[7] BAB VII. PERILAKU KONSUMEN

  • IEU
  • MATERI POKOK BAHASAN :
    1. Pengertian dan Asumsi-asumsi ………………………………………………………………………..
    2. Model Perilaku Konsumen ………………………………………………………………………………
    3. Teori Perilaku Konsumen-Pendekatan Teori Nilai Guna……………………………………..
    4. T. Perilaku Konsumen-Pendekatan Kurva Kepuasan Sama…………………………………
  • BAB VII. PERILAKU KONSUMEN
  • IEU-19IEU-14
  • 7.1. PENGERTIAN DAN ASUMSI-ASUMSI
    1. Barang (Commodities), yaitu benda dan jasa yang dikomsumsi untuk memperoleh manfaat atau kegunaan.
    2. Utilitas (Utility), yaitu manfaat yang diperoleh karena mengkonsumsi barang. Atau ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunannya, sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen.
    3. Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility) , yaitu penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan utilitas yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan menjadi negatif.
    4. Konsistensi Preferensi (Transtivity), yaitu konsep preferensi yang berkaitan dengan kemampuan konsumen dalam menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen yaitu : (1) Lebih suka (prefer), (2) sama-sama disukai (Indefference).
    5. Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowladge), yaitu konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya.
  • 7.2. MODEL PERILAKU KONSUMEN
    • Model perilaku konsumen menggambarkan bagaimana, proses pengambilan konsumen dalam membeli suatu barang atau jasa, termasuk didalamnya faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya.
    • Komponen inti dari model ini adalah proses pengambilan keputusan (Consumer decision making), yaitu proses mempersepsikan dan mengevaluasi informasi merek, mempertimbangkan alternatif merek dan mengambil keputusan pada suatu merek tertentu.
    • Menurut Assael (2000) pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
      1. Pribadi konsumen (The individual customer)
        • Dipengaruhi oleh kebutuhan konsurnen, persepsi, karakteristik merek, dan sikap konsumen terhadap alternatif merek yang digambarkan melalui faktor demografi seperti usia, pendapatan, jabatan, dan juga melalui faktor psikografi antara lain gaya hidup, kepribadian, sikap dan keyakinan.
      2. Faktor Lingkungan (Environmental influences)
        • Dipengaruhi oleh suatu kebudayaan yaitu berupa norma sosial (seperti norma dan nilai‑nilai sosial), face‑to‑face groups (seperti teman. anggota keluarga. dan kelompok referensi)
      3. Marketing strategi
        1. Faktor strategi pemasaran merupakan variabel‑variabel pemasaran yang terkendali yang diramu perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran.
        2. Variabel tersebut meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
        3. Variabel‑variabel tersebut umumnya disebut dengan marketing mix yang dikembangkan setelah pemasar melakukan segmentasi pasar, menetapkan pasar sasaran dan memposisikan produk.
        4. Menurut Handoko (2002) model adalah sebuah penyederhanaan gambaran dari kenyataan. Penyederhanaan ini melalui pengaturan aspek-aspek dari kenyataan dan hanya terdiri dari aspek-aspek dimana pembuat model tertarik. Tujuan utama dari model perilaku konsumen adalah, pertama untuk membantu mengembangkan teori yang mengarahkan penelitian perilaku konsumen, kedua sebagai dasar mempelajari pengetahuan yang terus menerus berkembang mengenai perilaku konsumen, sehingga   dalam mempelajari keputusan konsumen haruslah dilihat dari beberapa aspek yang mempengaruhi, baik tentang sesuatu yang digagas, karakteristik, lingkungan maupun rangsangan marketing yang ditawarkan. Konsumen dalam membuat suatu keputusan dan pengevaluasian pasca pembelian yang menggambarkan umpan balik konsumen, dimana selama melakukan evaluasi konsumen akan belajar dari pengalaman dan mungkin akan mengubah pola dalam memperoleh informasi pengevalusian merek, dan memilih merek.
        5. Pengalaman mengkonsumsi produk akan mempengaruhi secara langsung apakah konsumen akan membeli merek yang sama. Sedangkan umpan balik bagi pemasar adalah dalam bentuk data penjualan dan pangsa pasar. Namun, informasi ini tidak memberitahukan alasan konsumen membeli dan menyediakan informasi atas kekuatan dan kelemahan merek pemasar dalam situasi persaingan. Oleh karena itu, riset pemasaran juga dibutuhkan untuk menentukan reaksi konsumen terhadap suatu merek dan melakukan pembelian ulang. Dan informasi manajemen digunakan untuk merumuskan strategi pemasaran agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
    • IEU-13IEU-20
    • IEU-12
    • IEU-16
    • IEU-15
  • 7.3.Teori Perilaku Konsumen-Pendekatan Teori Nilai Guna (Utility)
    • Tingkah laku konsumen (Consumer Behavior) dapat dianalisis dengan melakukan kuantifikasi kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang.
    • Metode ini disebut dengan pendekatan Kardinal, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya.
    • Konsep nilai guna (utility) bisa menjelaskan kelemahan berupa paradok antara kegunaan suatu barang dengan harganya. Seperti telah dicontohkan tentang durian, dimana sampai titik tertentu Anda tidak mau lagi memakannya, bahkan jika buah durian itu diberikan secara gratis.
    • Hal ini menunjukkan bahwa tambahan kepuasan yang diberikan dari tiap tambahan unit barang yang dikonsumsi semakin berkurang. Inilah yang disebut Law of Diminishing Marginal Utility.
    • Menurut Sadono Sukirno, syarat yang harus dipenuhi agar konsumen dapat mencapai kepuasan maksimum atas barang yang dikonsumsinya adalah setiap Rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya.
    • Dalam menjelaskan bagaimana kurva permintaan mempunyai hubungan yang terbalik dengan harganya, atau terjadinya pergerakan sepanjang kurva permintaan akibat dari perubahan harga, serta mengapa terjadi pergeseran kurva permintaan akibat dari berubahnya faktor selain harga, dapat digunakan pendekatan nilai guna (utility). Efek pendapatan terjadi dari berubahnya harga suatu barang (naik atau turun). Jika harga barang X naik, maka tambahan kepuasan dari mengkonsumsi satu unit barang tersebut menjadi turun per harga barangnya. Hal ini menyebabkan turunnya permintaan akan barang X. Sebaliknya jika harga barang Y turun, maka tambahan kepuasan dari mengkonsumsi satu unit barang tersebut menjadi naik per harganya, sehingga permintaan akan barang Y naik.
    • Beberapa alasan yang menyebabkan suatu barang harganya menjadi mahal adalah kelangkaan dan biaya produksi. Air jauh lebih mudah didapat dari barang lain, intan misalnya. Sehingga wajar jika intan lebih mahal daripada air karena intan jauh lebih langka. Demikian juga dengan biaya produksi untuk mendapatkan air jauh lebih murah daripada biaya produksi intan.
    • Surplus konsumen terjadi jika harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap suatu barang lebih tinggi dari harga pasarnya. Surplus konsumen akan terus naik jika konsumen terus membeli produk sampai unit tertentu dan menghentikannya, karena jika diteruskan konsumen tidak akan mendapatkan surplus lagi.
  • 7.4. Teori Perilaku Konsumen-Pendekatan Kurva Kepuasan Sama
    • Indifferen Curve (IC) menggambarkan kombinasi barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya.
    • Asumsi yang digunakan untuk melakukan analisis dengan menggunakan IC adalah:
      1. Seluruh pendapatan dikonsumsikan hanya terhadap dua jenis barang;
      2. Selera konsumen tidak berubah;
      3. Terdapat kebebasan untuk memilih di antara kedua barang tersebut;
    • IC memiliki tiga sifat dasar, yaitu:
      1. Mempunyai kemiringan yang negatif atau turun dari kiri atas ke kanan bawah;
      2. IC cembung terhadap titik origin (0,0); dan
      3. IC tidak saling berpotongan.
    • Seorang konsumen akan mencoba untuk mencapai IC tertinggi yang mencerminkan tingkat kepuasan tertinggi pula. Tetapi seorang individu mempunyai keterbatasan dalam sumber dana untuk mencapainya, sehingga kurva IC yang dapat dicapainya pun terbatas. Keterbatasan ini terjadi karena tiap barang dan jasa mempunyai harga dan untuk dapat membayarnya diperlukan pendapatan. Garis kendala anggaran (Budget Line/BL) mencerminkan kendala pendapatan dan harga yang dihadapi oleh seorang konsumen pada tingkat pendapatan dan harga tertentu dari masing-masing barang.
    • Kurva kepuasan sama (IC) dan garis kendala anggaran (BL) merupakan alat untuk dapat memperlihatkan pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh konsumen. Jika BL menyinggung IC tertinggi, maka seorang konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum. Keseimbangan konsumen akan berubah jika variabel pendapatan atau harga berubah, dengan asumsi selera konsumen bersifat konstan. Jika terjadi perubahan pendapatan (naik atau turun) dengan asumsi harga barang tetap, maka IC akan bergeser. Tetapi jika harga salah satu barang berubah (naik atau turun) dengan asumsi tingkat pendapatan tetap, maka IC akan berputar. Kedua kejadian tersebut akan menyebabkan bergesernya keseimbangan konsumen dalam mencapai kepuasan maksimum. Terjadinya perubahan harga salah satu barang sementara harga barang lainnya tetap, akan menyebabkan terjadinya perputaran garis kendala anggaran (BL), sehingga keseimbangan konsumen akan berubah. Terjadinya perubahan keseimbangan ini akan memberikan kombinasi dari kedua jenis barang yang berbeda. Perbedaan yang terjadi ini terdiri dari efek substitusi dan efek pendapatan akibat dari perubahan harga.
    • IEU-20IEU-18
    • IEU-17
    • Goodluck

Tinggalkan komentar