[1] BAB I. PENDAHULUAN

  • IEU
  • MATERI POKOK BAHASAN :
    1. Latar belakang ……………………………………………………………………………………………….
    2. Permasalahan dalam Ilmu Ekonomi ………………………………………………………………..
    3. Agribisnis – Agroindustri Peternakan ………………………………………………………………
    4. Pendekatan Pemecahan Masalah IEU ……………………………………………………………….
  • BAB I. PENDAHULUAN
  • 1.1. Latar Belakang
  • Manusia sebagai makhluk Tuhan dikarunia akal, sehingga mampu mengatur kehidupannya dan hidup berdampingan untuk memenuhi kebutuhannya. Banyak kebutuhan manusia untuk hidup, antara lain kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pekerjaan, keamanan, dan keadilan.
  • Hewan, ialah binatang yang hidup di darat baik yang dipelihara maupun yang hidup secara liar dan dapat didayagunakan oleh manusia dalam wujud “peternakan” untuk dapat memberikan produksi (daging, telur, susu), lapangan pekerjaan, pendapatan, keperluan adat istiadat, agama, kesenangan/hobbi. Misalnya : “Karapan sapi “ di pulau Madura, Aduan Domba di Priangan, “Makepung Kerbau” di Pulau Sulawesi, dan Pemeliharaan Aneka ternak unggas. Tanah air Indonesia mempunyai potensi yang sangat besardalam bidang peternakan dan hewan. Karunia Tuhan tersebut wajib disyukuri dengan mendayagunakan sumber daya yang ada agar dapat dicapai manfaat yang sebesar- besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.
  • Pengembangan bidang peternakan akhir- akhir ini semakin menjadi perhatian penting karena :
    1. Adanya suatu program diversifikasi pangan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, yang mana dalam kaitan ini peternakan merupakan sumber produksi pangan berkualitas tinggi.
    2. Permintaan konsumsi masyarakat akan produk peternakan masih jauh melebihi persediaan yang ada.
    3. Usaha ternak di pedesaan mampu memberikan tambahan pendapatan dan lapangan pekerjaan bagi keluarga petani dan masyarakat.
  • Upaya mendayagunakan hewan dengan sebaik-baiknya tidaklah mudah, oleh karena itu perlu adanya suatu pengetahuan yang mantap dan berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peran Fakultas Peternakan sangat besar untuk memberikan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat agar tahu, mau, dan mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengembangan usaha ternak.
  • Berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan–Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang disebut peternakan adalah pengusahaan ternak. Pengertian ternak ialah hewan peliharaan, yang kehidupannya mengenai tempat, perkembangbiakan serta manfaatnya diatur dan diawasi oleh manusia serta dipelihara khusus sebagai penghasil bahan dan jasa yang berguna bagi kepentingan hidup manusia. Secara garis besar, bidang peternakan menyangkut aspek kesejahteraan hidup hewan, aspek teknologi, dan aspek sosial ekonomi (Zoo-techno- socio-economics). Aspek tersebut menjadi mata ajaran sebagai pengetahuan yang mantap berupa Ilmu Pengetahuan Peternakan. Ilmu tersebut minimal harus dikuasai oleh seorang yang menyandang gelar Sarjana Peternakan.
  • Mata kuliah Ilmu Ekonomi Umum diajarkan pada mahasiswa Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA) Kediri dalam semester II dengan bobot Satuan Kredit Semester (SKS) : 3 sks.
  • Mata kuliah diharapkan pada setiap Sarjana Peternakan mampu mengenal ilmu ekonomi yang pada akhirnya mampu mengkombinasikan antara prinsip-prinsip ekonomi dengan proses produksi peternakan sehingga memberikan peningkatan kesejahteraan bagi peternak serta meningkatkan derajat hidup bagi generasi-generasi yang akan datang.
  • 1.2. Permasalahan Dalam Ilmu Ekonomi
  • Setiap manusia pasti pernah yang namanya punya masalah. Baik itu masalah pribadi ataupun masalah dengan orang lain.
  • Ternyata bukan manusia saja yang memiliki masalah, Ekonomi pun memiliki masalah-masalah pokok.
  • Masalah pokok ekonomi itu terbagi menjadi dua yaitu:
    1. Menurut Aliran Klasik, yaitu masalah pokok ekonomi terdiri dari Produksi, Distribusi, dan Konsumsi.
      1. Produksi, menyangkut masalah usaha atau kegiatan mencipta atau menambah kegunaan suatu benda. Untuk mencapai kemakmuran, barang-barang kebutuhan harus tersedia ditengah masyarakat, karena masyarakat sangat heterogen, maka barang-barang yang tersedia pun sangat beragam jenisnya sehingga muncul permasalahan bagi produsen, yaitu barang apa saja yang harus diproduksi.
      2. Distribusi, menyangkut kegiatan menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen. Agar suatu barang atau jasa yang di hasilkan dapat sampai kepada orang yang tepat, dibutuhkan sarana dan prasarana distribusi yang baik.
      3. Konsumsi, menyangkut kegiatan menghabiskan atau mengurangi kegunaan suatu benda. Barang hasil produksi yang telah didistribusikan kepada masyarakat idealnya dapat dipakai atau dikonsumsi oleh masyarakat yang tepat dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang tepat pula.
    2. Menurut Aliran Modern, Ekonomi modern mengakomodasikan masalah ekonomi dalam 3 masalah pokok yaitu:
      1. Barang & jasa apa yg akan dihasilkan/diproduksi dan berapa jumlahnya (what).
      2. Bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan / diproduksi (how).
      3. Untuk siapa barang dan jasa itu dihasilkan / diproduksi (for whom).
  • Barang-jasa apa yg akan dihasilkan/diproduksi & berapa jumlahnya (what)
    1. Masalah ini menyangkut persoalan jenis dan jumlah barang / jasa yang perlu diproduksi agar sesuai kebutuhan masyarakat: apakah bahan makanan yang dipilih? apakah pakaian, tempat tinggal atau jasa lain? serta berapa banyak barang tersebut diproduksi?
    2. Karena sumber daya terbatas, masyarakat harus memutuskan barang apa yang akan di produksi (what). Sangatlah tidak mungkin untuk memproduksi semua jenis benda pemuas kebutuhan. Setelah ditentukan apa yang akan diproduksi, kemudian diputuskan berapa jumlah barang yang harus diproduksi sehingga dapat ditentukan berapa sumber daya yang dibutuhkan untuk proses produksi.
  • Bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan / diproduksi (how)
    1. Setelah jenis dan jumlah produksi dipilih, persoalan yang harus dipecahkan selanjutnya adalah: bagaimana barang tersebut diproduksi? siapa yang memproduksi? sumber daya apa yang digunakan? teknologi apa yang digunakan?
    2. How berkaitan dengan teknik bagaimana cara menghemat sumber daya untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Misalnya saja dengan menggantikan produksi manual dengan produksi secara mesin. Cara ini bisa mempercepat proses produksi, menghemat bahan mentah dan sebagainya, sehingga bisa menghemat biaya produksi dan bisa memenuhi kebutuhan lebih banyak.
  • Untuk siapa barang dan jasa itu dihasilkan / diproduksi (for whom)
    1. Setelah pemecahan persoalan bagaimana memproduksi lebih lanjut adalah: untuk siapa (for whom) barang yang akan diproduksi? siapa yang harus menikmati?
    2. Apakah barang-barang yang diproduksi tersebut akan didistribusikan menurut ukuran pendapatan, kekayaan atau kelompok tersebut di masyarakat.
  • 1.3. Agribisnis –Agroindustri Peternakan
  • Menurut Bungaran Saragih (2004) pengertian Agribisnis itu sendiri meliputi semua aktivitas sebagai suatu rangkaian sistem yang terdiri dari :
    1. Sub Sistem Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi, teknologi dan pengem-bangan sumberdaya pertanian-peternakan.
    2. Sub Sistem Produksi dan Usaha Tani – Ternak
    3. Sub Sistem Pengolahan Hasil-Hasil Peternakan
    4. Sub Sistem distribusi dan Pemasaran Hasil Peternakan.
  • Seperti halnya telaah mengenai masalah ekonomi secara umum, masalah ekonomi peternakan timbul karena adanya keinginan/kebutuhan untuk berproduksi bidang peternakan di satu pihak sedangkan pihak yang lain yaitu sumberdaya tersedia dalam jumlah yang sangat terbatas (langka).
  • Pengetahuan ekonomi produksi memberi “Landasan teoritis Mengenai Bagaimana Seorang Peternak Mengambil Keputusan Optimasi” terutama dalam hal :
    1. Bagaimana Pola Usaha Tani Bidang Peternakan secara mikro dan Pembangunan Peternakan secara makro ekonomi.
    2. Bagaimana memanfaatkan sumberdaya yang terbatas dengan suatu aktifitas produksi peternakan yang optimum untuk mendapatkan laba (profit) yang maksimum.
    3. Bagaimana mengenal demand and supply.
    4. Bagaimana mengenal Kebijaksanaan Harga dan Elastisitas Harga
    5. Bagaimana Mengenal Pasar khususnya Pasar Bidang Peternakan
    6. Bagaimana memanfaatkan pengetahuan ekonomi secara umum untuk diterapkan dalam ekonomi produksi peternakan.
  • 1.3.1. Permasalahan dalam pengembangan agribisnis (agroindustri-peternakan)
  • Lemahnya keterkaitan antar subsistem di dalam agribisnis, yaitu distribusi dan penyediaan faktor produksi, proses produksi peternakan, pengolahan dan pemasaran.
  • Berdasarkan argumentasi di atas, maka permasalahan pengembangan agri-bisnis peternakan (dan agroindustri-peternakan) pada dasarnya adalah antara lain:
    1. Kendala apa saja yang mempengaruhi pengembangan agribisnis peternakan (dan agro industri)? Identifikasi kendala ini sangat penting untuk upaya mengatasinya.
    2. Bagaimana mengintegrasikan pengembangan agribisnis (dan agroindustri) agar mampu mengangkat perekonomian pedesaan. Integrasi diperlukan untuk memper-kuat perekonomian pedesaan, baik sebagai sumber permodalan maupun untuk menciptakan potensi pasar.
    3. Bagaimana pembinaan terhadap agribisnis (dan agroindustri) agar dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat lagi.
    4. Sampai seberapa besar peran perbankan Dalam pembangunan agroindustri mengingat investasi di sektor pertanian-peternakan hanya sekitar 11% saja.
  • Agroindustri dapat diartikan dua hal, yaitu :
    1. Pertama, agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian-peternakan. Studi agroindustri pada konteks ini adalah menekankan pada food processing management
    2. Arti yang kedua adalah bahwa agroindustri itu diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian.
  • Kemudian pentingnya agroindustri sebagai suatu pendekatan pembangunan pertanian-peternakan dapat dilihat dari kontribusinya terhadap:
    1. Mampunyai kegiatan agroindustri untuk meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis;
    2. Mampunya menyerap banyak tenaga kerja;
    3. Mampunya meningkatkan perolehan devisa; dan
    4. Mampunya mendorong tumbuhnya industri yang lain.
  • Beberapa permasalahan agroindustri ini khususnya permasalahan di Dalam negeri adalah antara lain:
    1. Beragamnya permasalahan berbagai agroindustri menurut macam usahanya, khususnya kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu;
    2. Kurang nyatanya peran agroindustri di pedesaan karena masih berkonsentrasinya agroindustri di perkotaan;
    3. Kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri;
    4. Kurangnya fasilitas permodalan (perkreditan) dan jika ada prosedurnya amat ketat;
    5. Keterbatasan pasar;
    6. Lemahnya infrastruktur;
    7. Kurangnya perhatian terhadap penelitian dan pengembangan;
    8. Lemahnya keterkaitan industri hulu dan hilir;
    9. Kualitas produksi dan prosesing yang belum mampu bersaing; dan
    10. Lemahnya enterpreneurship.
  • 1.3. 2. PROPOSISI PEMBANGUNAN AGROINDUSTRI YANG BERKELANJUTAN
  • Pesatnya perubahan preferensi konsumen yang begitu cepat tersebut tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi, antara lain:
    1. Semakin baiknya tingkat kesejahteraan masyarakat
    2. Semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pangan dan gizi;
    3. Semakin baiknya tingkat pendidikan;
    4. Semakin pesatnya liberalisasi perdagangan;
    5. Semakin besarnya investasi yang semakin terbuka;
    6. Semakin globalisasinya masalah sosial ekonomi; dan
    7. Adanya arus informasi serta berkembangnya teknologi yang semakin
  • 1.3.3. Masalah dan Strategi Pembangunan Agroindustri di Asia Pasifik
  • A. KEBIJAKAN
  • Masalah/Isues KEBIJAKAN
    1. Konsentrasi pada beberapa Capital Intensive Industries
    2. Kurangnya insentif pada investasi agroindustri yang memang berisiko tinggi
    3. Kurang memadainya kebijakan fiscal
    4. Kurangnya fasilitas infrastruktur, terutama fasifitas pelabuhan laut dan udara
    5. Kurangnya dukungan kebijakan jangka panjang yang berorientasi ekspor
    6. Kurangnya dukungan kebijakan jangka panjang dalam bidang agroindustri
    7. Masih tidak bebasnya mengimpor bahan kimia dan peralatan
    8. Tidak adanya program yang jelas tentang agroindustri
    9. Adanya Instabilitas politik
    10. Kurangnya koordinasi instansi terkait
    11. Terlalu kuatnya top-down policy
  • Strategi KEBIJAKAN
    1. Melaksanakan open-door Policy
    2. Mendorong produk agroindustri mampu berkompetisi
    3. Membangun infrastruktur khususnya pelabuhan laut dan udara
    4. Memberikan insentif untuk ekspor produk agroindustri
    5. Membuat kebijakan jangka panjang pembangunan agroindustri
    6. Mendorong pembangunan agroindustri yang berkelanjutan
    7. Melaksanakan kebijakan kemudahan impor bahan kimia dan peralatan untuk agroindustri Agroindustri.
  • B. PASAR
  • MASALAH/ISSUES PASAR
    1. Keterbatasan informasi pasar
    2. Panjangnya saluran pemasaran
    3. Kurang memadainya pasar
    4. Kurangnya database tentang pemasaran produk agroindustri
    5. Kurang diketahuinya jaringan pemasaran
    6. Lemahnya kemampuan menawar dari petani-peternak
    7. Adanya fluktuasi harga.
    8. Rendahnya kualitas produk pertanian-peternakan
  • STRATEGI PASAR
    1. Memperkuat sistem informasi pasar
    2. Mendorong petani untuk memproduksi dan memasarkan produknya
    3. Memperpendek saluran pemasaran
    4. Memperkuat pasar domestik
    5. Mendorong agroindustri berperan di pasar internasional
    6. Membangun market data-base
    7. Memperkuat sistem informasi pasar
    8. Membangun pusat-pusat pemasaran
    9. Mempromosikan quality certification scheme
  • C. KEUANGAN
  • MASALAH/ISSUES KEUANGAN
    1. Kurangnya kredit bagi produsen
    2. Tingginya bunga bank
    3. Kurang diketahuinya nilai tukar mata uang
    4. Kurangnya Perbankan yang mengkhususkan  diri pada agroindustri
    5. Rumitnya prosedur perolehan kredit
  • STRATEGI KEUANGAN
    1. Mendorong perbankan untuk memberikan kredit agroindustri
    2. Melaksanakan kemudahan pemberian kredit murah agroindustri
    3. Mengusahakan bunga bank untuk agroindustri retatif rendah
    4. Membangun bank yang khusus bergerak di sektor pertanian atau agroindustri
    5. Menempatkan lebih banyak lagi ahli-ahli pertanian atau agroindustri di perbankan dan mempermudah prosedur perolehan kredit
  • D. INFRASTRUKTUR
  • MASALAH/ISSUES INFRASTRUKTUR
    1. Kurang memadainya infrastruktur (jalan, komunikasi air dan listrik)
    2. Kurangnya koordinasi instansi yang menangani  infrastruktur
    3. Rendahnya infrastruktur fisik
    4. Kurangnya fasilitas gudang
  • STRATEGI INFRASTRUKTUR
    1. Meningkatkan koordinasi pembangunan infrastruktur
    2. Meningkatkan anggaran untuk membangun infrastruktur
    3. Meningkatkan kualitas infrastruktur fisik
    4. Membangun fasilitas gudang
  • E. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
  • MASALAH/ISSUES PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
    1. Kurang tersedianya dana untuk R&D di bidang agroindustri
    2. Kurangnya fasilitas penelitian
    3. Rendahnya insentif penelitian
    4. Kurangnya teknologi prosesing dan pengemasan
    5. Kurangnya tenaga peneliti
  • STRATEGI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
    1. Meningkatkan biaya R&D
    2. Mengembangkan teknologi tepat guna untuk mengembangkan agroindustri skala  kecil
    3. Mengembangkan diversifikasi teknologi
  • F. KETERKAITAN
  • MASALAH/ISSUES KETERKAITAN
    1. Kurangnya keterkaitan ke belakang (backward linkages)
    2. Kurang keterkaitan dengan kebutuhan konsumen
    3. Kurangnya promosi
  • STRATEGI KETERKAITAN
    1. Meningkatkan keterkaitan antara produsen dan prosesor
    2. Meningkatkan pelayanan untuk koordinasi antara produsen, pemakaian jasa dan peneliti
    3. Meningkatkan keterkaitan antara produsen dan konsumen
    4. Membuat perwilayahan komoditi
  • G. PRODUKSI DAN PROSESING
  • MASALAH/ISSUES PRODUKSI DAN PROSESING
    1. Rendahnya produktivitas
    2. Rendahnya kualitas produk
    3. Kurangnya perhatian terhadap prosesing dan kemasan
    4. Kurangnya diversifikasi produk
  • STRATEGI PRODUKSI DAN PROSESING
    1. Meningkatkan produktivitas melalui penggunaan teknologi (isu jaringan varietas-strain unggul, dll)
    2. Meningkatkan kualitas produk dan prosesing
    3. Memperhatikan pentingnya prosesing
    4. Melaksanakan diversifikasi produk
  • H. LAIN-LAIN
  • MASALAH/ISSUES LAIN-LAIN
    1. Kebijakan politik yang tidak stabil
    2. Kurangnya keterampilan
    3. Kurangnya jiwa enterprenership
  • STRATEGI LAIN-LAIN
    1. Meningkatkan kebijakan pembangunan agroindustri  yang stabil
    2. Melaksanakan penataran keterampilan
    3. Meningkatkan keterampilan enterpreneurship
  • IEU-1
  • 1.3.4. Beberapa variabel yang perlu diketahui dari para pesaing antara lain adalah:
    1. Macam produk yang dihasilkan;
    2. Strategi penentuan harga
    3. Volume produksi yang dihasilkan dan yang dijual;
    4. Pasar dan pangsa(sliare) yang dikuasai;
    5. Strategi product mix;
    6. Cara pemasarannya; dan
    7. Cara distribusi produk dan strategi promosinya.
  • Beberapa kata kunci yang perlu diperhatikan dalam pembangunan agroindustri yang berkelanjutan tersebut, yaitu:
    1. Dari aspek produksi diperlukan tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu (yang berkelanjutan). Untuk itu prinsip-prinsip pembangunan. Pertanian-Peternakan yang berkelanjutan perlu dipahami;
    2. Dari aspek konsumsi diperlukan kemampuan merespon perubahan permintaan masyarakat dan perubahan para pesaing;
    3. Dari aspek distribusi diperlukan kemampuan berkompetisi; dan
    4. Dari aspek manajerial diperlukan kualitas sumber daya manusia yang tangguh.
  • IEU-2
  • 1.3.5. Empat aspek yang mendesak untuk diperhatikan dalam pembangunan agroindustri yang berkelanjutan yaitu:
    1. Dari aspek produksi diperlukan tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinyu;
    2. Dari aspek konsumsi diperlukan kemampuan merespon perubahan permintaan masyarakat dan perubahan para pesaing (competitors);
    3. Dari aspek distribusi diperlukan kemampuan berkompetisi; dan
    4. Dari aspek manajerial diperlukan kualitas sumber daya manusia yang tangguh.
  • 1.3.6. AGROINDUSTRI DAN MANAJEMEN STOCK UNTUK BAHAN BAKU
  • Tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu bagi suatu usaha agroindustri adalah amat penting karena hal-hal antara lain sebagai berikut:
    1. Produk usaha pertanian maupun adalah musiman dan karenanya diperlukan manajemen stock yang baik.
    2. Produk usaha pertanian dan peternakan adalah bersifat lokal dan spesifik dan karenanya diperlukan perencanaan pengadaan bahan baku secara baik.
    3. Harga produk pertanian umumnya adalah berfluktuasi. Oleh karena itu diperlukan stock yang cukup agar tidak terjadi pembelian bahan baku yang berulang-ulang pada harga yang tidak pasti.
    4. Mesin pengolahan akan berjalan efisien kalau digunakan terus sampai diperoleh pemakaian yang efisien. Oleh karena itu bahan baku harus tersedia setiap saat manakala bahan baku tersebut diperlukan.
  • Management stock berarti mengadakan pembelian kemudian menyimpannya di gudang untuk sementara waktu, sebelum bahan baku tersebut digunakan.
  • Dalam melakukan penyimpanan bahan baku hendaknya diperhati­kan hal-hal antara lain sebagai berikut:
    1. Bahan baku dari produk pertanian adalah sering bersifat segar (perishable) dan karenanya sangat rawan untuk disimpan dalam waktu yang relatif lama.
    2. Bahan baku produk pertanian bersifat bulky (volume besar tetapi nilainya kecil). Ini memerlukan tempat yang luas atau yang besar dan ini berarti biaya penyimpanan menjadi agak mahal
    3. Dalam melakukan management stock, hendaknya dilakukan teknik first in, first out untuk menjaga agar barang yang disimpan tidak rusak (bahan yang masuk lebih awal sebaiknya dikeluarkan lebih awal pula).
    4. Dalam management stock untuk produk-produk pertanian yang dipakai sebagai bahan baku agroindustri ini, hendaknya harus sudah diketahui berapa lama produk tersebut harus disimpan di gudang. Sebab penyimpanan yang terlalu lama yang melebihi daya simpan, maka produk tersebut akan rusak.
    5. Manajer gudang atau manajer pembelian produk pertanian tersebut harus mengenal betul proses pengolahan produk agroindustri. Sehingga hal ini akan mempengaruhi manajemen bahan baku.
  • Pembelian bahan baku dapat dilakukan oleh pihak lain kalau perusahaan tidak dapat mencukupi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
    1. Melakukan pembelian di dalam negeri; dan
    2. Melakukan impor.
  • Untuk melakukan pembelian bahan baku didalam negeri dapat dilakukan secara :
    1. Melakukan kontrak pembelian dengan petani atau pihak lain.
    2. Melakukan kerja sama pengadaan bahan baku melalui prinsip-prinsip partnership seperti kerja sama dengan teknik PIR (Perusahaan Inti Rakyat) atau BAA (Bapak Anak Angkat).
    3. Melakukan pembelian langsung
  • Beberapa kunci keberhasilan kerja sama adalah karena faktor antara lain:
    1. Saling membutuhkan;
    2. Saling memegang teguh prinsip-prinsip kerja sama yang saling disepakati; dan
    3. Saling terbuka satu sama lain
  • 1.3.7. AGROINDUSTRI DAN DINAMIKA PERMINTAAN PASAR
  • Konsumen adalah sangat responsif dengan dinamika permintaan pasar, disebabkan karena berbagai hal, antara, lain:
    1. Meningkatnya pendapatan konsumen.
    2. Meningkatnya tingkat pendidikan konsumen baik pendidikan formal maupun non-formal.
    3. Meningkatnya pengetahuan masyarakat konsumen terhadap produk industri; menyebabkan banyak pilihan yang akan dibeli.
    4. Semakin meningkatnya informasi tentang produk agroindustri baik melalui media cetak (majalah dan koran) dan media elektronik
    5. Semakin murahnya harga barang pada kuantitas dan kualitas yang sama yang disebabkan karena banyaknya produsen .
  • Konsumen adalah sangat responsif dengan dinamika permintaan pasar, disebabkan karena berbagai hal, antara, lain:
    1. Meningkatkan sales baik dilihat dari volume penjualan maupun jumlah nilai penjualan. Sasarannya adalah bahwa sales harus melebihi target yang telah ditentukan.
    2. Meningkatkan keuntungan perusahaan .
  • Cara monitoring dan evaluasi terhadap persepsi konsumen sebaiknya dilakukan secara rutin tiap tiga bulan, enam bulan atau setahun (12 bulan) sekali antara lain dengan cara:
    1. Rapid Appraisal Assessement (penilaian secara cepat dengan cara mengambil beberapa contoh atau sampel); kemudian ditanyakan persepsinya terhadap barang yang mereka konsumsi; dan
    2. Sampling Assessement (penilaian dengan melakukan pengambilan contoh). Ini berarti perusahaan agroindustri melaksanakan penelitian.
  • Dalam banyak penelitian pemasaran (termasuk faktor penyebab perubahan persepsi konsumen), maka perlu diteliti beberapa variabel lingkungan pemasaran, antara lain sebagai berikut:
    1. Adanya perkembangan ilmu dan teknologi.
    2. Adanya perkembangan politik.
    3. Adanya perubahan kebijakan pemerintah;.
    4. Adanya perkembangan sosial ekonomi konsumen.
    5. Perkembangan hal-hal yang lain antara lain aspek psikis, sosial, ekonomi dan sebagainya .
  • Proses pengambilan keputusan untuk membeli suatu barang memang memerlukan tahapan-tahapan yaitu:
    1. Tahap, ingin membeli;
    2. Tahap mencari informasi sebelum konsumen membeli;
    3. Tahap memberikan evaluasi terhadap informasi yang telah didapat;
    4. Tahap, keputusan untuk membeli; dan.
    5. Tahap melakukan evaluasi terhadap barang yang akan dibeli .
  • Perilaku konsumen dipengaruhi oleh banyak hal, namun yang paling berpengaruh adalah variabel-variabel sebagai berikut:
    1. Perilaku konsumen;
    2. Karakteristik individu;
    3. Kaitan interpersonal;
    4. Karakteristik organisasi; dan
    5. Karakteristik lingkungan .
  • Faktor pendukung amat berpengaruh dalam perilaku konsumen membeli suatu barang. Banyak hal yang dapat dikategorikan kegiatan pendukung yaitu antara lain:
    1. Tersedianya informasi pasar;
    2. Identifikasi parameter-parameter ekonomi;
    3. Tersedianya infrastruktur;
    4. Dan sebagainya.
  • 1.3.8. Identifikasi Produk
  • Identifikasi terhadap barang yang diproduksi dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu:
  • A. Produk fisik
    1. Kaitannya dengan bentuk fisik produk agroindustri.
    2. Kaitannya dengan tempat penyimpanan
    3. Kaitannya dengan lama simpan
    4. Kaitannya dengan kemasan.
  • B. Harga per unit
    1. Berapa harga per unit.
    2. Harga berkaitan dengan ukuran; kualitas, daya tahan, kemasan dan sebagainya.
  • C. Lokasi di mana produk dipasarkan
    1. Dalam segmentasi pasar dikenal segmentasi berdasarkan lokasi.
    2. Lokasi yang mudah terjangkau.
  • D. Promosi
    1. Kegiatan promosi yang intensif perlu dilakukan.
    2. Kegiatan promosi yang lebih efektif.
  • 1.3.9. RUANG LINGKUP AGRIBISNIS
  • Selama REPELITA  berlangsung, telah diakui bahwa sektor pertanian masih memegang peranan penting karena:
    1. Sektor pertanian masih menyumbang sekitar 22,3% dari produk domestik bruto, pada tahun 1989.
    2. Sector pertanian masih mampu menyediakan ± 54% dari angkatan kerja yang ada.
    3. Sector pertanian mampu menyediakan keragaman menu pangan.
    4. Sector pertanian mampu mendukung sector industri.
    5. Ekspor hasil pertanian yang semakin meningkat menyumbang devisa yang besar.
  • Bagi Indonesia, agribisnis berkembang dan berprospek cerah karena kondisi daerah yang menguntungkan antara lain:
    1. Lokasinya berada di garis khatulistiwa yang menyebabkan sinar matahari yang cukup bagi perkembangan sector pertanian
    2. Lokasi Indonesia berada di luar zone angin taifun.
    3. Keadaan sarana dan prasarana seperti DAS, tersedianya bendungan irigasi, dll.
    4. adanya kemauan politik pemerintah yang masih menempatkan sector pertanian menjadi sector yang mendapat prioritas.
  • Hambatan-Hambatan dalam pengembangan agribisnis di Indonesia terletak pada berbagai aspek, antara lain :
    1. Pola produksi pada beberapa komoditi pertanian tertentu terlektak dilokasi yang terpencar-pencar.
    2. Sarana dan prasarana khususnya di luar jawa terasa belum memadai
    3. Biaya transportasi lebih tinggi
    4. Sering dijumpai adanya pemusatan agroindustri yang terpusat di kota-kota besar.
    5. System kelembagaan terutama dipedesaan terasa masih lemah.
  • A.  ASPEK PEMASARAN HASIL PERTANIAN-PETERNAKAN
  • Barang Pertanian-Peternakan umumnya dicirikan oleh sifat:
    1. Diproduksi musiman / tidak kontinyu (Hortikultura), Ayam Potong (Peternakan)
    2. Selalu segar (Produk Mentah)
    3. Mudah rusak/Mudah Pecah
    4. Jumlahnya banyak tetapi nilainya relatif sedikit
    5. Lokal dan spesifik. (tandart Food safety belum terpenuhi)
      • Contoh : Ada telur Palembang, Telur Sukabumi dan Telur Jawa Timur.
  • Lima Factor yang penyebabkan pemasaran itu penting yaitu:
    1. Jumlah produk yang dijual menurun
    2. Pertumbuhan penampilan perusahaan juga menurun
    3. Terjadinya perubahan yang diinginkan konsumen
    4. Kompetisi yang semakin tajam; dan
    5. Terlalu besarnya pengeluaran untuk penjualan.
  • Untuk komoditi pertanian-peternakan, maka pemasaran sangat ditentukan oleh aspek sebagai berikut:
    1. Kebutuhan yang mendesak
    2. Tingkat komersialisasi produsen (petani)
    3. Keadaan harga yang menguntungkan
    4. Karena peraturan
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor
    1. Harga internasional
    2. Nilai tukar uang
    3. Kuota ekspor-impor
    4. Kebijaksanaan tariff dan non tariff.
  • IEU-3
  • Tiga Unsur Pokok dalam Struktur Proses Komunikasi Pemasaran.
    1. Pelaku Komunikasi (Produsen, Konsumen, distributor)
    2. Material Komunikasi (sarana dan prasarana)
    3. Proses Komunikasi (Cara meyakinkan konsumen)
  • 1.4. Pendekatan Pemecahan Masalah Ilmu Ekonomi Umum (IEU)
  • Tiga masalah utama dalam Ilmu Ekonomi Umum dan Produksi didekati dengan memberikan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) untuk satu semester agar mahasiswa mampu berpikir taraf 2 (mengenal dan mengetahui).
  • Dalam SAP, secara rinci disebutkan mengenai Pokok Bahasan, Tinjauan Instruksional Umum (TIU), Tinjauan Instruksional Khusus (TIK), Kegiatan Pengampu dan Mahasiswa, serta peralatan yang digunakan termasuk diktat teori.
  • Kemantapan pengetahuan mahasiswa tentang Pengantar Ilmu Ekonomi dievaluasi dengan umpan balik dan tugas terstuktur, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester dengan pedoman “Pedoman Acuan Normal” : PAN.
  • Keterkaitan setiap pokok bahasan mata kuliah Ilmu Ekonomi Umum untuk mengenal dan mengetahui dibuat bagan seperti  Gambar 1. Pengetahuan Ilmu Ekonomi Umum
  • IEU-4
  • Pertanian Unik-18Penutup-001

Tinggalkan komentar