[9] BAB IX.PASAR

  • IEU
  • MATERI POKOK BAHASAN :
    1. Struktur Pasar ………………………………………………………………………………………………..
    2. Pengertian dan Fungsi Pemasaran ………………………………………………………………….
    3. Bentuk-Bentuk Persaingan …………………………………………………………………………….
    4. Jenis-Jenis Pasar ……………………………………………………………………………………………
    5. Pengertian Lain dari Pemasaran ………………………………………………………………………
    6. Manajemen Pemasaran …………………………………………………………………………………..
    7. Strategi Perusahaan (Pemasaran Strategis)……………………………………………………….
    8. Pasar dan Orientasi Pasar ……………………………………………………………………………….
    9. Potensi Pasar/Kesempatan Pasar……………………………………………………………………..
    10. Sasaran Pasar ………………………………………………………………………………………………..
    11. Bauran Pemasaran…………………………………………………………………………………………..
  • BAB IX.PASAR
  • 9.1. STRUKTUR PASAR
  • A. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
    • Pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang paling ideal dalam sistem perekonomian, karena mengarahkan kepada tingkat efisiensi yang lebih tinggi daripada jenis pasar lainnya.
    • Pasar persaingan sempurna mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
      1. Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.
      2. Barang yang diperjualbelikan adalah homogen.
      3. Setiap penjual dan pembeli tidak mampu mempengaruhi harga barang (price taker).
      4. Terdapat informasi yang sempurna mengenai barang yang diperjualbelikan (perfect information).
      5. Pembeli dan penjual bebas untuk masuk dan keluar pasar (no barrier to entry).
    • Pada pasar persaingan sempurna, perusahaan akan memaksimumkan keuntungan pada saat MC = MR (Marginal cost = Marginal Revenue).
    • Syarat tersebut akan menghasilkan jumlah output produksi optimal, yang akan membawa perusahaan pada tingkat keuntungan maksimum.
    • Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan maksimum.
  • B. PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA
    • Pasar persaingan tidak sempurna dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis yaitu:
      1. Pasar monopoli, dengan ciri-ciri sebagai berikut ini:
        1. Hanya terdapat satu perusahaan yang memproduksi suatu barang atau jasa.
        2. Tidak terdapat barang pengganti yang mirip.
        3. Perusahaan lain sulit atau tidak dapat masuk ke pasar.
        4. Mempunyai kemampuan dalam menentukan harga pasar.
      2. Pasar monopolistik, dengan ciri utama sebagai berikut:
        1. Jumlah perusahaan tergolong banyak walaupun tidak sebanyak pada pasar persaingan sempurna.
        2. Barang yang diperjualbelikan mempunyai kegunaan sama tetapi berbeda corak (differentiated product).
      3. Pasar oligopoli yaitu pasar dimana produk yang dihasilkan banyak yang bersifat sebagai barang antara, dan merupakan industri di sektor hulu. Misalnya produksi baja, semen, dan bahan baku plastik.
    • Pasar monopoli sangat bertentangan dengan pasar persaingan sempurna, terutama dalam jumlah perusahaan dan kekuasaan menentukan harga.
    • Sedangkan untuk pasar monopolistik dan oligopoli mempunyai persamaan dalam produk tetapi berbeda corak.
    • Perbedaannya terletak pada jumlah perusahaan. Perusahaan pada pasar monopolistik cukup banyak walaupun tidak sebanyak pasar persaingan sempurna, sedangkan pada pasar oligopoli jumlah perusahaan yang ada sangat sedikit.
  • 9.2. PENGERTIAN DAN FUNGSI PEMASARAN
    • Apabila seseorang ditanya tentang apa yang dimaksud pemasaran atau apa yang dimaksud memasarkan barang maka orang pada umumnya memberikan jawaban termasuk jawaban yang diberikan oleh para mahasiswa bahwa memasarkan barang adalah menjual barang atau memasang advertensi terhadap barang tersebut agar laku terjual.
    • Jawaban ini hanya benar untuk sebagian kecil saja, sebab penjualan dan advertensi itu hanyalah merupakan sebagian kecil dari kegiatan pemasaran. Pemasaran memiliki cakupan kegiatan yang lebih luas dari itu.
    • Pemasaran meliputi perumusan jenis produk yang diinginkan oleh konsumen, perhitungan berapa banyak kebutuhan akan produk itu, bagaimana cara menyalurkan produk tersebut kepada konsumen, seberapa tinggi harga yang seharusnya ditetapkan terhadap produk tersebut yang cocok dengan kondisi konsumennya, bagaimana cara promosi untuk mengkomunikasikan produk tersebut kepada konsumen, serta bagaimana mengatasi kondisi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan dan sebagainya.
    • Oleh karena itu perusahaan harus mampu untuk menjalin hubungan yang akrab antara perusahaannya dengan masyarakat yang menjadi konsumen bagi produk-produk yang dihasilkan dan dipasarkannya.
    • Hubungan yang baik antara perusahaan dengan konsumennya akan mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak.
    • Masyarakat yang menggunakan barang hasil produksi perusahaan itu akan memperoleh keuntungan dalam bentuk mendapatkan barang sebagai pemenuhan kebutuhannya dengan kualitas yang baik, sedangkan perusahaan memperoleh keuntungan dalam bentuk diperolehnya penghasilan untuk membiayai kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut.
    • Kegiatan yang berupa menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat konsumen ilu merupakan “Proses Pemasaran”.
    • Jadi proses pemasaran merupakan kegiatan yang berupa penentuan jenis produk yang dihasilkan, jumlah yang harus dipasarkan, harga yang ditetapkannya, cara penyalurannya, bentuk promosinya dan sebagainya.
    • Dalam proses pemasaran itu terjadi proses timbal balik di mana perusahaan menyajikan barang-barang dan jasa kepada masyarakat atau konsumen, sedangkan konsumen menyerahkan uang sebagai imbalan atas terpenuhinya kebutuhan mereka secara cepat dan memuaskan.
    • Perusahaan yang tidak mampu menjalin hubungan timbal balik yang menyenangkan akan membuat konsumen menjadi tidak puas dan apabila hal ini terjadi maka hubungan akan segera terputus dan perusahaan tidak akan dapat memperoleh penghasilan yang sangat diperlukannya bagi kelangsungan hidupnya.
    • Perusahaan semacam ini tentu saja akan cepat jatuh karena akan kekurangan dana yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidupnya.
    • Perusahaan macam ini tak ubahnya seperti seorang manusia yang kehabisan darah yang diperlukan oleh tubuhnya.
    • Oleh karena itu maka bagian pemasaran berfungsi untuk menciptakan hubungan timbal balik yang akrab antara perusahaan dengan konsumennya.
    • Hubungan timbal balik ini akan dapat dijalin dengan baik oleh pengusaha apabila pengusaha tersebut pandai dalam mempengaruhi konsumen untuk menyenangi dan selalu menyenangi produk yang dipasarkannya kepada masyarakat atau konsumennya itu.
    • Perlu diketahui pula bahwa masyarakat atau konsumen yang akan dilayani dan dipengaruhi itu adalah sangat beraneka ragam, ada yang kaya dan banyak uangnya ada pula yang tidak terlalu kaya.
    • Ada pula yang tergolong pada kalangan status sosial tinggi dan ada pula yang status sosialnya rendah.
    • Bahkan ada yang cara hidupnya ultra modern tetapi banyak pula yang gaya hidupnya tradisional dan masih banyak Iagi ragam yang ada dalam masyarakat.
    • Oleh karena itu maka pengusaha haruslah pandai-pandai memilih sasaran, pasar beserta cara yang harus dilakukannya dalam rangka upaya untuk mempengaruhi konsumen yang beraneka ragam tersebut.
    • Bagi kalangan masyarakat konsumen tertentu tentu saja diperlukan pendekatan yang berbeda dengan golongan yang lain agar mereka dapat tertarik dan kemudian menyenangi produknya.
    • Oleh karena itu agar berhasil, maka proses pemasaran untuk suatu sasaran pasar tertentu haruslah berbeda dengan cara pemasaran bagi sasaran pasar yang lain.
    • Sebagai gambaran atas keadaan tersebut dapat diikuti sebuah contoh pengusaha /produsen “raket”. Sernua raket fungsinya sama yaitu pemukul bola/shutlecock. Akan tetapi kalau kita teliti lebih cermat maka daIam masyarakat akan terdapat berbagai jenis keinginan dan kebutuhan terhadap raket tersebut. Ada yang menginginkan raket dengan kualitas yang tinggi, sedang, rendah atau sangat rendah. Ada yang menginginkan raket yang agak berat, ada pula yang menginginkan agak ringan. Ada yang menyenangi raket yang berwarna hitam, ada yang menyenangi warna hijau, biru atau merah tua dan sebagainya. Masing-masing jenis kebutuhan akan raket tersebut memerlukan penentuan disain produk, penetapan harga, perkiraan jumlah kebutuhan, cara penyaluran, cara promosi dan cara menghadapi persaingan yang berbeda pula.
    • Adapun cara yang dapat dilakukan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumen atau masyarakat agar tertarik dan menyenangi produknya dapat ditempuh dengan memberikan stimulan atau rangsangan tertentu baik stimulan yang bersifat internal maupun rangsangan yang bersifat eksternal.
    • Stimulan internal adalah berupa kebutuhan konsumen itu sendiri, sedangkan eksternal adalah berupa kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan lewat produknya, harga jualnya, promosinya serta cara penyalurannya.
    • Stimulan internal sering juga disebut sebagai “INNER DRIVEN” atau rangsangan yang berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri sedangkan eksternal sering disebut “OUTER DRIVEN” atau rangsangan dari luar diri konsumen.
    • Dengan adanya rangsangan atau stimulus tersebut maka konsumen akan terpengaruh dan apabila berhasil maka konsumen tersebut akan tertarik dan kemudian membeli produk perusahaan itu dan selanjutnya diharapkan akan selalu terjadi pembelian yang berulang-ulang karena konsumen menjadi puas akan produk yang dibelinya itu.
    • Dari uraian tersebut maka ditinjau dari sudut pandangan para pengusaha maka proses pemasaran merupakan proses tentang bagaimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumen agar konsumen tersebut menjadi tertarik (tahu), senang, kemudian membeli dan akhirnya puas terhadap produk yang dipasarkan.
    • Langkah awal yang biasanya dilakukan kisaran dalam rangka upaya untuk menjalankan fungsinya yaitu proses pemasaran adalah melakukan “Analisa Pasar” atau “Analisa Potensi Pasar“.
    • Dalam hal ini kita berusaha untuk dapat memperhitungkan berapa besar potensi pasar yang dapat dilayani ‘oleh perusahaan.
    • Besarnya potensi pasar ini tentu saja akan berkaitan erat dengan banyak sedikitnya kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan perusahaan itu.
    • Banyak sedikitnya kebutuhan akan sangat ditentukan oleh banyaknya orang’ atau anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan tersebut.
    • Banyaknya orang yang memiliki kebutuhan akan produk tersebut itulah yang merupakan basis perhitungan potensi pasar bagi perusahaan itu.
    • Perlu dipahami di sini tentang adanya pengertian atau definisi pasar yang sering menyesatkan para mahasiswa, bahwa pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual. Pengertian ini merupakan pengertian pasar dalam artian umum. Pengertian macam ini tidak dapat digunakan secara operasional bagi pengusaha dalam rangka memasarkan barang dan jasa yang dipasarkannya. Hal ini disebabkan karena pengusaha harus mampu untuk mempengaruhi pasar dan bahkan kemudian haruslah mampu untuk menguasai pasar.
    • Dengan penguasaan pasar yang baik maka pengusaha akan mampu menjalin hubungan timbal balik yang akrab antara kedua belah pihak. Sedangkan kalau kita artikan pasar itu adalah sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual maka untuk menguasai pasar berarti pengusaha harus menguasai tempat bertemunya, pembeli dan penjual itu, yang mana hal ini tidak mungkin dilakukan oleh pengusaha tersebut. Oleh karena itu maka pasar di mata pandangan pengusaha atau pemasaran adalah berupa “orang atau kumpulan orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan serta mempunyai kemampuan untuk membayar guna memenuhi kebutuhannya itu”. Dengan pengertian ini maka pasar pada hakikatnya adalah anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan akan produk yang ditawarkan oleh pengusana ltu. Dengan definisi ini pula maka pengusaha dapat melakukan stimuIan tertentu agar pengusaha dapat mempengaruhi pasar dan kemudian dapat menguasainya.
    • Perhitungan terhadap besamya potensi pasar itu tentu saja akan ditentukan oleh beberapa faktor.
    • Adapun faktor-faktor tersebut adalah berupa jumlah orang yang membutuhkan barang tersebut, tingkat rata-rata penggunaan per-orang serta harga produk yang berlaku. Semakin banyak orang yang membutuhkan tentu Semakin besar potensi pasarnya, semakin banyak tingkat penggunaan per-orang juga akan semakin tinggi potensi pasarnya sedangkan semakin tinggi harga akan mempersempit potensi pasar. Ketiga faktor tersebut dapat kita rumuskan dalam persamaan sebagai berikut :
      • M = N.U. P
        • Di mana:
          • M = Potensi Pasar (Market)
          • N = Jumlah orang yang membutuhkqn.
          • U = Tinggi rendahnya tingkat penggunaan per orang.
          • P = Tingginya harga produk tersebut.
    • Adapun faktor-faktor tersebut terutama faktor pertama (N) dan kedua (U) akan dapat melebar dan dapat pula menyempit.
    • Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pelebaran ataupun penyempitan luas potensi pasar tersebut adalah : Struktur Penduduk., Daya Beli. dan Pola Konsumsi.
      1. Struktur Penduduk.
        1. Struktur penduduk adalah merupakan komposisi periduduk yang menunjukkan berapa banyaknya penduduk dari masing-masing golongan penduduk.
        2. Misalnya saja pembagian penduduk menurut jenis kelamin sehingga dapat diketahui berapa wanita dan berapa prianya.
        3. Pembagian penduduk menurut umur dapat diketahui berapa jumlah penduduk dengan tingkat umur tertentu, sehingga dapat diketahul berapa jumlah orang dewasa, anak-anak, angkatan kerja, orang jompo, pasangan usia subur dan sebagainya. Masing-masing jenis penggolongan penduduk tersebut akan sangat menentukan sekaIi besarnya kebutuhan bagi masing-masing golongan, sehingga kita dapat memperkirakan berapa Iuas pasar untuk pakaian sekolah anak-anak SD, SMP ataupun SMA misalnya.
        4. Begitu pula kita juga dapat memperkirakan berapa banyak alat-alat kontrasepsi yang dibutuhkan masyarakat karena kita tahu berapa banyak Pasangan Usia Subur atau PUS dan sebagainya.
      2. Daya Beli
        1. Daya beli masyarakat akan dapat diKetahui dari besar kecilnya atau tinggi rendahnya tingkat penghasilan masyarakat.
        2. Semakin tinggi tingkat penghasilan masyarakat tentulah akan semakin meningkatkan daya beli masyarakat itu.
        3. Apabila penghasilan masyarakat meningkat maka claya belinya juga akan meningkat. Begitu pula bagi golongan yang berpenghasilan tinggi akan memiliki daya beli atau kemampuan membeli yang Iebih besar pula.
        4. Hal ini tentu akan mempengaruhi (luas dan sempitnya potensi pasar yang ada bagi suatu produk tertentu.
        5. Dengan kemampuan membeli yang lebih tinggi akan meningkatkan tingkat penggunaan perorang.
        6. Misalnya saja orang yang berpenghasilan tinggi akan memiliki kebutuhan baju yang lebih banyak dari orang yang berpenghasilan rendah.
        7. Di samping jumlah baju yang dibelinya akan lebih banyak begitu pula jenis dan kualitas baju yang akan dibelinyapun pasti lebili banyak dan lebih baik.
      3. Pola Konsumsi
        1. Pola konsumsi merupakan komposisi pengeluaran yang biasanya dilakukan oleh masyarakat.
        2. Hal ini meliputi berapa persen penghasilan masyarakat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan, minuman clan pakaian, berapa persen untuk kebutuhan perumahan, berapa banyak untuk kebutuhan pendidikan, berapa untuk kesehatan dan begitu pula berapa yang untuk keperluan rekreasi misalnya.
        3. Pola konsumsi ini akan menentukan jenis-jenis kebutuhan masyarakat dan dengan demikian akan menentukan besar kecilnya potensi pasar bagi suatu produk tertentu.
        4. Perlu disadari bahwa potensi pasar adalah merupakan potensi pasar secara keseluruhan terhadap suatu produk tertentu.
        5. Potensi pasar ini akan menjadi perebutan bagi para pengusaha yang terjun dan bergerak serta bersaing dalam bisnis produk itu.
        6. Dengan adanya persaingan dari para pengusaha tersebut maka akan mempengaruhi bagian pasar langsung dapat dikuasai oleh masing-masing pengusaha.
        7. Bagi pengusaha yang lebih pandai dalam mempengaruhi konsumennya dibandingkan dengan pengusaha yang lain tentu saja akan dapat meraih bagian pasar atau “Pangsa Pasar” atau “Market Share” yang lebih banyak daripada pengusaha lain yang kurang pandai dalam memasarkan produknya.
  • 9.3. BENTUK – BENTUK PERSAINGAN
    • Dengan adanya perebutan diantara para pengusaha dalam memperebutkan pengaruhnya kepada konsumen maka akan timbulah persaingan.
    • Semakin banyak pengusaha yang terjun dan bersaing dalam suatu produk atau bisnis tertentu akan semakin mempertinggi atau mempertajam tingkat persaingan yang terjadi.
    • Sebaliknya semakin sedikit jumlah pengusaha yang bersaing tentu saja akan memperingan taraf persaingannya.
    • Persaingan yang semakin tajam akan cenderung untuk lebih banyak penggunaan harga sebagai alat persaingan mereka artinya pesaing akan cenderung untuk saling menurunkan harga jual produknya guna merebut hati para konsumennya.
    • Hal ini sering dikenal sebagai “Perang Harga“. Perang harga ini yang pada umumnya tidak disenangi oleh para pengusaha karena dengan semakin menurunnya harga jual tentu saja tingkat margin keuntungannya juga akan semakin kecil. Bahkan apabila sudah terjadi perang harga yang semakin menghebat maka pengusaha banyak yang berani menjual produknya dengan harga jual di bawah harga pokok atau biaya produksinya. Dengan kata lain mereka berani merugi untuk saling memperebutkan pasar itu.
    • Sehubungan perebutan pasar yang berupa persaingan tersebut kita dapat membedakan beberapa bentuk persaingan yaitu:
      1. Persaingan Sempuma (Pure Competition).
      2. Persaingan Monopolistik (Monopolistic Competition).
      3. Persaingan Oligopoli (Oligopolistie Competition).
      4. Monopoli (Monopoly)
    • Bentuk persaingan sempurna merupakan bentuk persaingan di mana terdapat sangat banyak pengusaha yang terjun di pasar untuk melayani suatu produk tertentu dan pada umumnya pengusaha yang terjun di pasar adalah pengusaha-pengusaha kecil.
    • Dengan sangat banyaknya pengusana yang bersaing maka seperti telah diuraikan di atas persaingan harga akan sangat tajam.
    • Bentuk persaingan ini sangat tidak disenangi oleh para pengusaha.
    • Kita juga harus menghindarkan diri dari bentuk persaingan macam ini. Dalam bentuk persaingan ini berarti pengusaha yang terjun di pasar tidak memilik penguasaan pasar. Pengusaha tidak dapat menanamkan pengaruhnya kepada konsumen. Pengaruh satu-satunya hanyalah harga, sehinggi terjadilah perang harga. Keadaan ini merupakan posisi persaingan yang paling buruk yang dialami oleh pengusaha. Pengusaha haruslah berusaha untuk memperbaiki posisi persaingan menjadi bentuk persaingan yang lain yang lebih baik. Posisi persaingan berikutnya adalah yang lebih baik.
    • Bentuk persaingan Monopolistik merupakan bentuk di mana pengusaha yang terjun dalam kancah persaingan tidak terlalu banyak sehingga daIam haI ini pengusaha dapat menanamkan pengaruhnya kepada konsumen.
      1. Pengusaha dapat mempengaruhi konsumen dengan alat-alat pemasarannya (Marketing Mix) yang lain dan tidak hanya semata-mata dengan harga saja.
      2. MisaInya saja pengusaha dapat menggunakan alat berupa Merek dagangnya, bungkusnya yang menarik, kualitas atau tingkat kehalusan produknya, promosinya ataupun cara penyaluran dan pelayanannya.
      3. Penggunaan alat non harga dalam persaingan disebut “Nonprice Competition“, sedangkan penggunaan harga sebagai alat persaingan disebut “Price Competition“.
      4. Dengan demikian dalam bentuk persaingan yang lebih baik ini maka penggunaan harga sebagai alat persaingan menjadi kurang dominan.
    • Bentuk persaingan yang selanjutnya merupakan posisi persaingan yang lebih tinggi lagi bagi pengusaha yang mampu untuk meraihnya yaitu Persaingan OIigopoli.
      1. Dalam persaingan ini hanya ada sedikit saja jumIah pengusaha yang bergerak di pasar dan pada umumnya merupakan perusahaan besar.
      2. Dalam kondisi ini penggunaan harga sebagai alat Persaingan sangat minim atau marginal.
      3. Persaingan akan berlangsung terutama dengan menggunakan alat-alat non harga seperti kualitas produk, bentuk bungkus merek dagang, promosi serta distribusi yang lebih memuaskan para konsumennya.
    • Bentuk persaingan Monopoli.
      1. Dalam hal ini hanya ada satu pengusaha yang merupakan satu-satunya perusahaan yang melayani kebutuhan seluruh masyarakat dan karena hanya ada satu maka tentu saja akan merupakan perusahaan yang sangat besar atau raksasa.
      2. Sebagai contohnya di Indonesia adalah Perusahaan Listrik Negara atau PLN, Perum Telkom, Perumka, Pertamina dan sebagainya.
      3. Bentuk persaingan ini bagi usaha swasta tidak diperkenankan di Indonesia.
  • 9.4. JENIS – JENIS PASAR
    • Seperti telah diuraikan di muka bahwa pengusaha yang akan memasarkan produknya berusaha untuk melayani kebutuhan masyarakat dan harus terjadi hubungan baik antara keduanya.
    • Pengusaha harus memanfaatkan segala sumber daya yang ada baik material, mesin-mesin, tenaga kerja maupun keuangan untuk dapat melayani masyarakat yang menjadi pasar bagi usahanya.
    • Hubungan timbal balik tersebut berupa pengusaha menyajikan produk yang dapat digunakan oleh masyarakat atau konsumen untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan konsumen membayarkan uangnya atas produk yang dibelinya.
    • Masyarakat yang merupakan pasar bagi pengusaha tersebut dapat kita bedakan menjadi beberapa macam jenis, dimana dalam hal ini pasar dapat dibedakan menjadi 4 macam jenis yaitu:
      1. Pasar Barang Konsumen (Konsumsi).
      2. Pasar Barang Industrial (Industri).
      3. Pasar Pemerintah.
      4. Pasar Internasional.
  • 9.5. PENGERTIAN LAIN DARI PEMASARAN
    • Pemasaran adaIah suatu fungsi perusahaan yang selalu berusaha menjawab tantangan perubahan Iingkungan.
    • Definisi ini tampak sangat berbeda dengan definisi-definisi yang lain, yang dikemukakan dalam Iiteratur pemasaran.
    • DaIam textbook pada umumnya pemasaran didefinisikan sebagai semua kegiatan yang menyangkut perencanaan dan pengendaIian terhadap aliran barang dari produsen ke konsumen.
    • Terdapat pula definisi yang lain yang mendefinisikan pemasaran sebagai semua kegiatan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan kemudian memperoleh keuntungan dari kepuasan konsumen tersebut.
    • Definisi yang disebutkan paling awal tersebut dimaksudkan untuk menitikberatkan perhatian pada hubungan antara bagian pemasaran dengan bagian lain dalam perusahaan, khususnya dalam hubungan dalam kaitannya dengan perumusan strategi perusahaan (Corporate Strategy/Corporate Plan). Untuk keperluan tersebut maka kita harus melihat hubungan antara perusahaan dengan Iingkungannya, baik Iingkungan usaha, sosial, perundang-undangan, politik dan sebagainya.
    • Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lingkungannya akan mengalami kesulitan dan mungkin akan jatuh pailit. Sebaliknya apabila perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya maka dia akan memperoleh kemajuan usaha dan berkembang.
    • Usaha untuk selalu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan adalah Corporate Plan (Corporate Strategy). Oleh karena itu kita harus melihat adanya perubahan-perubahan tersebut dan mengatur kemampuan kita untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut dan kemudian menyusun rencana untuk menyesuaikannya. Proses penyesuaian diri dengan lingkungannya tersebut haruslah diikuti oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan baik bagian produksi, keuangan, personalia maupun administrasi.
    • Di pihak lain ada yang mendefinisikan pemasaran sebagai suatu kegiatan yang mendapatkan dan menjembatani penyaluran dan peningkatan taraf hidup. Definisi ini terlalu luas, disini termasuk usaha bagaimana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengarahkan taraf hidup pada taraf hidup yang lebih baik.
    • Perbedaan utama antara definisi yang pertama yang terlalu sempit dan yang kedua yang terlampau luas adalah terletak pada titik berat pandangannya. Definisi yang pertama menitikberatkan pada pandangan mikro, sedangkan yang kedua berpandangan makro. Titik berat pandangan mikro adalah pada kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau suatu organisasi, sedangkan perumusan makro bertitik berat pada pengaturan masyarakat
    • Pertanyaannya adalah jawaban mana yang benar ?
    • Jawabannya adalah bahwa pemasaran mengandung kedua-duanya, sebab pada kenyataannya memang pemasaran meliputi kedua aspek tersebut, baik aspek makro maupun aspek mikro. Hal ini dapat dipahami dengan melihat bahwa suatu perusahaan haruslah membuat barang yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan tidak hanya asal membuat barang. Begitu pula halnya sebuah Bank, Kursus Stir Mobil, Salon Kecantikan, Rumah Sakit dah sebagainya. Mereka harus mengatur produksinya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen baik terhadap harganya, penyalurannya, cara promosi serta mengatasi persaingan yang dihadapinya, ini adalah tujuan mikro. Lebih jauh dari itu di masyarakat terdapat berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi oleh para pengusaha, pimpinan organisasi kemasyarakatan dan bahkan pemerintah. Masyarakat membutuhkan suatu sistem pemasaran yang mengatur kegiatan penyaluran kebutuhan tersebut yang dilakukan oleh para produsen dan perantara agar kegiatan penyaluran kebutuhan tersebut dapat berjalan secara efisien dan efektif. Tinjauan ini menunjukkan aspek sosial kemasyarakatan atau aspek makro.
  • 9.6. MANAJEMEN PEMASARAN
    • Setelah mengetahui tentang perkembangan konsep pemasaran, maka kita dapat mengetahui bahwa perumusan konsep pemasaran memberikan arah pedoman dasar bagi kegiatan seluruh perusahaan. Sekarang kita melihat lebih lanjut tentang bagaimana manajer pemasaran membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya, ini adalah tugas dari manajer pemasaran.
    • Adapun tugas-tugas manajer pemasaran adalah:
      1. Perencanaan terhadap kegiatan pemasaran.
      2. Menggiatkan pelaksanaan kegiatan pemasaran.
      3. Pengendalian kegiatan pemasaran.
  • 9.7. STRATEGI PERUSAHAAN (PEMASARAN STRATEGIS & STRATEGI PEMASARAN)
    • Judul tersebut di atas membuat kita berpikir tentang perbedaan isinya dan perbedaan implikasinya di dalam praktek kehidupan baik dalam bidang pemasaran maupun dalam kehidupan sebari-hari, dalam hal ini kita sebenarnya berhubungan kata strategi dengan kata operasional.
    • Pemasaran Strategis mengacu pada faktor strategis sedangkan strategi pemasaran mengacu pada faktor operasional atau pelaksanaan kegiatan pemasaran seperti penentuan harga, pembungkusan, pemberian merek, penentuan saluran distribusi, pemasangan iklan dan sebagainya.
    • Kegiatan pemasaran itu sering dikenal dengan sebutan Marketing Mix yang juga dikenal dengan singkatan 4P sebagai singkatan dari Product, Price, Place dan Promotion.
    • Perbedaan antara kata strategi dan operasional dapat dijelaskan dengan baik dengan mengikuti ungkapan kalimat sebagai berikut :
      1. Anda telah melakukan tindakan yang benar (You did the right thing).
      2. Anda telah melakukan tindakan itu dengan benar (You did the thing right).
    • Kalimat yang pertama mengandung arti strategis sedangkan kalimat kedua mengandung arti operasional.
    • Hal itu dapat diperjelas lagi dengan mengikuti contoh sebagai berikut misalnya seorang sopir dari sebuah perusahaan yang mencuci mobil majikannya dengan bagus sekali sehingga mobil menjadi bersih, mengkilap, tanpa ada bekas goresan sedikit pun pada cat mobil tersebut.
    • Apabila pekerjaan tersebut dilakukan pada saat perusahan sedang sibuk dan banyak pekerjaan yang harus ditangani dan majikannya ternyata kemudian membutuhkan mobil untuk dipakainya, akan tetapi beliau menjadi sangat kecewa karena mobilnya sedang dicuci, maka dalam hal itu sopir tersebut telah melakukan pekerjaan yang tidak strategis meskipun pekerjaan itu telah dilakukannya dengan cara benar.
    • Keadaan tersebut dapat merupakan pekerjaan yang strafegis apabila sopir tersebut mengerjakannya dengan mempertimbangkan terlebih dahulu keadaan perusahaan. Apabila ternyata perusahaan sedang tidak sibuk maka sopir itu telah melakukan pekerjaan secara strategis karena keadaan yang sepi itu menunjukkan kemungkinan yang kecil bahwa mabil itu akan dibutuhkan. Oleh karena itu maka kita haruslah mempertimbangkan kedua hal tersebut di atas yaitu Pertama, memilih tindakan yang benar (pemasaran Strategis) dan kemudian berusaha melakukan yang telah kita pilih (strategis) tadi dengan cara yang benar (strategi pemasarannya). Tindakan yang akan kita lakukan haruslah kita analisa seningga kita dapat melakukan tindakan yang benar (strategis).
    • Tindakan yang tidak direncanakan dengan baik akan berakibat tindakan tersebut tidak strategis (benar) atau dengan kata lain salah.
    • Tindakan yang telah dipilih tersebut selanjutnya haruslah pula kita rencanakan lebih lanjut agar tindakan yang strategis itu dapat kita lakukan dengan benar. Perencanaan pada tahap ini disebut perencanaan operasional sedangkan pada tahap sebelumnya disebut “Perencanaan Strategis”.
    • Tujuan dari perencanaan strategis adalah menjawab pertanyaan Bagaimana proses perencanaan tersebut harus dilakukan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, baik berupa laba, atau bukan laba misalnya Rumah Sakit, Lembaga Pemerintahan, Lembaga Sosial, Lembaga Kebudayaan dan sebagainya.
    • Namun dalam pencapaian tujuan tersebut harus dibarengi dengan strategi dan perencanaan operasional bagi organisasi yang berorientasi keuntungan finansial (laba), akan tetapi konsep-konsepnya dapat juga diserap dan diterapkan bagi organisasi yang tidak bermotif mencari keuntungan seperti yang telah disebutkan di atas.
    • Untuk keperluan tersebut maka contoh-contoh diusahakan akan bervariasi baik perusahaan yang bermotif mencari keuntungan maupun yang tidak bermotif mencari keuntungan.
    • Suatu Partai Politik misalnya, sebenarnya dapat ditinjau pula sebagai organisasi yang menjual produk/jasa. Jasa yang dijualnya adalah konsep atau program partai dari Partai Politik tersebut. Bagaimana konsep Partai sebagai suatu produk itu dapat diterima oleh masyarakat yang belum memakainya, bagaimana memelihara agar pemakai (penganut) program Partai tersebut dapat memperoleh kepuasan batinnya dan tidak pindah kepada produk lain (Partai lain) dan sebagainya, adalah tidak berbeda prinsipnya dengan konsep-konsep pemasaran yang berusaha memasarkan produk kepada masyarakat, tentu saja dengan motif yang lain yaitu motif memperoleh keuntungan finansial dari transaksi pembelian produk dan kepuasan pemakainya.
    • Apalagi dengan perkembangan konsep pemasaran yang pada saat ini berlangsung yang tidak lagi berpijak pada konsep menjual barang (konsep penjualan) tetapi berkembang menjadi konsep membuat kepuasan konsumen.
    • Dalam konsep penjualan, keuntungan diperoleh dengan terjadinya transaksi penjualan. Dengan terjadinya transaksi penjualan itu maka perusahaan akan memperoleh keuntungan. Konsep ini telah menyesatkan karena usaha pemasaran hanyalah menciptakan terjadinya transaksi penjualan, tidak melihat apakah pembeli memperoleh kepuasan atau tidak dari barang yang dibelinya tersebut.
    • Konsep pemasaran yang berorientasi pada pasar berawal dan sekaligus berakhir pada pasar atau konsumen atau pemakai atau pembeli yaitu kepuasan mereka dari adanya transaksi pembelian atau pemilikan barang tersebut. Apabila pemakai tidak puas maka mereka akan bereaksi, mulai dari reaksi yang pasif dan tidak berbahaya bagi perusahaan sampai dengan reaksi yang berbahaya bagi perusahaan. Reaksi pasif misalnya mereka diam saja dan tidak lagi membeli barang tersebut di kemudian hari dan kemudian dia akan pindah atau membeli produk/barang dari perusahaan lain (pesaing). Reaksi aktif misalnya mereka tidak diam melainkan lalu menceritakan ketidakpuasannya tersebut kepada tetangga, teman bermain, teman sekolah, teman sekerja dan bahkan mungkin pada teman naik bis/kereta api dalam perjalanannya ke tempat kerja rnisalnya. Lebih dari itu ada pula reaksi yang bersifat agresif yaitu, mereka menuntut ganti rugi atas ketidakpuasan tersebut di atas. Tugas Manajer (Manajer Pemasaran) adalah membuat rencana baru yang strategis maupun yang operasional agar terjadi keadaan : “kita melakukan tindakan yang benar dan tindakan yang benar tersebut kita lakukan pula, dengan cara yang benar pula”. lnilah yang dimaksudkan dengan pemasaran strategis dan strategi pemasaran. Kita haruslah memilih dan merencanakan kegiatan/tindakan pemasaran itu sehingga tindakan tersebut adalah tindakan yang benar (strategis) dan kemudian kita membuat perencanaan lebih lanjut untuk menjabarkan perencanaan strategis tersebut ke dalam perencanaan operasional sehingga tindakan kita dapat berjalan dengan cara yang benar beserta strategi pemasaran yang benar pula. Usaha itu tidak lain adalah ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dan bukan hanya sekedar menjual barang kepada konsumen.
  • 9.8. PASAR DAN ORIENTASI PASAR
    • Pengusaha harus mengenal pasarnya dengan baik agar dapat memenuhi/melayaninya dan menguasainya.
    • Pengusaha yang tidak mengenal pasarnya dapat diumpamakan sebuah kapal di tengah samudera tanpa kompas dan tidak dapat melihat bintang di langit yang sedang tertutup awan mendung.
    • Dia akan berlayar tanpa arah dan akan terbawa kemana angin bertiup sehingga kalau toh dia sampai di tempat yang di tuju itu hanyalah secara kebetulan saja.
    • Dengan mengenal pasar kita akan tahu kemana kita harus menuju sehingga apabila memang arah angin sesuai dengan tujuan maka kita dapat memacu kecepatan, sedangkan bila tidak sesuai maka kita harus mampu merubah jalannya kapal meskipun harus tidak searah dengan arah angin.
    • Pasar ditinjau dari segi pengusaha adalah sekumpulan orang yang memiliki kebutuhan yang serupa dan bersedia untuk membayar guna memenuhi kebutuhan mereka itu.
    • Pengusaha yang berorientasi pasar selalu meninjau kegiatannya atas dasar kebutuhan pasar yang dihadapinya.
    • Sedangkan pengusaha yang berorientasikan produksi mendasarkan diri pada barang yang dihasilkannya.
  • 9.9. POTENSI PASAR / KESEMPATAN PASAR
    • Mendapatkan target pasar yang menarik merupakan bagian utama dari Pemasaran Startegis. Pada umumnya kita tidak perlu harus melayani kebutuhan semua orang. Agar berhasil justru kita dapat menitikberatkan pada sebagian dari konsumen yang cukup luas dimana mereka itu bersedia untuk membayar atas pelayanan atau pemenuhan kebutuhan mereka tersebut. Tidak semua orang bersedia membayar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Inilah yang disebut Target Marketing dan hal ini dapat kita lakukan dengan Segmentasi Pasar, kemudian kita pilih segmen pasar tertentu yang kita jadikan sebagai sasaran atau Target. Sasaran pasar yang cukup menarik akan merupakan kesempatan pasar atau Market Opportunity.
    • Kesempatan pasar dari suatu perusahaan merupakan sasaran yang dapat dijangkau oleh faktor-faktor atau samna yang dimiliki oleh perusahaan. Sasaran yang di luar jangkauan sarana produksinya bukanlah merupakan kesempatan pasar baginya.
    • Pada umumnya kesempatan pasar yang cukup menarik berada di sekitar pasar yang sudah dikuasai oleh perusahaan yang masih berada dalam jangkauan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu.
      1. Penguasaan Pasar
        • Dengan melihat gambar tersebut kita dapat memikirkan cara untuk menemukan kesempatan pasar atau potensi pasar. Keempat bidang dalam gambar tersebut rnerupakan kesempatan yang dapat dilakukan oleh penlsahaan. Bidang yang paling dekat dengan keadaan perusahaan pada saat ini adalah pada bidang Nomor 1. Bidang ini adalah bidang yang kita alami pada saat ini, yaitu kita berada pada posisi pasar yang saat ini kita hadapi (lama) dengan produk yang kita tawarkan pada saat ini (lama) pula. Kesempatan yang terbuka pada bidang ini adalah melakukan penguasaan pasar agar penjualan kita dapat bertambah, biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan kombinasi/bauran pemasaran (Marketing Mix) yang lebih agresif.
        • Sasaran yang harus dicapai dalam hal ini adalah :
          1. Menaikkan tingkat penggunaan barang agar konsumen membeli lebih banyak.
          2. Menarik langganan dari pesaing kita.
          3. Menarik orang yang belum memakai barang tersebut
        • Sebagai contoh cara tersebut adalah : Harga obral.
          1. Re dekorasi toko yang lebih menarik.
          2. Advertensi baru yang lebih menarik
          3. Potongan harga.
          4. Pelayanan yang lebih menarik.
        • Para pengusaha pada umumnya hanya terpaku pada bidang yang pertama ini saja. Tidak atau jarang yang berusaha untuk melihat kesempatan yang lebih jauh yaitu pada ketiga bidang yang lain. Hal ini dapat dimengerti karena di situlah yang paling dikuasainya, akan tetapi agar lebih berhasil kita harus memikirkan kesempatan lain yang lebih luas dan tentu saja lebih sukar. Akan tetapi pengusaha adalah penanggung risiko. Dalam hal ini perlu dihayati bahwa risiko yang lebih besar biasanya akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar pula.
      2. Pengembangan Pasar
        • Dalam hal ini kita berusaha untuk menaikkan penjualan dengan menjual produk lama ke pasar yang baru. lni bisa dicapai mungkin hanya dengan memasang advertensi pada media lain yang dapat menjangkau pasar baru tersebut : Mungkin juga harus dengan tambahan saluran distribusi untuk daerah baru, misalnya ayam goreng “AA” membuka cabang baru di Kota lain atau di dekat Kampus, dekat Rumah Sakit, di Pusat Kota dan sebagainya.
      3. Pengembangan Produk
        • Kita dapat menawarkan produk baru atau modifikasi dari produk lama kepada pasar lama. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen atau pasar dan harus melihat perubahan apa yang harus dilakukan terhadap produknya. Hal ini bisa meliputi bentuknya, kualitasnya, jenisnya atau tipe baru dari padanya, sehingga dapat memberikan kepuasan yang lebih besar bagi konsumennya. Misalnya Toko “AA” memberikan ruang untuk permainan anak-anak agar lebih menarik para pengunjungnya.
      4. Pengembangan usaha (produk dan pasar)
        • Kesempatan yang Paling sukar untuk ditempuh adalah menghasilkan produk baru untuk dijual ke pasar yang baru pula. Dalam hal ini baik produk maupun pasar yang dilayani adalah baru maka tentu saja hal ini akan membawa konsekuensi yang jauh lebih sukar karena kita tidak atau belum tahu akan sifat-sifat pasar yang baru tersebut maupun kita juga belum tahu akan kekuatan dan kelemahan dari produk kita yang juga masih baru.
        • Cara lain yang dapat ditempuh untuk mengetahui adanya potensi pasar adalah :
          1. Mempersempit dimensi pasar dengan cara segmentasi pasar. Dengan melakukan segmentasi pasar maka kita dapat melihat adanya jenis kebutuhan yang lain dari konsumen (segment pasar) yang belum terpenuhi. Kebutuhan yang belum terpenuhi ini merupakan potensi pasar yang terbuka. Contohnya kebutuhan beras bagi golongan konsumen yang memerlukan status sosial.
          2. Memperluas dimensi pasar dengan cara melihat pasar kebutuhan pangkal (Generic Market atau generic need). Dengan melihat generic market maka kita clapat melihat adanya kesempatan pasar.
          3. Melihat adanya Iobang pasar (kebocoran pasar, market leakage). Kebocoran pasar adalah pasar yang seharusnya dapat dilayani akan tetapi pada saat ini belum terlayani.
  • 9.10. SASARAN PASAR
    • Pasar pada umumnya mencakup medan yang luas, misalnya saja semua orang membutuhkan beras, semua orang membutuhkan pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, alat dapur, alat tulis dan sebagainya. Tinjauan pasar semacam ini masih terlalu luas bagi seorang pengusaha dan menjadi tidak berarti bagi perencanaan pemasarannya. Agar dapat lebih berarti maka pasar haruslah diartikan lebih sempit lagi sehingga dapat dilihat adanya sasaran pasar (target market).
    • Manajer yang berorientasi pada pasar harus dapat menyebutkan siapa sasaran pasarnya yaitu kelompok orang yang mana, bukan semua orang. Sasaran pasar mengacu pada sekelompok orang tertentu yang memiliki sifat-sifat serupa. Dengan kemiripan sifat-sifat mereka itu maka pengusaha akan dapat mengenal kesamaan kebutuhan, keinginan, sikap, tingkah laku, gaya hidup, kelompok sosial serta kebudayaan mereka. Di dalam masyarakat akan terdapat kelompok-kelompok yang memiliki sifat-sifat yang identik dari kelompoknya itu yang berbeda dengan keIompok yang lain. Tiap kelompok memiliki sifat yang berbeda dengan kelompok yang lain. MisaInya Orang tua dengan Orang muda, Remaja modern dengan remaja tradisional, Kelompok sosial dengan bawah/menengah, pedagang dengan pegawai negeri.
    • Dengan mengenal persamaan faktor-faktor tersebut di atas pengusaha dapat melaksana-kan kegiatan yang sesuai dengan faktor-faktor yang dimiliki oleh sasaran pasar tersebut, sehingga dapat mendorong mereka untuk membeli produk rnereka saja. Tanpa mengenal faktor-faktor tersebut di atas maka tindakan yang kita lakukan tidak menjamin timbulnya dorongan bagi konsumen untuk membeli produk kita. Faktor-faktor tersebut adalah faktor penentu pembelian.
    • Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi :
      1. Faktor pribadi (intern).
      2. Faktor kelompok.
      3. Faktor lingkungan sosial.
      4. Faktor lingkungan budaya.
    • Mengapa seseorang membeli barang tersebut, hal itu karena pengaruh faktor intern (pribadi) serta ekstern (lingkungan), baik lingkungan kecil yaitu teman, keluarga, kelompok, maupun lingkungan yang lebih luas yaitu lingkungan sosial masyarakat serta budaya. Sebagai contoh si Ivan rnembeli beras Rojolele atau Cianjur, sedangkan yang lain membeli jenis IR 26, yang lain Iagi mernbeli beras Jatah. Mengapa si Ivan rnembeli beras Rojolele atau Cianjur? Tindakannya itu dipengaruhi oleh semua faktor tersebut di atas mulai dari faktor pribadi, keluarga, teman kantor, teman bermain olah raganya, kelompok sosial maupun budayanya.
    • Cobalah pula membayangkan contoh lain dalam pembelian arloji atau pakaian, atau jasa salon kecantikan, misalnya, semua tindakan pembelian terhadap produk tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu pembelian itu.
    • Faktor-faktor itu, akan menjawab pertanyaan mengapa seseorang membeli arloji merek itu, pakaian itu, salon kecantikan itu dan sebagainya. Dengan mengenal faktor-faktor penentu pembelian tersebut maka kita dapat mengenal bahwa Pasar yang kita hadapi itu adalah berbeda-beda (heterogen). Akan tetapi meskipun berbeda-beda, hal itu dapat kita lihat adanya kesamaan sifat-sifat pribadi serta Iingkungannya. Atau dengan kata lain dapat kita kelompok-kelompokkan ke dalam bagian yang memiliki sifat-sifat yang serupa (homogen). Pengelompokan ini disebut “Segmentasi Pasar”. Dengan pengelompokan tersebut maka kegiatan akan dapat dititik beratkan pada salah satu atau beberapa kelompok (segmen) pasar tertentu yang dapat terjangkau dengan baik oleh sarana produksinya sehirigga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pasarnya secara lebih baik dari pada para pesaing-pesaingnya. Apabila perusahaan tidak rnengelompokkan dan mencari sasaran pada sekelompok segmen tertentu dan dia bergerak pada pasar umum yang sangat heterogen maka hal ini berarti dia memperlakukan konsumen yang berbeda-beda itu dengan cara penyampaian/ penyajian dan pelayanan atau marketing mix yang sama. Jadi dalam hal ini perusahaan berpandangan bahwa semua orang (konsumen) adalah sama, jadi perlakuan terhadapnya juga sama. Tindakan semacam ini disebut “Undifferentiated Marketing”.
    • Pengusaha dapat mengelompokkan konsumen yang berbeda-beda itu dan kemudian memperlakukannya secara berbeda-beda pula sesuai dengan faktor-faktor pribadi, kelompok kecil maupun kelompok sosial dan budayanya yang berbeda-beda tersebut. Cara ini disebut “Differentiated Marketing“. Dalam hal ini pengusaha memberikan perlakuan, penyajian, penyampaian dan pelayanan (marketing mix) yang berbeda terhadap segmen pasar yang berbeda. Cara ini lebih menjamin adanya kemungkinan bahwa perusahaan dapat memperoleh posisi persaingan yang lebih baik (Competitive Advantage). Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik atau lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.
  • 9.11. BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
    • Proses pemasaran adalah proses tentang bagaimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumen agar para konsumen tersebut menjadi tahu, senang lalu membeli produk yang ditawarkannya dan akhimya konsumen menjadi puas sehingga mereka akan selalu membeli produk perusahaan itu. Bagaimana caranya pengusaha itu agar dapat mempengaruhi konsumennya merupakan hal yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan-tindakan kongkrit.
    • Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tindakan-tindakan yang terdiri dari empat macam yaitu tindakan mengenai :
      1. Produk (Product).
      2. Harga (Price).
      3. Distribusi atau Penempatan Produk (Place).
      4. Promosi (Promotion).
    • Keempat macam tindakan tersebut sering disebut sebagai ‘”Bauran Pemasaran Atau “Marketing Mix”. Selain dari pada itu karena keempat tindakan tersebut terdiri dari 4 huruf P, maka sering pula dikenal sebagai “4 P” dalam pemasaran yaitu : Product, Price, Place dan Promotion. Bauran Pemasaran atau Marketing Mix tersebut merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya.
    • Pengusaha dapat mempengaruhi komsumennya lewat produk yang ditawarkannya kepada konsumen itu. Dalam hal ini dengan membuat produk tersebut sedemikian rupa sehingga produk tersebut dapat menarik perhatian konsumen. Misalnya saja dengan membuat produk dengan warna-warni yang menarik atau bahkan mungkin dengan warna yang mencolok, bungkus yang bagus lagi ekslusif dan sebagainya.
    • Di samping itu pengusaha dapat pula mencantumkan harga yang rendah serta pemberian discount/potongan harga, mencantumkan harga obral serta harga cuci gudang dan sebagainya. Dengan cara penetapan harga semacam ini akan dapat menarik perhatian serta meodorong konsumen untuk segera melakukan transaksi pembelian agar tidak terlewatkan kesempatan yang terbatas waktunya bagi berlakunya harga obral tersebut.
    • Cara distribusi yang memenuhi kebutuhan konsumen juga dapat diterapkan agar dapat menarik para konsumen untuk membeli produk yang difawarkannya. Misalnya saja untuk barang kebutuhan sehari-hari distribusinya dibuat sedekat mungkin dengan konsumen agar kebutuhan sehari-harinya yang biasanya memiliki sifat frekuensi pembelian tinggi dengan jumlah kebutuhan yang kecil-kecil itu dapat segera terpenuhi.
    • Cara lainnya lagi adalah dengan melakukan kegiatan-promosi untuk memperkenalkan produk tersebut sehingga konsumen menjadi kenai dan tahu, ataupun bagi yang sudah kenal dapat menjadi lebih menyenangi produk itu, bahkan bagi yang sudah agak lupa diharapkan agar dapat menjadi ingat kembali akan produk tersebut.
  • 3-A19187_476679149035701_1762750753_n

Tinggalkan komentar