[2] BAB II. KONSEP DASAR ENTREPRENEURSHIP

  • 2. Entreprenurship September 2011
  • MATERI POKOK BAHASAN :
  • KONSEP DASAR ENTREPRENEURSHIP……………………………….
    1. Pengertian Entrepreneur ………………………………………………..
    2. Falsafah Entrepreneur …………………………………………………..
    3. Hakekat Entrepreneurship………………………………………………
    4. Mitos Entrepreneurship ………………………………………………….
  • BAB II. KONSEP DASAR ENTREPRENEURSHIP
  • 2.1. Pengertian Entrepreneurship
  • Wirausaha atau Entrepreneur secara histories sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Diluar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad XVI, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.
  • Beberapa istilah wirausaha atau Entrepreneur seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.
  • Pendidikan Entrepreneurship mulai dirintis sejak 1950-an dibeberapa Negara seperti di Eropa, Amerika, dan Canada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan entrepreneurship atau small business management. Pada tahun 1980-an,hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan Entrepreneurship.
  • Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, maka pemahaman Entrepreneurship baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan Entrepreneurship di segala lapisan masyarakat menjadi berkembang.
  • Dalam bidang pemerintahan seperti dikemukakan oleh Osborne dan Gaebler (1992), pemerintahan saat ini dituntut untuk memberi corak kewirausahaan (entrepreunerial government).
  • Dengan memiliki jiwa/corak Entrepreneurship, maka birokrasi  akan memiliki motivasi, optimisme, dan berlomba untuk menciptakan cara-cara baru yang lebil efisien, efektif, fleksible sdan adaptif.
  • Gambar 2. Konsep Dasar Kewirausahaan
  • Gambar 2. Konsep Dasar Kewirausahaan
  • Banyak orang menggunakan istilah entrepreneur dan pemilik usaha kecil bersamaan. Meskipun mungkin memiliki banyak kesamaan, ada perbedaan signifikan antara keduanya, dalam hal :
  • Dengan pengertian tersebut di atas, nampaknya tidak semua orang yang berusaha atau berwiraswasta dapat dikategorikan dalam kelompok Wirausaha atau Wiraswasta. Orang yang hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya tanpa diikuti dengan perubahan untuk maju.
  • Dari sudut pandang ini, dapat didefinisikan fungsi entrepreneur sebagai mengkombinasikan berbagai faktor input dengan cara inovatif untuk menghasilkan nilai bagi konsumen dengan harapan nilai tersebut melebihi biaya dari faktor-faktor input, sehingga menghasilkan pemasukan lebih tinggi dan berakibat terciptanya kemakmuran/kekayaan.
  • Definisi entrepreneurship dari Ekonom Austria Joseph Schumpeter menekankan pada inovasi, seperti: produk baru, metode produksi baru, pasar baru dan bentuk baru dari organisasi. Kemakmuran tercipta ketika inovasi-inovasi tersebut menghasilkan permintaan baru.
  • Konsep entrepreneurship (kewirausahaan) memiliki arti yang luas. Salah satunya, entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan, memiliki karakteristik yang hanya ditemukan sangat sedikit dalam sebuah populasi. Definisi lainnya adalah seseorang yang ingin bekerja untuk dirinya.
  • Oleh Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek financial maupun personal, sosial, dan profesional (Soedarsono, 2002 : 48)
  • Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha.
  • Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah.
  • Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.
  • Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya.
  • Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha.
  • Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta.
  • Dalam konteks bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah bisnis. Pada Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir, memanejemen, dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha.
  • Arti ini terjemahan dari kata Entrepreneur. Kata entrepreneur berasal dari kata Prancis, entreprendre, yang berarti berusaha.
  • Wirausaha berarti “Wira” = Pelopor dan Usaha = berusaha, atau Wiraswasta berarti “Wira” = Pelopor dan Swasta = berusaha di sector non Pemerintah.
  • Dilihat dari terminologi, dulu dikenal adanya istilah wiraswasta dan kewiraswastaan. Sekarang tampaknya sudah ada semacam konvensi sehingga istilah tersebut menjadi wirausaha (entrepreneur) dan kewirausahaan (entrepreneurship).
  • Istilah Entrepreneurship atau kewirausahaan sudah lama menjadi wacana di Indonesia baik pada tingkat formal di perguruan tinggi dan pemerintahan ataupun pada tingkat non formal pada kehidupan ekonomi di masyarakat.
    1. Jumlah kekayaan yang tercipta
      • Usaha entrepreneurship menciptakan kekayaan secara substansial, bukan sekedar arus pendapatan yang menggantikan upah tradisional.
    2. Kecepatan mendapatkan kekayaan
      • Sementara bisnis kecil yang sukses dapat menciptakan keuntungan dalam jangka waktu yang panjang, entrepreneur menciptakan kekayaan dalam waktu lebih singkat, misalnya 5 tahun.
    3. Resiko
      • Resiko usaha entrepreneur tinggi; dengan insentif keuntungan pasti, banyak entrepreneur akan mengejar ide dan kesempatan yang akan mudah lepas
    4. Inovasi
      • Entrepreneurship melibatkan inovasi substansial melebihi usaha kecil. Inovasi ini menciptakan keunggulan kompetitif yang menghasilkan kemakmuran. Inovasi bisa dari produk atau jasa itu sendiri, atau dalam proses bisnis yang digunakan untuk menciptakan produk atau jasa.
  • Dahulu orang beranggapan bahwa kewirausahaan adalah bakat bawaan sejak lahir (entrepreneurship are born nat made) dan hanya diperoleh dari hasil praktek ditingkat lapangan dan tidak dapat dipelajari dan diajari, tetapi sekarang kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan.
  • Ilmu Entrepreneurship atau kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya (Suryana, 2001). Jadi kewirausahaan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena berisi Body of knowledge yang utuh dan nyata ada obyek, konsep dan metodenya. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses tidak hanya memiliki bakat saja tetapi juga harus memiliki pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang akan ditekuninya. Sedangkan dalam konteks bisnis, menurut Zimmerer (1996) dalam Suryana (2001), kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin,proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
  • Entrepreneur atau Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan (Yuyun Wirasasmita, 1982). Wirausaha menurut Heijrachman Ranupandoyo (1982) adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda benda materi sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dan kemampuan serta pikiran untuk menaklukan cara berpikir yang tidak berubah dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap posisi sosial.
  • Entrepreneur atau Wirausaha mempunyai peranan untuk mencari kombinasi–kombinasi baru yang merupakan gabungan dari proses inovasi (menemukan pasar baru, pengenalan barang baru, metode produksi baru, sumber penyediaan bahan mentah baru dan organisasi industri baru).
  • Wirausaha menurut Ibnu Soedjono (1993) adalah seorang entrepreneurial action yaitu seseorang yang inisiator, innovator, creator dan organisator yang penting dalam suatu kegiatan usaha, yang dicirikan : (a) selalu mengamankan investasi terhadap resiko, (b) mandiri, (c) berkreasi menciptakan nilai tambah, (d) selalu mencari peluang, (d) berorientasi ke masa depan.
  • Gambar 3. Perbedaan Kewirausahaan dengan Bukan Wirausaha
  • Gambar 3. Perbedaan Kewirausahaan dengan Bukan Wirausaha
  • Tedapat banyak definisi Entrepreneurship yang pada intinya relative sama.
  • Prinsipnya bahwa Seorang dikatakan sebagai Entrepreneur atau wirausahawan apabila memiliki segenap ciri-ciri Entrepreneur tangguh , dan Entrepreneur unggul.
  • Sedangkan dilihat dari jenisnya terbagi kedalam tiga (3) kelompok yaitu Administrative Entrepreuner, Innovative Entrepreuner, dan Catalist Entrepreneur.
  • Beberapa definisi tentang Entrepreneurship yang dikemukakan para ahli tersebut diantaranya adalah :
    1. Richard Cantillon (1775)
      • Entrepreneurship didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang Entrepreneur membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
    2. Jean Baptista Say (1816)
      • Seorang Entrepreneur adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
    3. Frank Knight (1921)
      1. Entrepreneur mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
      2. Definisi ini menekankan pada peranan Entrepreneur dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar.
      3. Seorang Entrepreneur disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan
    4. Joseph Schumpeter (1934)
      1. Entrepreneur adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
      2. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri.
      3. Schumpeter mengkaitkan Entrepreneur dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
    5. Penrose (1963)
      1. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas Entrepreneurship.
      2. Kegiatan Entrepreneurship mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam system ekonomi.
    6. Harvey Leibenstein (1968, 1979)
      • Entrepreneurship mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
    7. Israel Kirzner (1979)
      • Entrepreneur mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
    8. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio
      1. Entrepreneurship sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.
      2. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
      3. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
    9. Peter F. Drucker
      1. Entrepreneurship merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
      2. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang Entrepreneur adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
    10. Zimmerer
      1. Entrepreneurship sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
      2. Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa Entrepreneurship dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluangpeluang yang muncul di pasar.
      3. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif.
      4. Seorang Entrepreneur selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif.
    11. Kesimpulan :
      1. Entrepreneur adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.
      2. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai Entrepreneurship.
      3. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi Entrepreneurship ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi Entrepreneurshipnya.
      4. Jadi Entrepreneurship bisa bersifat sementara atau kondisional.
      5. Entrepreneur adalah orang–orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan kesuksesan.
      6. BerEntrepreneur adalah suatu gaya hidup dan prinsip–prinsip tertentu akan mempengaruhi strategi karir pribadi.
      7. Kesimpulan lain dari Entrepreneurship adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
  • 2.2. Falsafah Entrepreneur
    • Setiap orang harus belajar banyak tentang dirinya sendiri, jika bermaksud untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang paling diinginkan dalam hidup ini.
    • Kekuatan anda datang dari tindakan diri sendiri dan bukan dari tindakan orang lain.
    • Meskipun resiko kegagalan selalu ada, para Entrepreneur mengambil resiko dengan jalan menerima tanggungjawab atas tindakan mereka sendiri.
    • Kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar.
    • Belajar dari pengalaman lampau akan membantu anda menyalurkan kegiatan anda untuk mencapai hasil yang lebih positif dan keberhasilan merupakan buah dari usaha yang tidak mengenal lelah.
    • Entrepreneurship bukan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir (enterpreneurship are born not made) serta tidak hanya dapat dilakukan melalui pengalaman langsung di lapangan saja.
    • Seseorang yang memilki bakat Entrepreneurship dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan.
    • Mereka yang menjadi enterpreneur adalah orang-orang yang mengenal potensi (traits) dan belajar mengembangkan potensi untuk menangkap peluang serta mengorganisir usaha dalam mewujudkan cita-citanya.
    • Oleh karena itu, untuk menjadi Entrepreneur yang sukses, memilki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memilki pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang akan ditekuni.
  • 2.3. Hakekat Entrepreneurship
    • Entrepreneurship pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak serta jiwa seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
    • Dari pandangan para ahli dapat disimpulkan bahwa Entrepreneurship adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
    • Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru, inovatif adalah bertindak melakukan sesuatu yang baru.
    • Ciri-ciri dan watak Entrepreneurship, menurut Meredith, et.a., dalam Suryana, 2001 : 8,  antara lain :
      1. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis,dan optimism
      2. Berorientasi pada tugas dan hasil. Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif
      3. Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan
      4. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik
    • Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
    • Berorientasi ke masa depan Pandanga ke depan, perspektif
    • Dalam konteks bisnis, seorang entrepreneur membuka usaha baru (new ventures) yang menyebabkan munculnya produk baru atau ide tentang penyelenggaraan jasa-jasa.
    • Adapun Karakteristik tipikal entrepreneur (Schermerhorn Jr, 1999) :
      1. Lokus pengendalian internal
      2. Tingkat energi tinggi
      3. Kebutuhan tinggi akan prestasi
      4. Toleransi terhadap ambiguitas
      5. Kepercayaan diri
      6. Berorientasi pada action
    • Unsur-unsur Entrepreneurship meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang.
    • Yang dapat dijadikan peluang adalah : pengembangan teknologi baru, penemuan pengetahuan ilmiah baru, perbaikan produk barang dan jasa yang ada serta penemuan cara-cara baru yang menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien.
    • Fungsi Entrepreneur adalah memperkenalkan barang baru, melaksanakan metode produksi baru, membuka bahan dan sumber-sumber baru serta pelaksanaan organisasi baru.
    • Sedangkan Keuntungan Entrepreneurship, antara lain :
      1. Otonomi, pengelolaan yang ‘merdeka’ membuat wirausaha menjadi seorang ‘boss’ yang penuh kepuasan
      2. Tantangan Awal & Motif Berprestasi, merupakan pendorong yang baik dan berpeluang untuk mengembangkan konsep usaha yang menghasilkan keuntungan
      3. Kontrol Finansial, bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan milik sendiri yang dapat diaturnya
    • Jenis Entrepreneurship (Williamson, 1961) adalah sebagai berikut :
      1. Innovating Entrepreneurship
        • Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif
      2. Imitative Entrepreneurship
        • Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur
      3. Fabian Entrepreneurship
        • Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan.
      4. Drone Entrepreneurship
        • Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersebut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain. Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977)
  • 2.4. Mitos Entrepreneurship
    1. Sejak dikenalnya istilah kewirausahaan atau entrepreneurship pada abad 18 hingga sekarang, banyak mitos yang bermunculan.
    2. Untunglah seiring banyaknya penelitian yang dilakukan, sekarang kita dapat mengetahui bahwa beberapa mitos tersebut adalah salah.
    3. Mitos yang banyak berkembang antara lain :
  • (1) Entrepreneur adalah eksekutor, bukan konseptor
    • Meskipun benar bahwa entrepreneur selalu berorientasi pada tindakan bukan No Action Talk Only, namun entrepreneur sejati adalah mereka yang secara sistematis merencanakan segala langkahnya, salah satunya dengan penyusunan rencana bisnis yang baik. Konseptor adalah sama pentingnya dengan eksekutor.
  • (2) Entrepreneur adalah dilahirkan, bukan diciptakan
    • Ide bahwa sifat entrepreneur tidak bisa diajarkan, bahwa sifat entrepreneur hanya bisa didapat dari bawaan DNA, adalah salah. Seperti disiplin ilmu lainnya, entrepreneurship memiliki model, proses, dan studi kasus yang dapat dipelajari oleh siapapun
    • (3) Entrepreneur sama dengan penemu atau inventor
      1. Ide bahwa seseorang harus selalu menjadi penemu untuk menjadi pengusaha tidak sepenuhnya benar.
      2. Meski banyak penemu yang menjadi pengusaha, pada kenyataannya kebanyakan pengusaha adalah mereka yang berinovasi, bukan yang menjadi penemu.
      3. Kita ambil contoh Ray Kroc, yaitu sang pendiri Mc Donald. Ia tidak menemukan ide franchise restoran fast food. Namun berkat inovasiya ia mampu membuat Mc Donald dapat menjangkau setiap penjuru dunia.
    • (4) Entrepreneur adalah orang yg “aneh” secara akademis dan sosial.
      1. Mitos yang berkembang adalah entrepreneur biasanya berasal dari kalangan orang-orang yang gagal di dunia akademis, misalnya para mahasiswa yang DO, atau orang-orang yang gagal di dunia pekerjaan, misalnya dipecat.
      2. Profesi entrepreneur pada waktu dulu dianggap sebagai pilihan yang posisinya jauh di bawah profesi eksekutif.
      3. Namun sekarang, entrepreneur adalah sosok pahlawan masyarakat dan profesinya telah sejajar dengan profesi manapun.
    • (5) Entrepreneur memiliki standar profil yang baku.
      1. Faktor lingkungan, sifat perusahaan, dan pengusaha itu sendiri yang saling berinteraksi menyebabkan berbagai macamnya profil pengusaha.
      2. Oleh karena itu, adalah hal yang sangat sulit untuk seseorang bisa memiliki semua sifat ideal entrepreneur.
      3. Namun fitrah manusia adalah memiliki kelebihan dan juga kekurangan.
      4. Banyak buku dan artikel yang telah memaparkan daftar sifat yang dimiliki para pengusaha sukses.
    • (6) Uang adalah segalanya.
      1. Benar bahwa perusahaan membutuhkan modal kapital untuk bisa bertahan dan berkembang.
      2. Meski begitu, modal bukanlah satu-satunya penyebab kegagalan perusahaan.
      3. Masalah keuangan seringkali dari masalah lain, seperti manajemen yang tidak kompeten, tidak memahami cara mengelola keuangan, perencanaan yang tidak matang, dan sebagainya.
      4. Banyak pengusaha sukses yang dapat mengatasi masalah kekurangan uang sambil ia mengelola usahanya.
    • (7) Entrepreneur memerlukan keberuntungan.
      1. Berada di tempat yang benar pada waktu yang tepat adalah keberuntungan.
      2. Namun keberuntungan terjadi ketika peluang bertemu dengan perencanaan yang matang.
      3. Pengusaha sukses adalah mereka yang siap mengantisipasi situasi di masa depan dan mengubah peluang menjadi bisnis berprofit tinggi.
      4. Oleh karena itu, harus kita definisikan kembali apa keberuntungan sebenarnya, yaitu persiapan, motivasi, wawasan, dan sifat inovatif.
    • (8) Rencana dan evaluasi sama dengan petaka.
      1. Mitos ini sudah tidak berlaku lagi di dunia sekarang yang pasarnya sudah sangat kompetitif.
      2. Sebaliknya, kunci bagi kesuksesan perusahaan adalah mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan, menyusun jadwal yang jelas, mempersiapkan plan B jika ada masalah, dan penyusunan strategi.
    • (9) Entrepreneur memiliki tingkat kegagalan yang tinggi.
      1. Adalah benar bahwa entrepreneur gagal berkali-kali sebelum mencapai kesuksesan.
      2. Mereka mengikuti motto utama : Jika Anda belum berhasil pertama kali, coba dan cobalah lagi. Kegagalan bisa memberikan banyak pelajaran berharga bagi mereka yang mau belajar.
      3. Namun statistik menunjukkan bahwa ”tingkat kegagalan tinggi” ini adalah salah kaprah.
    • (10) Entrepreneur sebagai pengambil risiko ekstrem.
      1. Meskipun tampaknya entrepreneur berspekulasi dalam mengambil peluang bisnis, fakta yang ada adalah mereka sebagai pengambil risiko moderat, atau resiko yang telah diperhitungkan.
      2. Pengusaha sukses menyusun rencana dan mempersiapkan segalanya sebaik mungkin untuk bisa mengurangi risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha mereka.
  • Dengan mengetahui mitos-mitos ini, diharapkan kita sekarang tidak salah mengerti lagi mengenai dunia Entrepreneurship atau kewairausahaan dan karenanya semakin termotivasi untuk menjadikan pengusaha sebagai pilihan hidup.
  • PTPN Wasis PramonoIndahnya kejujuran _D(y)
  • y749752007704-jokowi-201

Tinggalkan komentar