Ilmu Usaha Tani. Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta.
    5. Sudarsono. 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta.
  • H. Umpan Balik
    1. Apa yang saudara ketahui tentang : Produksi, Produk, Produsen, Produktivitas serta Faktor-faktor Produksi.
    2. Apa yang saudara ketahui tentang : Substitusi, Least cost, Isoquant/Isokuan, Suplementer, Joint Produk, Komplementer dan Competitive.
    3. Isilah angka pada kolom berikut ini :
      • Untitled-5
      • Buatlah kurva produksi total dan kurva produksi per satuan dengan menggunakan tabel diatas tersebut!
      • 16-1-P-64